EP. 8 : SEBELUM YUJIN (1)

307 23 0
                                    

Ingatkah kalian soal deep talk yang sekilas disebut di extra chapter satu? Di sini kita akan membongkar topik utamanya, yaitu diri seorang Ricky Shen sebelum menemukan Han Yujin! :D

Katakanlah image yang kalian dapat dari Ricky sejak bab satu adalah lelaki karismatik, cool, well-composed, namun juga polos dan agak naif... (terjemahan : kepribadian satu dimensi)

Nah, setelah ini akan kita bahas pritilan kehidupannya dahulu.

Ingatkah soal adik angkat Ricky? Ma, eh, Shen Jingxiang?

Anak itu adalah anak angkat yang diasuh pasangan Shen, mereka menjemputnya dari panti asuhan, dan alasan utamanya adalah Ricky kecil yang menginginkan sosok adik sedangkan kondisi sang ibu diduga terlalu beresiko jika hendak hamil anak kedua.

Memang benar dulu Ricky dan Jingxiang sangat dekat ketika kecil, namun seiring berjalannya waktu, Ricky menumbuhkan rasa cemburu yang... katakanlah klise. Saat Jingxiang hanya ingin menjadi seorang anak yang tidak membebani (dengan cara tekun belajar dan meraih nilai tinggi), di saat itu juga Ricky merasa atensi orangtuanya terlimpah kepada si anak angkat. Sebab itu, Ricky menunjukkan pemberontakan yang akhirnya membuatnya nampak seperti bad boy.

Tapi tenang, aslinya Ricky anaknya gak berani terlalu aneh-aneh kok. Ngudud ora, tawuran yo ora onok musuh'e. Mek senengan'e bolos karo ngetreng titik ae.

Sebenarnya Jingxiang memiliki pola pikir sederhana. Sebagai anggota keluarga tambahan, ia sekedar tidak ingin membuat repot orangtua angkatnya. Dengar-dengar, ia ditinggalkan di panti karena keluarga kandungnya tidak sanggup merawatnya,... in every considerable aspects.

Maka dari itu, wajar jika Jingxiang ingin menuntaskan sekolahnya dengan baik, bukan? Ia tahu ia dirawat oleh keluarga yang terlampau mampu, tetapi bukan berarti itu kesempatan berfoya-foya. Rencananya hanya satu; lulus SMA dan segera mencari pekerjaan sendiri supaya ia tak lagi merasa seperti sebuah beban.

Beban?

Tentu, pasangan Shen pun terlampau baik padanya. Hanya satu orang yang membuatnya merasa seperti itu.

Ricky.

Kakak yang dulunya ia kagumi mulai berubah sejak keduanya menduduki bangku SMP. Bentuk-bentuk pem-bully-an yang dilakukan Ricky anggap saja tidak terlalu berat, namun cukup membekas. Karena jika dikategorikan 'bercanda' pun Jingxiang tetap merasa tak nyaman dan terintimidasi.

Puncaknya adalah ketika SMA; baru-baru ini. Jingxiang saat itu mulai menyadari alasan kejanggalan pada tubuhnya. Sejak dulu, ia seringkali kesulitan bernapas dan mudah kelelahan. Itulah gejala penyakit jantung keturunannya. Tetapi karena mindset 'jangan jadi beban'-nya sudah merasuk ke tulang-tulang, ia sama sekali tak pernah mengungkitnya pada siapapun. Dipikirin aja udah geleng-geleng.

Karena itu, Jingxiang mulai menabung dari uang saku yang telah diterima. Harapannya ia bisa berobat ke dokter seorang diri bila ada keadaan darurat. Tambahan lagi, sejak nyonya Shen lebih nyaman memberi uang via e-money, Jingxiang sedikit kewalahan. Ia pribadi lebih nyaman menyimpan uang secara fisik, agar tidak repot harus tarik tunai dan kawan-kawan.

Sedihnya, ia harus mengalami kejadian cukup mengenaskan. Pada suatu malam, Jingxiang yang tengah mengerjakan PR mendapati pintunya dibuka tanpa aba-aba. Tentu saja itu Ricky, yang kemudian berjalan masuk dan membanting diri ke ranjang si adik angkat.

"Gēge?" Panggil Jingxiang selagi tangannya melepas earphone dari telinganya. Sebagai sahutan, ia mendengar yang lebih tua berdeham singkat. "PR-nya udah selesai?" Tanyanya basa-basi.

"Kamu jangan panggil kayak gitu lagi kalo di luar rumah." Perintahnya dengan tegas.

"Mm, oke... maaf."

BABE...? ㅣ RICKY SHEN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang