14. Share with me

21 2 3
                                    

"Dok, tiga puluh menit lagi ada janji dengan pasien yang bernama Jagat."

"Baik, terima kasih."

Arumi tetap di ruangan ia bekerja menunggu selama tiga puluh menit lamanya hingga akhirnya pasien tersebut sudah datang dan duduk di hadapannya dengan sopan.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?"

"Saya masih terbayang akan ibu saya dan diri saya masih selalu mendorong saya untuk melakukan hal berbahaya."

"Seperti menggores lengan?"

Pasien tersebut mengangguk. Arumi melihat bekas goresan dari lengan sebelah kanan pasien.

"Tolong lakukan hal ini untuk dirimu sendiri. Buang jauh benda-benda yang dapat membahayakan itu dari diri anda. Apa anda bisa melakukannya?"

Tidak ada jawaban dari pasien tersebut.

"Pasien Jagat?"

"Saya akan berusaha."

"Apa ada teman atau siapapun yang selalu berada di sampingmu?"

"Tidak, hanya ibu yang saya miliki tetapi sekarang beliau sudah tidak ada."

"Tanpa anda sadari, banyak orang yang menyayangi anda. Maka dari itu tolong sayangi diri anda sama seperti ibumu yang menyayangimu. Seorang ibu pasti akan sangat sedih jika melihat putranya seperti ini, bukan?"

Perkataan Arumi membuat pasien tersebut tertegun.

"Baik cukup untuk hari ini dan tolong ingat apa yang saya katakan, buang jauh benda yang bisa membahayakan diri anda. Apapun itu."

"Saya akan berusaha, terima kasih."

Pasien yang bernama Jagat berdiri dari duduknya hendak pergi karna konsulnya dengan Arumi sudah selesai. Tetapi ia membalikkan badannya mendekati Arumi.

"Are you feeling fine too?"

"Why?"

"Yesterday you seemed to be thinking about something."

"Ah kemarin."

"Share with me if you need a story friend. I will also share with you, as a friend not as a doctor and patient."

Jagat memberikan nomor ponselnya yang sudah tercantum di kartu nama miliknya.

FORCED FATE 🔞 || KEVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang