25. Kampung Halaman

11 2 1
                                    

Kalandra memarkirkan mobilnya di pekarangan depan rumah Arumi lalu membantu membawa tas kedua orang tua Arumi. Menantu idaman sekali. (Ciee mau juga ya?? 🤪)

Mama membawakan air minum untuk Kalandra dan beberapa cemilan khas Bandung.

"Terima kasih, tante."

"Panggil Mama saja, ya."

"Ah iya terima kasih, Ma."

Kedua orang tua Arumi meninggalkan Arumi dan Kalandra, memberi mereka ruang untuk mengobrol.

"Rumah kamu seger banget, masih asri juga disini."

"Hmm, kamu mau lihat kamar aku gak?"

"Eh? Memangnya boleh?"

"Boleh."

Kalandra mengangguk, Arumi berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Kalandra.

"Jangan di tutup, Aru. Biar Mama sama Bapak gak khawatir."

Arumi hendak menutup pintu kamarnya namun, dihentikan oleh Kalandra. Kalandra paham betul jika pintu kamar itu tertutup pasti kedua orang tua Arumi cemas anak perempuannya bersama laki-laki di dalam kamar.

Kamar yang sangat rapi dengan pemandangan gunung jika jendela tersebut di buka bahkan udaranya sangat sejuk.

"Dulu waktu kecil aku pernah dimarahin Mama terus nangis di pojok sana sambil peluk boneka hello kitty karna waktu itu aku mereka pikir aku ilang tapi padahal aku main sama temen-temen di sungai sampai sore."

"Aru, ternyata kamu pernah nakal."

"Hahaha yah namanya juga anak kecil, Kala."

"Terus?"

"Hmm terus aku murung berhari-hari. Tapi waktu itu kakak hibur aku."

"Kakak?"

"Maaf Kala, aku belum pernah cerita kalau aku punya kakak laki-laki."

Kalandra membawa Arumi duduk di tepi ranjang agar Arumi merasa nyaman saat bercerita kepadanya.

"Aku pernah punya kakak laki-laki. Kakak baik banget, kalau aku dimarahin pasti kak Dirga yang selalu belain aku. Tapi sayang waktu aku masuk SMP kak Dirga didiagnosa sakit leukemia. Beberapa bulan jalani perawatan ternyata Allah lebih sayang sama kak Dirga, Allah jemput kak Dirga saat itu. Dan semenjak kepergian kak Dirga, aku selalu ngerasa sepi. Tapi lalu aku keinget kalau kak Dirga punya impian jadi seorang dokter psikolog, dan sekarang aku wujudin impian kak Dirga. Tapi ternyata setelah belajar lebih dalam aku juga suka jadi dokter psikolog"

Rupanya berawal dari meneruskan mimpi sang kakak, Arumi menjadi seorang dokter psikolog sampai sekarang ia pun menyukai profesi tersebut.

"Kak Dirga pasti bangga punya adik perempuan yang hebat seperti kamu, Aru. Bukan hanya kak Dirga tapi, kedua orang tua kamu dan tentunya aku pun bangga sama kamu."

"Kala."

Kalandra memeluk Arumi, ia menyeka air matanya yang menetes.

FORCED FATE 🔞 || KEVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang