CHAPTER 19

6.4K 203 1
                                    

" Tuan " Jaden datang terburu-buru ke arah Luke yang tengah minum kopi di ruang kerjanya . Luke automatik memandang arah suara itu dan mengangkat keningnya memandang Jaden .

" Fiona Tuan .. "

" Fiona dah post separuh pasal bukti kes pembunuhan yang Tuan dah buat dua belas tahu lalu "

Sunyi . Luke tidak mengeluarkan sepatah kata apapun . Jaden pasti Luke sedang menahan marah disebalik wajah tenangnya .

" how ? "

Jaden berjalan lebih dekat ke arah Luke lalu memberikan telefon dan menunjukkan chat yang dihantar oleh Fiona , perempuan cantik yang sangat obses dengan Luke .

Di sana , Fiona menghantar gambar sebuah telefon yang terdapat cecair darah yang sudah kering di bahagian skrin .

" you perlu bertanggungjawab dekat apa yang you dah buat pada I , terutamanya you dah ambil hati I " kata ini kembali diingat .

Luke tersenyum jijik , perempuan ni dah mula berani buat benda sejauh ni untuk dapatkan perhatian dia .

Di situ juga tertulis yang malamni Fiona akan sebarkan semuanya tentang kes pembunuhan dua belas tahun lalu oleh Luke .

Luke menatap lurus ke hadapan , wanita itu masih berani dan masih mengabaikan peringatannya hari itu . Jaden yang melihat itu menundukkan kepalanya dan berundur keluar dari sana .

" selamani aku diam , aku masih hormat ayah kau , tapi kau tak tahu diri " Luke membasahi bibirnya yang terasa kering dengan lidahnya .

•••

Luke duduk di dalam sebuah cafe seorang diri , memakai kemeja warna kelabu dengan lengan yang dilipat hingga siku , tatapan matanya yang tenang tanpa sebarang reaksi . Bukan tanpa alasan Luke datang ke sini , tentu saja ada sesuatu yang perlu ia selesaikan .

Mata gelapnya menatap lurus ke arah pintu masuk cafe menunggu kelibat seseorang . Sudah lama dia tunggu , mungkin wanita itu sengaja cuba untuk menguji kesabarannya yang setipis tisu .

Hingga terlihatlah kelibat seorang wanita yang berpakaian kurang sopan , rambut dilepas , heels yang tinggi . Wanita itu menurunkan sedikit cermin mata hitamnya lalu tersenyum ke arah Luke

" Im happy sebab you sudi jumpa I Tuan Luke " ucapnya ketika sampai di hadapan Luke . Wanita itu melabuhkan punggunya di kerusi lalu meletakkan beg tangan mewahnya di atas meja dan kembali memandang lelaki itu .

" nampaknya bukti yang I hantar dapat tarik perhatian you and you rela datang jumpa I " Fiona tertawa seorang diri .

" how about kerja you dekat London haritu ? "

" mesti penatkan ? " Fiona tidak lepas menatap Luke .

Luke tidak beriaksi apapun , wajahnya tetap saja sama . Sesekali Luke menatap seluruh wajah wanita cantik itu , wanita itu memiliki daya tarik di matanya .

" Fiona " Luke mengabaikan soalan-soalan yang dilontarkan Fiona baru baru tadi .

" Aku tahu kau cantik , pandai , kaya and terkenal dekat London "

" semua kau boleh dapat kecuali aku " ujar Luke .

Fiona nampak tidak suka dengan itu . Tangan kirinya yang berada di bawah mejanya di genggam kuat menunjukkan kemarahan .

" I think I boleh dapat you " ujarnya dengan penuh yakin .

" Daddy I dah banyak tolong you so maybe daddy I akan jodohkan kita " kata Fiona .

" aku dah ade isteri and she is more beautiful than you "

" you boleh ceraikan dia and kahwin dengan I "

" never "

" macam manapun I akan bagitahu daddy I yang I nak kahwin dengan you and daddy i akan buat apa yang I nak " ujar Fiona .

" kau bukan anak kandung Emriel .. so I don't think your daddy will do what you want .. " Luke memberhentikan ucapannya lalu bangun meninggalkan Fiona yang membeku disitu .

•••

Luke kecil yang berjalan seorang diri di jalan gelap malam-malam . Membawa kain sapu tangan putih yang selalu dia bawa kemanapun dia pergi . Kini , Luke berjalan tanpa hala tuju . Rumah besar yang dulu menjadi penjara terkejam , tempat banyak dia menerima kesakitan telah hangus . Hancur dan dia pasti semua yang ada dalam tu tidak ada yang hidup , mayat-mayat keluarganya sudah turut hancur di dalam sana .

" lap air mata awak , lelaki tak boleh manja " kata itu masih lagi bermain di fikirannya , kata yang mampu membuatkan dia semangat hingga sekarang .

Dia duduk di kedai yang pernah dia singgah dan berjumpa dengan budak perempuan yang memberinya kain itu . Dia mengelap air matanya dengan kain itu .

" mana kau .. " ujar Luke perlahan seorang diri disana , menggenggam kuat kain yang dia sayang itu . Dia ingin bertemu gadis kecil itu .

" hei " suara kasar itu membuat Luke mendongak , dia menatap seorang lelaki yang sudah berusia sedang tersenyum memandangnya dan menepuk bahu Luke .

" buat apa dekat sini ? " tanya lelaki itu .

Luke masih diam , dia sedikit menjauh kerana ingin berhati-hati . Setiap kesakitan yang diterima oleh Luke mampu membuat Luke tidak percaya siapa-siapa lagi . Di matanya , semua orang ingin menderanya dan menyiksanya .

Lelaki itu tersenyum ramah dan duduk mencangkung di hadapan Luke .

" nama adik ape ? " Lelaki itu nampak badan Luke yang bergetar-getar seperti sedang tidak baik - baik sahaja .

Lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan mengeluarkan satu roti lalu dia menghulurkan kepada Luke .

" nah makanlah , mesti adik laparkan ? " Luke memandang roti itu lama , dia memang lapar . Akhirnya dia menerima huluran roti itu dan memakannya rakus . Lelaki itu menunggu Luke menghabiskan rotinya .

Setelah Luke mengahabiskan rotinya , Luke menatap lelaki itu yang masih lagi menunggunya . " nama Luke Michael bin Nick Handerson "

Lelaki itu diam seketika , dia tahu ini pasti salah satu dari keluarga Handerson . Berita tentang meletupnya mansion Handerson juga tengah panas di tv mahupun media sosial . Lelaki itu tersenyum ke arah Luke .

" nama uncle Emriel Evans " Luke menatap wajah lelaki itu .

" adik mesti  penerus keluarga Handerson kan ? " Luke tidak menjawab pertanyaan itu .

" ikut uncle , adik perlu buktikan yang adik ni hebat "

Dan sejak itu , Luke berjaya bangkit dari kisah silamnya setelah melangkah bersama lelaki itu .

TBC

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐔𝐊𝐄 𝐌𝐈𝐂𝐇𝐀𝐄𝐋Where stories live. Discover now