Kini kamar bernuansa hitam putih itu hening, hanya ada isakan kecil dari gadis yang tengah terbalut selimut di kasur.
Naka merasa jika Jayden tidak ada langsung membuka selimut yang menutupi tubuh mungilnya, berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket sedari tadi.
"Na, kamu disini?" Jayden menggedor pelan pintu kamar mandi.
Naka hanya berdehem untuk menjawab bahwa dirinya sedang mandi.
Setelah 20 menit lamanya, akhirnya Naka keluar kamar mandi. menggunakan piyama biru, rambut basah, dan juga terlihat lebih fresh dibanding tadi.
Jayden mendekati Naka yang sedang duduk didepan lemari, mungkin mencari barangnya?
"nyari apa?" tanya jayden tetapi tidak dijawab oleh naka.
"masih ngambek?" tanya jayden, lagi lagi tidak dijawab oleh naka
Jayden membuang nafasnya kasar, menarik Naka untuk terjatuh di pelukannya. tetapi dengan cepat Naka berdiri dan meninggalkan Jayden yang terduduk didepan lemari.
Naka duduk dikasur, ia mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer milik Jayden, memoles wajahnya menggunakan skincare miliknya.
Jayden memandang Naka yang sedang sibuk dengan wajahnya, merasa sudah selesai Jayden menghampiri Naka dan mengajaknya makan karena sedari siang gadisnya itu belum makan sama sekali .
"kamu dari siang belum makan, ayo makan dibawah" ajak jayden
Naka menggeleng, "masih kenyang"
"nanti perut kamu sakit, ayo makan dulu"
Naka lagi lagi menggeleng, Jayden hanya memutar bola matanya malas.
"kalau sakit jangan nangis" Jayden pergi ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan tugas yang tertunda tadi pagi.
Sudah 2 jam akhirnya Jayden selesai dengan laptop dan kertas di meja kerjanya, ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 20.30
Jayden bergegas keluar ruangan dan mendapati Naka yang sedang menunduk memegang perutnya, sudah dipastikan jika perutnya sedang sakit.
"Hey, kenapa?" Tanya Jayden khawatir
"p- perutku sakit, Jay" Naka mendongakkan kepalanya dan menatap Jayden, memperlihatkan mukanya yang memerah karena menangis
"aku bilang juga apa" Jayden menggendong Naka dan merebahkan di kasur.
Jayden pergi ke luar untuk membawakan makanan dan obat untuk Naka, merasa kesal karena omongannya tidak didengarkan oleh naka.
"siapkan sepiring makanan" perintah Jayden pada maid yang berada di dapur
"baik tuan" maid itu membungkuk sopan dan pergi ke meja makan untuk menyiapkan apa yang diperintahkan Jayden.
Jayden mengambil obat dan segelas air putih, kembali ke meja makan yang sudah mendapati sepiring makanan lalu membawanya ke atas.
Saat membuka pintu, Naka berubah posisi menjadi miring membelakangi Jayden, dan melihat punggung gadisnya itu bergetar.
"Sayang, makan dulu" Jayden membalikkan badan Naka dan menyuapkan makanan itu hingga habis.
Naka menerima suapan dari Jayden, ka mengunyah sembari menangis. mungkin air matanya ikut dimakan
Setelah selesai Jayden memberikan obat, tetapi Naka membungkam mulutnya dan menggeleng tidak mau.
"ayo, minum obat apa susahnya? cuma satu loh"
"ayo minum obat, mau sembuh gak?"
tidak ada jawaban, lalu Jayden berniat untuk membawa Naka jalan jalan besok.
"kalau kamu minum ini, besok kita jalan jalan" Tawar Jayden.
Naka membuka mulutnya, dengan cepat Jayden memasukkan pil itu lalu memberi Naka minum.
Akhirnya selesai.
"good girl"
Gimana hari harinya? baik atau buruk? semoga selalu baik yyaaa.
Maap ya kependekan
Nanti malam atau besok pagi up lagi kokNih pap dari tukang ilang
Calangeyo(◕દ◕)
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath Husband
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 🔞🔞🔞 Hanya aku yang bisa mendapatkan dirimu. -- Jayden Zarrick Vincentius CERITA INI MENGANDUNG KEKERASAN, TOXIC, 18+, KANIBALISME. ⚠️MOHON BIJAK MEMILIH BACAAN⚠️