Bab 3

9.7K 714 35
                                    

Vote Before Reading ...
Story' By : Noona_kimjeykey1921
Happy Reading 😉😉



Saat ini Jungkook sudah berada di ruangan nya, ternyata ruangan Jungkook berada satu lantai dengan taehyung. Saat Jungkook memasuki lantai tersebut, dia bahkan tidak melihat ruangan ini.

"Menurut mu, bagaimana tentang tuan Kim?" Tanya Irene .

Irene masih terduduk bersama Jungkook di ruangan yang kini akan menjadi ruangan Jungkook. Gadis itu tengah mengajari Jungkook bagaimana cara kerja di perusahaan ini.

"Tuan Kim? Menurut ku dia biasa saja. Lebih dingin kekasih Hyung ku, dan dia sepertinya sedikit kepedean."

"Mwo? Bagaimana bisa begitu?"

"Ck, saat aku akan berbisik, dia malah memejamkan matanya. Dia kira, aku akan mencium nya? Berfikir hingga kesana pun aku tidak."

Irene lagi-lagi tertawa mendengar ucapan Jungkook, dia jadi ingin melihat interaksi secara langsung antara boss dan asisten baru nya.

"Aku jadi ingin melihat kalian mengobrol, pasti akan sangat lucu."

"Hah, tidak nuna. Oya, apa tidak ada agenda rapat atau bertemu client hari ini?"

"Sepertinya tidak kookie, dan ku kira kau sudah mengerti tentang pekerjaan yang akan kau jalankan."

"Tentu saja nuna, karna Hyung ku sering membicarakan ini. Tapi aku tidak begitu menanggapi, karna aku tidak berminat untuk menjadi CEO."

Irene terkekeh, Jungkook Memang keturunan keluarga kaya. Hanya saja sifatnya benar-benar berbeda. Dia tidak seperti orang kaya pada umumnya.

"Iya kookie, kau tidak perlu bekerja menjadi CEO, karna bukan kah kau sudah kaya raya?"

"Kau benar nuna."

Irene lagi-lagi hanya bisa menggeleng dan tertawa.

"Tapi nuna, sebenarnya aku tidak ingin hidup mewah seperti Hyung Ku. Karna itu membuat ku di segani oleh teman-teman ku. Hanya saja Hyung ku selalu berkata jika aku orang kaya, jangan berlagak seperti orang susah. Tadi contohnya, Hyung meminta ku membawa mobil, aku benci jadi pusat perhatian. Hanya saja mau bagaimana lagi? Aku takut motor ku di bakar yoongi Hyung jika aku membantah ucapan Hyung ku."

"Yoongi? Bukankah itu sekertaris tuan Jimin?"

"Iya, sekaligus kekasih Hyung ku."

"Apa kau sangat takut dengan yoongi? Tapi seingatku dia memang sangat dingin, dan aku baru tahu jika tuan Jimin dan yoongi memiliki hubungan."

"Sudah sangat lama mereka menjalin kasih, hanya saja Hyung ku belum siap menikah karna aku masih nakal dan belum ada yang akan menggantikan nya untuk mengurusku. Yoongi Hyung memang galak, dia dingin tapi dia begitu menyayangi ku. Aku juga sayang sekali padanya."

Irene mengangguk-anggukan kepalanya, dan tangan nya terulur mengelus lembut pipi Jungkook. Irene menjadi iba dengan anak ini, Jungkook masih memerlukan kasih sayang orang tua nya.

"Jika kau tidak keberatan, kau bisa menganggap ku kakak mu. Kita memang bukan saudara kandung. Hanya saja, aku benar-benar menyayangimu Jungkookie."

Jungkook tersenyum sendu ke arah Irene, irene segera berdiri dan memeluk Jungkook. Begitu pula dengan Jungkook yang kini membalas pelukan irene.

"Ekhemm .."

Sebuah deheman membuat pelukan Irene dan Jungkook terlepas. Mereka terkejut saat melihat taehyung yang kini sudah berdiri di ambang pintu. Keduanya bahkan tidak mendengar ketukan pintu.

"Astaga tuan Kim, kau mengejutkan ku. Seharusnya kau mengetuk pintu terlebih dulu, karna meski aku bawahan mu, jika kau langsung membuka pintu seperti itu, itu namanya tidak sopan."

Irene menahan senyum nya melihat ekspresi terkejut taehyung saat Jungkook berbicara seperti itu.

"Ah maafkan aku, aku benar-benar mengetuk pintu, hanya saja kalian tidak mendengar." Kilah taehyung.

"Benarkah? Nuna, apa telinga ku bermasalah ya?"

"Mungkin iya Jungkookie."

"Wahh aku harus segera meminta Jimin Hyung mengantarku ke dokter THT .."

Taehyung dan Irene benar-benar melepas tawanya mendengar ucapan Jungkook, Jungkook itu sungguh polos. Taehyung jadi ragu, apa yang di bisikan Jungkook padanya tadi, apakah itu benar?

Sedangkan Jungkook hanya menggeleng, menurutnya Irene dan taehyung satu frekuensi. Mereka bisa tertawa bersama saat Jungkook tak mengerti apapun.

"Tuan Kim, untuk apa kau datang keruangan ku? Apa ada yang ingin kau tanyakan?"

"Tidak, aku hanya minta di buatkan kopi. Banyak berkas yang harus aku tanda tangani, tapi aku mengantuk."

"Baiklah tuan Kim, aku akan membuatkan nya."

Taehyung mengangguk sebelum berlalu dari ruangan jungkook tersebut.

"Yasudah nuna, aku pergi sebentar. Aku harus buatkan kopi untuk tuan Kim."

"Apa kau tahu takaran nya?"

"Tidak perlu memakai takaran, karna aku sudah tahu cara membuat kopi yang nikmat."

Irene hanya mengangguk membiarkan Jungkook berlalu dari ruangan nya. Dia tahu benar jika taehyung seorang pemilih dengan rasa kopi, dia hanya ingin melihat reaksi taehyung saja.

Tok tok tok ..

"Masuk .."

Jungkook memasuki ruangan taehyung dengan secangkir kopi yang ada di tangan nya. Dia menaruh kopi tersebut di atas meja, di hadapan taehyung.

"Ini kopi mu tuan."

"Baik Jungkookie, Terimakasih."

"Sama-sama tuan. Jika begitu saya permisi."

Taehyung mengangguk, dia menyesap kopi yang di buatkan Jungkook, namun beberapa saat kemudian kopi tersebut menyembur dari mulut taehyung.

Jungkook yang masih berada di ambang pintu tentu saja terkejut, dia segera berjalan kembali memasuki ruangan taehyung.

"Astaga, tuan Kim. Kau kenapa?"

"Panass .. panass .. Jungkook .."

Jungkook segera berlari mengambil air putih dan segera memberikan nya pada taehyung. Jungkook mengambil tissue di meja taehyung untuk membersihkan noda kopi yang tercecer di dekat bibir dan juga kemeja taehyung.

Deg ..

Sial ..

Wajah Jungkook benar-benar dekat dengan wajah nya, dia bahkan memiringkan wajahnya seperti akan menciumnya. Nafas taehyung tercekat, bibir Jungkook benar-benar terlihat menggoda.

Bibir tipis Semerah Cherry itu benar-benar mengundang nya untuk di sesap. Entah refleks atau bagaimana, taehyung memajukan wajahnya, dan di polos Jungkook menjauhkan wajahnya dan memberikan senyuman kelinci pada taehyung

"Nah sudah selesai tuan, wajah mu sudah bersih. Tapi sayang nya, aku tidak bisa menghilangkan noda kopi di jas mu. Kau bisa menggantinya."

Taehyung menghembuskan nafasnya kasar, dan menaruh kepalanya di atas meja. Jungkook tidak bodoh, dia tahu apa yang akan taehyung lakukan padanya, hanya saja, dia berpura-pura tidak peka.

Jungkook pikir, siapa taehyung? Dia bekerja sebagai sekertaris, bukan sebagai pemuas nafsu.

Irene yang kini melihat adegan tersebut hanya bisa mengigit bibirnya agar tidak tertawa. Irene melihat wajah frustasi taehyung, sedangkan Jungkook masih bersikap polos.

Irene sejak tadi berada di ambang pintu saat Jungkook keluar tergesa-gesa untuk mengambil air putih, dan ternyata irene melihat adegan langka dari taehyung ....

To be continued ....

Perusak hubungan Orang? Yeahh it's me (Vkook) End✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang