JAYDEN 19

2K 78 0
                                    

5 bulan telah berlalu, semenjak kehamilan Naka, kini Jayden menjadi super posesif dan tidak membiarkan Naka keluar sebentar. bahkan harusnya Naka yang manja, tetapi ini berbeda. malah Jayden yang semakin manja seperti bocah TK.

"Sayangggg, hum" Jayden memajukan bibirnya melihat Naka yang memakan donat disebelahnya.

Naka menoleh, "kenapa sayang?".

Jayden merebahkan dirinya, ia menggerakkan tubuhnya seperti ikan menggelepar. Naka bergidik ngeri, ia membereskan makanannya dan menaruh donat itu di meja sebelah kasurnya. ia mendekati Jayden dan memeluknya.

"Suamiku kenapa hm?" Tanya Naka lembut, mengelus pelan rambut Jayden dan menyisir ke belakang.

Jayden menggeleng, ia memeluk tubuh Naka. walaupun perut Naka membesar, itu tidak membuat Jayden bosan memeluk dirinya.

Drttt drtt

Jayden berdecak sebal, tertera nama Zergan di hpnya. "KENAPA?!" Bentak Jayden pada orang diseberang telepon sana.

Zergan diseberang sana refleks menjauhkan hpnya saat Jayden membentak dengan cukup keras, membuat kupingnya hampir meledak.

"Harus sekarang?" Tanya Jayden mulai sedikit serius.

"Gue otw sekarang, tunggu disana."

Jayden mengambil jaket tebalnya, ada gambar elang disisi kanan itu. Jaket ini hanya dimiliki oleh Jayden dan orang' tertentu nya.

"Mau kemana malem malem gini?." Naka melihat Jayden yang memakai jaket lalu mengambil kunci motornya.

Jayden menghampiri Naka, " Sayang, aku pergi sebentar ya? kamu tidur duluan aja" Jayden mengecup pipi dan kening Naka, lalu melenggang pergi meninggalkan Naka.

----------

Derap langkah sepatu mulai terdengar dari kegelapan malam, ada dua orang terikat tali dan duduk disebuah bangunan tua yang dipersiapkan oleh seseorang.

Jayden memasuki bangunan itu, ada Zergan dan beberapa anak buahnya disana. "mereka dalang dari masuknya Johan ke rumah sakit." Ucap Jayden menatap tajam mereka berdua.

Jayden beralih menatap dua makhluk itu, mendekat kearah mereka dan berjongkok memadai tinggi mereka.

"siapa yang menyuruh kalian?" Jayden menaikkan satu alisnya, tidak terlihat jelas muka mereka karena kegelapan itu.

Mereka hanya diam, arti bagi Jayden mereka bermain main dengannya. "Jawab, atau ku bunuh kalian detik ini juga!"

Lagi lagi mereka hanya diam, menunduk takut untuk menatap muka Jayden.

Jayden mengeluarkan pistol dari dalam saku jaketnya, menyodorkan kearah salah satu orang itu.

DOR DOR

Darah mulai mengalir dari pelipis orang itu, balasan untuknya karena tidak mau berbicara dan jujur. Sekarang ia beralih ke arah orang disebelahnya.

"Jujur atau bernasib sama dengan temanmu?" Nada bicara Jayden memelan, seketika yang mendengar hanya berkeringat dingin.

"t- tidak tau t- tu- tuan." orang itu gagap saat pistol tepat berada di kepalanya.

"Bilang sekarang atau-"

"Gio. dia menyuruhku dan temanku untuk menghabisi kalian semua, tetapi teman temanku berhasil kabur dan hanya tersisa kami berdua yang berhasil ditangkap oleh kalian. aku minta maaf karena telah membuat tuan Johan masuk rumah sakit, tolong maafkan aku tuan."

Psycopath Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang