EP. 1 : 뺏지! (I Got Him!) (1)

895 55 6
                                    

Kelima siswa tauladan-

Gak ding aowkaowk canda. Mereka bandel guys.

Ya katakanlah macak bandel lah.

Ngudud ae ra wani.

Anggep aja bagus ya.

Kelima siswa favorit kita yang tampan tengah berkumpul di kantin, sibuk menikmati es teh masing-masing. Ada yang tinggal separuh, ada yang terlihat seolah penuh tak tersentuh, ada juga yang kehilangan semua esnya.

Emang yang satu maniak es batu. Kreyes-kreyes gitu katanya.

Tiba-tiba saja, tanpa ada petir angin hujan Atta Halilintar, Jay berucap seenak jidat.

"Rick kalo kamu bosen coba PDKT-in salah satu murid yang ada di kantin ini." Tantangnya.

"Ricky gak bakal mau." Elak Hiroto mewakili sang pemuda blonde.

"Dengerin tuh Hiroto. Aku gak suka mainin perasaan orang." Dukungnya.

"Aku bosen atuuuh..." Rengek Jay sambil menelungkup di meja. "Kalo bisa, cowok, ya?" Tiba-tiba saja ia kembali duduk tegak, memperlihatkan wajahnya yang berseri.

"Maksud??" Brian menolehkan kepalanya yang mungil. Ditatapnya lelaki berdarah campuran itu-yang kini tak merasa berdosa sedikitpun.

"Maksud Jay biar gak zina gitu?" Tanya Ollie sebelum ia mencuri sebongkah es batu dari gelas Ricky. Ricky sendiri sudah maklum kesukaan adik kelasnya itu, maka dia membiarkannya.

"Oh, iyaaa~ bener juga~" Jay mengangguk-angguk.

"Gitu, ya?" Di luar prediksi, Ricky malah mempertimbangkannya. Iapun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin.

"Aku tau tipe kak Ricky-ganteng-Shen gimana. Aku bilang gini juga sudah liat-liat isi kantin, ya." Jay menumpukan dagu pada telapak tangannya. "Namanya kakak aja udah kedengeran ganteng. Apa sih yang gak buat kak Ricky?"

"Alttha." Bisik Brian pada Jay.

"Eh iya, as*."

"Amankan Hiroto." Bisik Ollie pada Jay.

"Eh, iya anj*ng!" Brian membelalakkan matanya.

"Aku udah nemu." Ricky berdiri dari duduknya dan berjalan pergi. Ini Ricky bodoh banget sampe mau-mau aja disuruh atau apa ya...? Bosen beneran kali ya?

Eh tapi kalo Ricky nggak polah gini kan author gak bakal ngetik hari ini.

Hehe.

"Emang tipe abang tuh yang kek gimana?" Ollie menatap Brian dan Jay bergantian. "Tipe cowok-ih geli asem. Ah! Pokoknya selera dia kek gimana?"

"Hmm. Ekhem. Mata bulat yang berkesan sayu namun bertabur bintang, hidung mungil yang kissable, juga bibir sempit dan kecil. Tipe cantik kelinci. Tinggi badan juga jangan sampe mbalepin si Ricky. Ya, yang satu ini gak tau lagi, ya. Jingxiang aja berasa titan. Nah. Dan juga jangan lupa. Harus. Murni. Berdarah. Asia. Makanya kamu ke-elim, Ollie." Jay menjawab dengan rinci, berusaha mendeskripsikan Hiroto. Lelaki berdarah Jepang itu tidak sadar tengah dibahas-bahkan ia terus saja meminum es tehnya dengan nikmat. "Pokoknya ga cukup muka manis doank."

"Aku manis?" Ollie menunjuk dirinya sendiri. Tatapan matanya menyiratkan keterkejutan dan rasa tidak terima.

"Aku pedes." Sahut Jay kesal.

"Pake pomed kek gini manis? Slicked back gini?? Gastby diskonan ini bro!"

"Emang itu faktanya! Kamu kan bukan Ricky yang mau pake poni halus pun tetep keliatan sangar!"

"Asem!" Ollie menghempaskan tubuhnya untuk bersandar. Iapun melipat lengannya dan menekuk wajahnya.

Tambah manis cil.

"Look at him." Jay berkata sambil cekikikan. "Menolak jati dirinya."

"Gak usah ngompor!!"

"Eh b*ngsat tadi kamu bilang kissable ya?" Brian memukul bahu Jay asal.

"Iya, ya!" Jay sendiri membelalakkan matanya. "Aku bilang gitu, ya?! Ih beeego!!"

"IH jiiijay!"

"Kissable? Apa itu?" Tanya Hiroto tanpa terduga.

"Murah cium." Sahut Ollie asal.

"Murah cium pantatmu. Maksudnya itu kayak mengundang untuk dicium, kak. Sungguh sangat pantas dicium." Jelas Jay sambil menatap Ollie sinis. Gak kebalik, ya? Harusnya peran mereka dituker gak tuh.

Oke skip in 3, 2, 1.

"Woy kak Ricky gimana nih." Ollie berdiri dan mencari-cari keberadaan lelaki yang ia sebut. Ketiga siswa yang lainnya juga ikut mencari.

"Arah jam lima!!" Sahut Jay.

"Jam satu!!" Balas Ollie. Bagaimana jawaban mereka tidak berbeda? Jay sendiri memunggungi arah perginya Ricky.

"Udah kuduga." Itu suara Brian, mengomentari Ricky yang sudah mengunci targetnya. "Cowok manis berdarah murni Asia."

"Ollie jangan sedih, ya?"

"Jadi orang jan ngadi-ngadi ya Jay!!"

Sementara itu, tak jauh tapi lumayan jauh dari mereka.

Karep'e lho.

Ricky benar-benar telah mengunci targetnya. Lelaki manis yang ia tuju tidak jauh darinya. Tanpa basa-basi, ia langsung mengutarakan maksud kedatangannya.

"Mau gak jadi baby boy-ku?" Tanyanya dengan nada cool. Iapun tidak lupa untuk menginvasi sedikit teritori sang 'mangsa'-menguarkan dominasi dan impact dari kehadirannya yang karismatik. Ia melakukannya dengan menumpukan tubuh pada satu tangan di meja makan mereka.

Saat mata mereka bertemu, keheningan pun tercipta. Dua lelaki lain yang menemani si manis tercengang mendapati kehadiran si kakak kelas tak tahu malu itu.

"Mau." Sahut si manis.

BABE...? ㅣ RICKY SHEN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang