08. Rawon

27 2 0
                                    

Sudah pukul delapan malam, Arumi bersiap untuk pulang. Hari pertamanya bekerja lumayan melelahkan namun, ia sangat senang karna bisa mendengarkan semua apa yang pasien alami dan ia bisa membantunya.

Arumi mengucek matanya, mungkin ia bermimpi. Terlihat Kalandra berada di depan matanya bersandar pada mobilnya, menunggu Arumi selesai bekerja.

"Kala? Kamu kok bisa disini?"

"Jemput kamu, sayang."

"Tapi aku belum sempet bilang sama kamu kalau aku kerja disini kemarin."

"Iya kah? Udah kok."

"Masa sih?"

"Iya, lupa kali kamu. Ayo pulang, mau makan dulu gak?"

Arumi bingung, kemarin hari ia memang bercerita bahwa dirinya di terima kerja tetapi tidak sempat memberitahu Kalandra dimana ia bekerja.

"Mau makan apa?"

"Rawon."

"Siap tuan putri. Let's go!!"

Kalandra melajukan mobilnya menuju tempat rawon favorit mereka. Bahkan pedagang pun sudah hafal dengan mereka karna saking seringnya Kalandra dan Arumi datang.

"Seperti biasa?"

"Seperti biasa."

"Siap, ditunggu mas sama mbaknya. Silahkan pacaran dulu saja."

Mereka tertawa kecil dengan gurauan pedagang rawon disana.

Arumi menceritakan bagaimana hari pertamanya bekerja, begitupun dengan Kalandra. Ada hal yang mereka rasa masih berhubungan. Pasien yang Arumi dan Kalandra temui hari ini, ceritanya sangat berkaitan satu sama lain. Sebenarnya sudah janji seorang psikolog untuk merahasiakan apa yang di ceritakan pasien. Namun, tidak apa bukan jikalau berbagi dengan pasangan yang saling percaya satu sama lain.

"Monggo, rawon spesial untuk pasangan yang spesial."

"Terima kasih pakde." Ucap Arumi.

Setelah bercerita satu sama lain, keduanya menyantap rawon yang di pesan malam ini.

"Emang ya, gak ada yang enak lagi selain rawon pakde."

"Iya, udah ngocehnya makan dulu, Kala. Nanti kesedak."

"Tapi ini beneran enak."

"Makan, Kala. Abisin dulu."

"Pantesan banyak yang dat–"

OHOK OHOK!

"Tuhkan, Kala. Dibilang juga apa, makan dulu. Kesedak, kan? Nih minum dulu."

"Kalandra, itu teh anget punyaku."

"Hm gapapa, katanya kalau minum di bekas orang itu ciuman gak langsung namanya."

"Ihh jorok!"

Kalandra terkekeh melihat ekspresi Arumi yang merasa geli dengan ucapannya barusan.

FORCED FATE 🔞 || KEVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang