Win berjalan keluar kelas, hari ini perkuliahannya selesai dijam 2 siang "gw duluan ya, mau beli buku dulu" kata khao, JJ dan win mengangguk "hati-hati" kata win, khao mengangguk, kemudian pergi menuju parkiran.
"gw juga cabut ya win, mau jemput AJ, dia hari ini balik dari Ausie" kata JJ, win mengangguk, setelahnya JJ juga pergi menyusul khao.
Win segera duduk dibangku yang tersedia dilorong fakultasnya. Sambil menunggu bright, win memainkan ponselnya, hari ini dia akan berkunjung lagi kerumah bright, karena semalam ohm memintanya datang.
Win lekas membuka aplikasi instagramnya, mencari hiburan disana.
15 menit berlalu, bright belum juga datang, win mulai malas, 15 menit seharusnya sudah cukup untuk membuat dirinya sampai dirumahnya. Tapi win masih saja terjebak dikampusnya.
"sorry lama" kata bright yang baru saja tiba, win berdecak, kemudian bangkit dari duduknya.
"yaudah ayo" ajak win, bright mengangguk kemudian membawa win menuju mobilnya yang terparkir diparkiran fakultas hukum.
Selama perjalanan menuju parkiran, win dan bright mendapatkan tatapan penuh tanda tanya dari seisi kampus.
"tuh liat, fans lo pada ngeliatin gw" kata win, bright melirik sekilas pada gerombolan gadis yang duduk didekat taman.
"biarin, kan mereka punya mata" jawab bright, win berdecak "ya tau. Tapi gak melotot juga, kayak gk pernah liat artis jalan kaki aja" kata win, bright nyaris tertawa mendengarnya.
"udah jangan ditanggapin, biarin aja" kata bright, win memutar bola mata nya, bright lebih memilih membela fans bodoh nya ketimbang win yang berjasa ini, yang dengan sudinya berpura-pura jadi kekasih bright agar mamanya senang.
"kenapa gak mereka aja yang jadi pacar pura-pura lo" kata win kesal, dia lekas berjalan cepat meninggalkan bright.
Bright terkekeh melihat win yang tampak ngambek.
Setelah sampai diparkiran, bright segera masuk kedalam mobilnya, diikuti dengan win.
"buruan gass, gak tahan gw jadi bahan tontonan" omel win pada bright.
"iya sabar, mobil gw bukan tamiya" kata bright, setelahnya dia membawa win pergi keluar dari area kampus menuju rumahnya.
Disepanjang jalan baik win maupun bright diam saja, bright sibuk menyetir mobil dan win sibuk memainkan ponsel nya.
Tiba-tiba sebuah pertanyaan melintas dikepala win "bri" panggil win, "hmm" kata bright tanpa mau menoleh pada win disampingnya.
"lo kenapa milih gw yang jadi pacar pura-pura lo?" tanya win, bright nampak bingung menjawabnya.
"nggak tau" jawabnya, win nampak tidak puas mendengarnya "kenapa gak cewek aja? Siapa tau kan jadi pacaran beneran malahan" kata win, bright mengangguk, mengetuk jari telunjuknya pada setir mobilnya.
"yaudah, apa bedanya? lo juga kan bisa, siapa tau nanti jadi pacar gw beneran" jawab bright enteng, win menghela nafasnya "gw cowok, jelas beda" kata win.
"apa? Bedanya apa? Kalau cinta ya cinta, gk ada bedanya" kata bright, membungkam bibir win.
Win tidak menyangka akan mendapatkan jawaban setulus itu dari bright. Dia pikir isi kepala bright itu hanya sebatas ide licik saja.
"bukan berarti gw pada dasarnya homo ya, tapi gw juga gak tau kenapa milih lo" lanjut bright masih tetap fokus menyetir mobil, win menggigit bibirnya, jawaban dari bright adalah diluar ekspetasi nya.
"yang gw tau, begitu mama liat lo, dia seneng, yaudah, gitu aja" kata bright, win mengangguk saja.
"terus sampai kapan? Sampai kapan kita bohong ke mama lo?" tanya win, melihat mama bright yang menyambut win hangat, win jadi tidak tega terus-terusan berbohong pada mama bright.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYANIKA
Fanfiction"terus aja liatin gw, gw cium mampus lo!" Kata Win mencoba membuat pria didepannya kicep. Tapi bright malah semakin mendekat, membuat win ingin berteriak kencang. "Silahkan, gw siap kok" kata bright menantang win. Setan! Biadab! emang bright palin...