Jayden bergegas pulang ke mansion saat mengetahui istrinya telah diculik, dan sopir yang mengantarnya telah mat' penuh lebam.
Ia mengendarai mobil diatas rata rata, Jayden sangat panik sekaligus marah. berani beraninya ada orang yang menculik istri cantiknya.
Jayden mulai memasuki area mansion, ia memarkirkan mobilnya sembarang arah, berlari cepat menuju barisan para anak buah nya .
Jayden melayangkan pukulan salah satu anak buahnya, teman temannya yang melihat itu langsung menunduk takut melihat Jayden yang sedang tersulut emosi.
"SAYA MENYURUH KALIAN UNTUK MENJAGA ISTRI SAYA. KENAPA TIDAK MEMATUHI PERINTAH SAYA HAH?! KALIAN TULI ATAU BUTUH SAYA GUNTING KUPING KALIAN?!"
Mereka tidak menjawab perkataan Jayden, hanya berdoa dalam hati agar mereka tidak mati mengenaskan.
"Kalian semua" Tunjuk Jayden pada 6 anak buahnya. "Ikuti saya."
-----
-----Sesampainya di ruangan yang gelap, hanya ada cahaya dari lampu yang sudah redup. kini 6 orang itu sudah memasrahkan dirinya.
Jayden mulai menatap mereka dengan mata yang kanan yang berubah menjadi merah, dan mata kiri menjadi biru. Ia mengeluarkan pistol dari saku jasnya, menghadapkan pada kening salah satu pria disana.
DOR
DOR
DOR
3 pria itu sudah mati seketika, tinggal 3 orang lainnya. Kini Jayden meletakkan pistolnya dan mulai mengambil pisau tajam miliknya.
Jayden menyeret tubuh salah satu pria itu dan menancapkan pisaunya pada perut besar itu. Ruangan yang gelap kini menjadi lebih mencekam karena rintihan sakit dari orang yang ada didalamnya.
Jayden mulai menghabisi semuanya, mengeluarkan organ mereka dan menggunting telinga milik orang yang tertembak tadi.
Tubuhnya kini sudah berlumuran darah, Ia keluar dari ruangan itu dan menyuruh beberapa orang untuk membereskan mayat mereka.
Jayden membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya, ia menghampiri anak anaknya yang sedang dikamar atas.
"Hey, anak Daddy" Jayden mulai duduk di karpet yang sudah penuh dengan mainan anak anaknya.
"Addyyy" Jean merentangkan tangannya mengkode untuk digendong.
Jayden yang sudah paham pun langsung menggendong Jean, sementara Juan? ia sibuk dengan mainannya dan membiarkan kakaknya itu digendong oleh daddynya.
"Sudah bermainnya, ayo tidur?" Ajak Jayden pada kedua anaknya.
Jean menggeleng sementara Juan sudah menguap sembari terhuyung ke belakang. Jayden terkekeh lalu ia menggendong Juan di sisi kirinya.
Ia pergi ke kamar twins tak lupa untuk menyuruh Heola mengambilkan asi. Naka memang menyimpan asi dalam lemari pendingin, setiap hari ia pasti selalu menyimpan asi didalam itu, berjaga saat ia tidak dirumah dan twins sedang haus.
Jean Juan mulai memejamkan matanya saat menyedot asi dalam botol, lalu punggung mereka diusap' oleh sang Daddy.
Saat twins sudah tertidur, baru Jayden mulai pergi untuk mencari Naka. mengambil alatnya dan menyuruh beberapa orang untuk melacak keberadaan istrinya.
"Maaf tuan, tapi ini benar benar tidak menunjukkan keberadaan nyonya Nakala. bisa dibilang kalau alat yang terpasang di nyonya Nakala telah dibuang oleh seseorang tuan." Jelas pria yang sedang menatap komputer itu.
"Sh!t" Jayden mengeraskan rahangnya, dan menatap komputer itu tajam.
"Dimana tempat alat itu berada?"
"Alat itu berada di sebuah pinggir jalanan kota, tidak mungkin jika nyonya Nakala diculik lalu dibawa jalan jalan Tuan. memang alat itu sudah disengaja kan untuk dibuang Tuan".
----------------------------
----------------------------Sudah 15 menit lamanya Naka duduk termenung di kamar mewah berwarna gold itu. Vernon pergi untuk menyiapkan makanan untuknya, ia sangat bingung sekarang.
Hp, jam, semua barang yang ada di tas Naka ada di Vernon. Naka ingin menangis saat ini, pasti Jayden sudah sibuk mencarinya dan bagaimana keadaan twins sekarang.
Pintu itu terbuka, memperlihatkan Vernon yang membawa nampan berisi makanan, buah, susu dan juga air putih. ia meletakkan pada meja disamping kasur, berjalan mendekati Naka yang sedang melamun.
"Ayo makan, nanti sakit" ajak Vernon dengan senyum simpul
"Vernon" Panggil Naka lirih.
"Ya? butuh sesuatu?"
"Mau pulang, gue mau pulang. keluarin gue dari sini, tolong" Naka menyatukan tangannya lalu memohon kepada Vernon.
Vernon tetap menggeleng, ia melirik sinis dan mendengus sebal. Naka hanya menunduk dan menangis, Vernon mengambil tisue lalu menyodorkan ke Naka.
"Jangan sok baik, keluarin gue dari sini." Naka menepis tangan Vernon sampai tisue itu terbuang ke samping.
Vernon menghela nafasnya pelan, "Gue ga sesabar lo, jadi jangan buat gue marah. sekarang makan sebelum gue berbuat kasar, Nakala."
Naka menatap makanan itu tidak nafsu, ia membuang pandangannya menatap tembok dan memikirnya anak serta suaminya.
Memang dulu ia sempat memberontak untuk menjadi istri Jayden, tapi sekarang?
"jay, tolong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath Husband
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 🔞🔞🔞 Hanya aku yang bisa mendapatkan dirimu. -- Jayden Zarrick Vincentius CERITA INI MENGANDUNG KEKERASAN, TOXIC, 18+, KANIBALISME. ⚠️MOHON BIJAK MEMILIH BACAAN⚠️