EP. 23 : SHEN'S WONDERLAND (2) ("Yujin... noona??")

143 11 2
                                    

Hehe gini ini enaknya fanfic tanpa plot yang jalan per episode seolah-olah gak saling berhubungan (padahal beberapa saling berhubungan, yee), soalnya mau fast forward seberapa lama ntar terserah aku mau balik masa SMA lagi ga masalah sama sekali >:) *tertawa jahat seperti gunuk*


.
.
.

Cukup lama kemudian (hitungan tahun),...

"Selamat malam, semuanya." Jiwoong mengedarkan sorot pandangnya ke arah delapan orang penghuni kos yang tersebar di seluruh penjuru ruang televisi---mengunci kontak mata dengan beberapa dari mereka. Ada yang duduk di sofa, juga ada yang duduk selonjor di lantai---eh, naik lagi ke sofa. Sesaat sebelum melanjutkan kalimat sambutannya, ia menyunggingkan senyuman tipis yang memikat juga sedikit mendebarkan. Alhasil, ia membuat dua atau tiga lelaki yang menyaksikannya terkagum, bahkan tersipu. "Sebelumnya terima kasih karena sudah meluangkan waktu istirahat kalian yang berharga. Syukur-syukur kita bisa berkumpul malam ini untuk memperkenalkan diri, agar kita dapat mempererat tali persaudaraan satu sama lain. Terima kasih juga untuk Ricky Shen,..."

"Oh!" Ricky terhenyak sedikit ke belakang, membuat Yujin cekikikan. Itu karena Ricky yang terang-terangan terkejut adalah fenomena langka. "Ya?"

"Aku yakin kamu bisa ngarahin acara kecil-kecilan kita, tapi terima kasih sudah percaya sama aku. Aku bakalan berusaha keras, oke?"

"Iya!" Ricky tersenyum lebar dan mengangguk. Ia sendiri yang memilih dan meminta Jiwoong untuk menjadi MC, karena selain parasnya yang memikat, dan nampaknya bisa mengontrol suasana (terjemahan : bikin anak-anak yang tadinya umek jadi anteng), umurnya juga ternyata yang paling tua di antara mereka semua.

"Oke! Salam hangat dariku! Kalian sudah tahu namaku, tapi untuk formalitas, aku Kim Jiwoong dan umurku dua puluh tiga tahun. Aku nggak bakal mengekspos terlalu banyak karena itu buat nanti, ya?" Jiwoong mengedarkan pandangannya sekali lagi, dan mendapat respons antusias dari dua anak laki-laki yang duduk di sofa paling pojok. "Untuk urutannya, aku punya undian yang isinya angka, yang sudah aku bagikan untuk kalian semua. Nanti sesuai nomornya, silahkan memperkenalkan diri dengan bantuan formulir singkat yang juga sudah kalian isi sebelum ini. Sebenarnya mungkin terlalu singkat buat disebut formulir, ya? Intinya, untuk mempermudah, sampaikan dulu apa yang kalian tulis sebelum detail lainnya, oke?"

"Ndak mau!" Itu suara seorang bocah yang baru-baru saja bergabung. Kalau Jiwoong tak salah, anak itu baru saja lulus SMA. Berkat kedatangan anak itu, kosan Ricky akhirnya penuh.

Jiwoong hanya terkekeh, karena anak satu lagi yang duduk di sebelahnya memberi balasan dengan bisikan mesra berbunyi 'bacot' yang malah terdengar untuk semua. Sebagai reaksi, yang lain hanya menatap sekilas dengan ekspresi berbeda-beda.

"Emang Upil banyak bacot." Yujin berkata sendiri.

"Emmh, baik! Nomor undiannya silahkan dibuka, ya?" Jiwoong menegur Yujin yang duduk di sebelahnya dengan tepukan di lutut. Yujin saja sampai tersentak karenanya. Namun kemudian, ia juga membuka kertas undiannya seperti yang dilakukan para penghuni lain.

"Siapa yang nomer satu?" Yujin mengedarkan pandangannya. Beberapa memberi jawaban tidak secara verbal dan beberapa yang lain hanya menggeleng atau menunjukkan nomor undian mereka. Itu artinya...

"Oh, aku yang pertama." Jiwoong menunjukkan nomor undiannya dan terkekeh. Alhasil, yang lain menjadi tertular senyumannya. Rasanya seakan-akan Jiwoong memiliki kekuatan magis yang menghipnotis.

"Iyakk, Jiwoong-hyung, shilahkannn!!" Sekali lagi, bocah berisik yang duduk di pojokan membuka suara.

Jiwoong hanya tersenyum gemas sebelum memperkenalkan diri. "Hai semua, namaku Kim Jiwoong, umurku dua puluh tiga tahun. Aku adalah tipe ESFP, dan statusku sekarang adalah pekerja di hotel J yang jaraknya cuma lima menit dari sini,... sebagai kru service resmi di area restorannya, sudah satu setengah tahun, sementara aku gabung di kosan Ricky Shen sejak dua tahun lalu dan bertahan tanpa roommate. Aku perlu kamar sendiri karena sensitif dengan suara, maka aku meminta maaf karena tidak bisa berbagi kamar. Namun, selama aku belum tidur, kalian boleh bergabung, kok! Sedikit TMI, omong-omong, aku nggak bisa bahasa Inggris. Semua materi perhotelan yang aku pelajari kebanyakan masuk, kecuali bahasa Inggris,... yah, sayangnya. Ada yang mau memberitahu kesan pertama buat aku?"

BABE...? ㅣ RICKY SHEN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang