JAYDEN 18

1.9K 70 4
                                    

Kini Jayden tengah menatap berkas menumpuk yang ada didepannya, jika ini tidak penting, mungkin ia akan bekerja dari rumah sembari menjaga istri kesayangannya.

Jayden terlalu sibuk dengan pekerjaannya, hingga lupa jika ia belum makan sedari pagi. Bahkan telepon dari Naka pun ia tidak dengar.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 11 malam, akhirnya pekerjaan yang menumpuk bisa ia selesaikan hari ini juga. ia berdiri sembari meregangkan otot, membawa tas kerja juga hp nya untuk segera pulang. tidak sabar memeluk, sembari merasakan elusan lembut dari istri nya.

Jayden sangat lelah, ia mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata rata. untung saja jalanan ini sedikit sepi karena sudah malam.

BRUKK

DUGHH

"BAJINGAN, KELUAR LO BANGSAT!" Pria yang mengendarai motor sport itu berjalan kearah mobil Jayden dan mengetuk pintu kacanya keras.

Jayden tidak sengaja menabrak motor sport mewah milik lelaki dibalik helm itu. Jayden turun dari mobilnya, ia menggulung lengan kemejanya sebatas siku, menatap dingin wajah lelaki helm itu.

Lelaki itu melepas helm yang ia kenakan, menatap Jayden tajam. "GANTI RUGI!"

Jayden melirik sinis, mengambil sebuah cek yang berada di tas kerjanya. menulis angka disana, dan menyodorkan ke arah lelaki seusianya itu.

"Bagus bagus" Lelaki itu mengangguk angguk dan tersenyum senang melihat Cek sebesar 100 juta tertulis disana.

Jayden kembali ke mobil, kembali melajukan mobilnya menuju ke arah mansion mewah miliknya.

Jayden memasuki ruang tamu, melihat Lana yang sedang menyuapi Naka buah buahan, dan ayahnya yang sedang duduk melihat kedua wanita itu.

"Sudah pulang? sini duduk" Ajak Cakra menepuk kursi disebelahnya.

Jayden menatap sinis, ia menuju ke arah Naka dan menariknya pelan. ia mengangkat tangannya didepan mulut Naka. "Muntahkan".

Naka menggeleng pelan, tetapi Jayden malah menatapnya tajam, terpaksa ia memuntahkan buah buahan dimulutnya ke tangan kanan Jayden.

"Yak! biarkan istrimu makan." Bentak Cakra melihat Jayden yang menadahi muntahan Naka.

"Jangan memberikan istriku buah buahan dari jalangmu itu. memberikan buah buahan yang sehat dan higienis, tidak membuatku miskin!" Lirik Jayden pada Lana.

"Buah itu masih segar, juga higienis. berik-"

"Tidak, makan kembali buah itu. sekali lagi tidak usah repot repot, dan jangan memberikan makanan kepada istriku lewat jalang ini!" Tunjuk Jayden pada Lana yang menunduk.

Muka Cakra memerah, "JAYDEN! JAGA UC-"

"Ayo ke kamar" Jayden menggendong Naka lalu menaiki tangga untuk pergi ke kamar mereka, menutup pintu dengan sangat keras hingga Cakra dan Lana mendengar dentuman keras itu.

Jayden merebahkan Naka di kasur lebarnya, ia memeluk Naka dari samping dan menghirup aroma khas wanita miliknya ini.

"Mandi dulu, kau bau Jay!" Naka merasa geli dengan Jayden yang mengendus lehernya.

"Tidak mau!"

Bukan Jayden namanya jika tidak keras kepala.

"Jay"

"hm?"

"Jangan gitu Jay, kasian." Naka mengelus kepala Jayden yang berkeringat.

Jayden menghela nafasnya, ia malah sibuk menduselkan wajahnya di ceruk leher Naka. "JAYDEN, MANDI DULU!" Naka menggeplak belakang kepala Jayden pelan, ia berteriak saat keringat Jayden bersentuhan dengan kulitnya yang sudah mandi.

Psycopath Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang