20. Moonlight

13 3 0
                                    

Syukurlah hari pertama Arumi kembali bekerja sangat lancar tidak ada hambatan apapun. Sudah waktunya Arumi pulang, ia merogoh saku celananya mengambil ponsel untuk memesan ojek online.

15 menit, Arumi masih belum mendapatkan ojegnya. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Seseorang keluar dari mobil itu dan ternyata ia adalah Kalandra.

"Ayo pulang."

"Gak usah, aku lagi pesen ojeg."

"Ojeg, Arumi?"

"Iya ojeg."

"Kamu perempuan, bahaya malam-malam naik ojeg. Ayo masuk mobil."

Kalandra menarik lengan Arumi untuk memasuki mobilnya karna ia paham jika tidak seperti itu, Arumi tetap akan berdiri menunggu pesanannya.

Hening, tidak ada obrolan sama sekali sepanjang perjalanan. Sangat canggung rasanya.

"Kok berhenti?"

Tidak ada jawaban dari Kalandra, laki-laki itu memejamkan kedua matanya setelah memarkirkan mobilnya di tepi sungai yang banyak sekali orang berdatangan untuk berkumpul bersama teman ataupun berkencan di bawah sinar rembulan.

"Kenapa liatin terus, Aru?"

Kedua mata Arumi membelalak kaget saat dirinya tertangkap basah sedang menatap Kalandra di sampingnya.

"Si-siapa juga yang liatin. Aku lagi liat bulan."

"Jangan liatin bulan, aku cemburu."

"Kala."

"Jadi yang kemarin antar kamu itu siapa?"

"Pasien aku."

"Pasien? Kok anterin pulang."

"Gak sengaja ketemu di jalan."

"Ohh."

"Kalau gak ada dia mungkin aku udah terkapar gitu aja di jalan."

Kalandra membuka matanya beralih menatap Arumi dengan tatapan cemas.

"Jadi aku hampir ketabrak, untung ada dia yang selamatin aku. Terus ternyata aku juga demam waktu itu, dia juga yang bawa aku ke rumah sakit dan antar aku pulang. Apa kamu masih cemburu?"

"Ja-jadi kamu sakit?"

"Selama seminggu ini aku demam."

"Arghh." Kalandra memukul setir mobilnya.

"A-aru, maafin aku. Bodoh banget aku, kamu sakit pun aku gak tahu."

"Yang penting aku udah baik-baik aja sekarang, hm?"

"Bener udah baik-baik aja?"

"Iya, Kalandra."

Tangan Arumi di genggam oleh Kalandra, di usapnya lembut.

"Moonlight."

"Hm?"

"Kamu seperti sinar bulan, Kala."

"Kenapa?"

"At night I like to feel lonely but at that time you came and lit up my night, making me no longer afraid of being lonely at night."

CUP!

Senyum Arumi saat bibirnya di kecup singkat oleh Kalandra. Keputusan Kalandra menjemput Arumi sangatlah tepat karna jika tidak mungkin saja mereka belum berbaikan sampai sekarang.

"Tapi selama seminggu kamu kemana sih Kala?"

"Pasien aku banyak banget tau."

"Uluh sombong banget."

"Hahahaha."

Tawa mereka pecah setelah sekian lamanya.

FORCED FATE 🔞 || KEVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang