EP. 10 : SEBELUM RICKY

267 27 7
                                    

ngetik apaan sih aing dahlah

.
.
.


Oke sejak kita ada di app oren ini, kita perluas aja ya topik pembahasannya. Author tebak kalian semua sedikit banyak nggak kaget sama obrolan ini.

Sekarang apa kalian ingat ketika Yujin keceplosan soal dirinya yang yakin akan dilabeli sebagai pihak 'bawah' oleh siapapun yang paham? Kalau tidak, kalian boleh intip bab sebelumnya, kalau nggak salah di bab tiga. Sorry I forgot :P

Pengetahuan soal hubungan sesama jenis, khususnya dinamika hubungan sesama lelaki katakanlah belum tergolong pengetahuan umum. Author aja kalo gak browsing ya mesti ndelahom dah, mana pasti istilahnya ada banyak.

Jadi sebenarnya Yujin ini tahu. Paham. Tetapi bukan secara pengetahuan sosial yang mungkin masih tertolong alasan 'pendidikan tentang dunia yang luas'.

Ia tahu karena mengintip ke dalam genre hiburan yang mungkin kini sedang umum. Banyak orang kemungkinan sudah terjebur kedalamnya, entah kemudian ia go public atau tidak.

Bagaimana cara ia tahu?

Yujin yakin semuanya dimulai ketika ia sedang bersantai dengan dua orang temannya, Zhang Hao dan Mun Junghyun. Mereka bertiga awalnya hanya makan bersama di kantin ketika seorang siswi tiba-tiba datang menghampiri. Gadis itu menampilkan apa yang ada di layar ponselnya khusus untuk Yujin saja.

"Apa...?" Dahi Yujin mengernyit. Dari awal saja ia tak mengenal siapa perempuan yang tengah mendatanginya.

"Dia mirip kamu." Ujar si gadis. Yang ada di layarnya hanya sebuah gambar tangkapan layar, dan Yujin berasumsi itu adalah karakter dalam sebuah adegan komik. Melihat itu, Yujin hanya terus mengerutkan keningnya. Selain tatanan rambut, menurutnya tak ada lagi fitur yang mirip.

"Heh, nekat kamu, ya?! Beneran kamu samperin, toh??" Datanglah satu orang gadis lagi, menepuk bahu siswi yang memegang HP. "Maaf, maaf, kalian silahkan lanjut makan."

Mereka berdua pergi meninggalkan meja Yujin. Sayup-sayup ia mendengar celotehan siswi yang pertama menghampirinya. Intonasi bicaranya seperti antara protes dan rengekan.

"Apa itu tadi?" Tanya Junghyun. Ia dan Hao sama sekali tak dapat melihat apa yang ditunjukkan karena keduanya duduk di hadapan Yujin.

"Gambar. Katanya mirip aku."

Tak tertarik, mereka bertiga memilih untuk makan saja.

Mungkin ini berkat memori Yujin yang cukup tajam, karena itu penampilan gambar yang ditunjukkan padanya sejak berbulan-bulan lalu masih tertanam dengan baik di ingatannya. Setidaknya cukup untuk membantunya sadar bahwa tampilan foto yang kini nampak di fyp Instagram-nya merupakan karakter yang sama. Mungkin ia juga sedikit dibantu art style artist-nya yang khas. Suasana latarnya juga spesifik.

Sedikit tanpa minat, ia menggeser unggahan foto yang ditemukannya tersebut. Berlanjut menjadi perpindahan aplikasi, ia akhirnya menelusuri hasil pencariannya, hanya berbekal judul webcomic yang kebetulan tertera di caption unggahan tersebut.

Dan,... alhasil, ia dibuat terkejut karena bacaan yang akhirnya ia temukan sangat sangat sangat di luar ekspektasinya, terlampau eksplisit untuk daya tampung seorang remaja berusia lima belas tahun. Otaknya yang waras mempertanyakan, mengapa hubungan sesama lelaki begitu menarik untuk siswi tersebut? Bukannya ini tidak dibenarkan? Lantas, jika memang gadis itu menyukainya, mengapa ia begitu santai membahasnya? Bukannya ini lebih baik disembunyikan karena memancing rasa malu? Bukannya ini tergolong... aib?

Kasarannya Yujin kena culture shock. Berat. Jangan lupa, yang dia temukan itu manhwa, yang berarti karya ciptaan warga Korea.

Bocah itu tahu ia harus berhenti. Lebih baik ia meletakkan ponselnya dan tidur saja. Namun yang namanya manusia pasti memiliki rasa ingin tahu. Karenanya, Yujin mengurangi beberapa jam tidurnya untuk memuaskan rasa penasarannya. Rasa kantuknya yang sempat melanda hilang begitu saja, tubuhnya dilanda gejolak tak nyaman yang justru adiktif, dan matanya menjadi terbuka lebar namun juga sayu di saat yang bersamaan.

BABE...? ㅣ RICKY SHEN & HAN YUJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang