EP. 28 : SHEN'S WONDERLAND (7) (Dream Guy)

131 8 6
                                    

"Tapi jujur aja nggak ada yang menarik dari aku."

Oh, Kim Taerae, sungguh, kau nyaris saja memancing bencana!

Lebih tepatnya banjir, sih. Banjir afeksi. Karena semua penghuni kosan mencintainya.

"Ih, ngomong apa sih kamu? Ceritain aja apa yang kamu pikirin! Kita ndengerin, kok." Ujar Hao, bermaksud memberi dukungan, dan yang lain mengangguk bersamaan.

Maksudnya tuh gini. Kan author udah bilang kalo mereka semua pada cinta sama Taerae. Itu karena dia bener-bener contoh manusia terbaik yang pernah menapakkan kaki di kosan Shen. Dia tuh nggak ribut, nggak ngerepotin, bisa jaga sikap, sabar, tau diri, sopan santun, tata krama bagus, nduwe unggah ungguh dan pokoknya segala hal yang mantep, lah! Dan yang paling penting, dia ganteng.

Banget.

Seakan-akan, kalo beberapa penghuni kos disurvei tentang bagaimanakah idealnya potret seorang lelaki (atau bahkan pacar/suami/pasangan hidup) itu ya Kim Taerae. Dia itu sudah bukan sekedar lelaki yang kamu sukain terus kamu lupain setelah beberapa saat. Bukan. Dia itu jenis laki-laki yang dari senyumannya aja bisa bikin kamu mbayangin masa depan indah berbunga-bunga dan membangun keluarga bahagia dengan anak-anak yang menggemaskan dan menua bersama di pemukiman permai di pinggiran kota. Author cuman copy paste omongannya Hao yang mulai belibet macem Hanbin, tolong rahasiain, harusnya ini berkas negara.

Ayo dengerin Taerae dan suaranya yang manis banget kek terang bulan.

Eh, gak bisa ya.

"Taerae bisa nyanyi." Celetuk Matthew. Lumayan, kan, buat topik?

"Ooh, oke, bakal aku akuin kamu bisa nyanyi kalo kamu bisa bikin lagunya Astrid itu jadi enak---apa judulnya, oh! 'Tentang Rasa'?" Ricky mengingat-ingat masa di mana Jay suka menyanyikan lagu jadul di saat-saat random. Tentu ia tak bermaksud menghina artis manapun, karena raut penuh protes dari Taerae membuatnya panik. "Bercanda, bercanda---"

"Dapatkah selamanya kita bersama~?" Taerae menyanyikan satu baris liriknya secara anggun dan effortless, dengan telunjuknya yang mengarah ke Ricky dan raut tak terima.

"Eh, enak woy! Lanjutkan, donk--"

Taerae tak menghiraukan permintaan Ricky dan menggeleng. "Namaku Kim Taerae, umurku delapan belas kayak Gyuvin, dan MBTI-ku tipe INFJ." Taerae berhenti sejenak karena tertawa manis. Hao dan Jiwoong dan Gunwook hampir saja melompat dari tempat masing-masing buat nguyel-nguyel pipinya. Itu pencapaian yang sampai sekarang baru bisa diraih Gunwook, si roommate. "Maaf, ya... aku introvert akut."

Jiwoong sekilas mengerutkan alisnya, "Kenapa minta maaf?"

"Ya..." Sekali lagi, Taerae tertawa dengan manis. Kira-kira boleh gak sih nerkam ni orang terus dimasukin karung? Yang bersih lho ya. Dan kalo bisa yang dalemnya berbulu kek selimut. Jangan goni yah ntar gatel. "Aku sebenernya pengen kenal deket sama kalian semua, cuman aku orangnya pemalu banget, jadinya cuma bisa senyum atau nongkrong dikit-dikit. Aku takut kalo misalkan aku keseringan gabung tapi gak nimbrung malah jadi gangguan."

Tentu aja dia bukan gangguan, dia kan Kim Taerae. Penjelasan spesifiknya tuh Taerae kek indoor plant; mempercantik dan menghijaukan pemandangan dan menghasilkan oksigen.

"Kamu tau betul kami semua nggak setuju." Gunwook mengusap pelan bahu Taerae yang lemas. Bahkan raksasa itu menjelma jadi softie kalo nempel sama roommate-nya.

Taerae pun mulai mengumpulkan kepercayaan dirinya. Sebelum ini dia yakin dia gak punya apapun soal dirinya yang menarik buat dibahas, tapi syukurlah sekarang dia punya ide.

BABE...? ㅣ RICKY SHEN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang