Win menatap sengit bright disampingnya, setelah puas menangis tadi, win dibawa bright ke sisi kampus lainnya, ketempat yang jauh dari keramaian agar mereka berdua bisa segera menyelesaikan semuanya.
Win kembali menatap rumput dengan kosong, pikiran nya kosong setelah puas menangis dipundak bright.
Dia tidak tau harus apa sekarang, setelah mengetahui bahwa bright akan ke london, win kesal, win memang benci bright, tapi win tak ingin ditinggalkan oleh bright.
"win" panggil bright, setelah hening yang cukup lama.
Win berdeham, tak ingin bersuara, karena suaranya parau.
"maaf.." kata bright, ah sialan, dia lebih suka bertengkar dengan win, mengumpat, berkata a sampai z, dari pada seperti sekarang.
Bright bergeser dan duduk didepan win, membuat win terkejut karena tiba-tiba bright duduk didepannya.
Bright tersenyum, meski mata win sembab, dia bisa melihat bahwa tatapan itu masih sama seperti sebelumnya.
"aku minta maaf ya?" ulang bright, win berdecak, entah kenapa mulut nya tak ingin mengucapkan sepatah kata pun.
Karena mulutnya tak ingin berkata apa pun, maka win diam saja, hati nya masih sakit dan kesal.
Kemudian win berdiri, hendak pergi, lagi pula kenapa juga dia harus memaafkan bright saat ini?
Melihat win yang tiba-tiba berdiri, bright ikut berdiri, kemudian menahan tangan win.
"lepas" ucap win dingin, menahan kekesalannya, bright menggeleng, justru semakin menguatkan cengkramannya. Dia tidak mau lagi lari kali ini.
Win berdecak, emosinya naik ke ubun-ubun, tangannya gatal, kemudian entah apa yang win pikirkan, dia berbalik dan segera menjatuhkan bogeman ke pipi bright.
Bugh!
Bright terjungkal, jatuh kerumput.
Win terdiam, oh sial, dia rupanya bisa juga menumbangkan tubuh besar bright.
"ouhh, winnn?" keluh bright sambil meringis dan mengelus ujung bibirnya, tidak berdarah, namun memar.
Win menatap bright kesal, rasa kesalnya berangsur hilang, mungkin sudah terbalaskan dengan memberi bogeman ke pipi bright.
Win menghela nafasnya dengan kasar kemudian berjongkok dan menarik bright untuk duduk.
"win aku minta maaf please" rengek bright, win berdecak, ditambah lagi mendengar bright yang tiba-tiba menggunakan 'aku' 'kamu' ketika bicara dengannya, win entah kenapa jadi merasa aneh.
"kamu udah tau kan aku jauhin kamu karena apa?" tanya bright, win menajamkan mata nya.
"mana gw tau!" omel win, bright tersenyum cerah, akhirnya metawin nya kembali, wajah kesal, dengan mulut mengomel, itu khas win sekali.
"demi kamu lah" kata bright, win berdecak, tiba-tiba teringat naskah sialan buatan nanon.
"cuihh, alasan klasik" kata win sambil meludah ke sisi lain, bright terkekeh, meski yang dilakukan win barusan agak kasar, tapi bright tetap tertawa, menurutnya reaksi win lucu dan tidak salah.
"sumpah, demi kamu win, aku serius" kata bright serius sambil menggenggam tangan win.
Win berdecih, kemudian menatap kemata bright, mata yang tajam itu benar-benar sedang serius, tidak ada candaan disana.
Meski win sudah tau alasan bright menjauh selama ini, tapi hati nya masih sakit, membiarkan bright berusaha sendirian, rasanya win seperti gagal jadi kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYANIKA
Fanfiction"terus aja liatin gw, gw cium mampus lo!" Kata Win mencoba membuat pria didepannya kicep. Tapi bright malah semakin mendekat, membuat win ingin berteriak kencang. "Silahkan, gw siap kok" kata bright menantang win. Setan! Biadab! emang bright palin...