♠♣11♦♥
"Apa yang kau pikirkan saat itu, HAH?!" Mark, yang sudah menunggu di rumah bersama ibu, marah juga pada sang adik yang sudah berbuat keterlaluan. Dia dan Taeyong benar-benar tak pernah mengajarkan kepada Jeno untuk melukai anak orang, terutama perempuan.
"Mark, sudah, adikmu pasti sudah tahu kesalahannya, jangan dimarahi lagi. Kau tidak lihat jika adikmu itu terluka? Harusnya kau marah pada anak perempuan Seo Yohan, dia yang membuat adikmu begini, dia tidak harusnya terlibat di tengah masalah orang lain." Mark langsung menoleh pada sang ibu.
"Eomma bilang apa? Aku harus marah pada adik dari Johnny hyung? Yang benar saja! Justru aku harusnya berterimakasih padanya karena dia memberikan apa yang tidak bisa aku dan Taeyong hyung berikan. Aku dan Taeyong hyung menyayangi Jeno, tapi tindakannya kali ini keterlaluan. Eomma harusnya sadar jika aku dan Taeyong hyung tak bisa memukul Jeno meski kami sangat ingin. Eomma tak bisa menamparnya juga kan? Jadi tak usah menyalahkan adik Johnny hyung, justru kita harusnya berterimakasih karena dia telah melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan padanya." Jeno hanya bisa menunduk saat mendengar amarah Mark.
"Mark! Dia sudah melukai adikmu!"
"Jeno sudah melukai kekasihku yang notabenenya perempuan! Sama seperti eomma! Jika dia menyayangi eomma, dia tak akan pernah melayangkan pukulan pada perempuan manapun."
Taeyong yang juga ada di sana memilih diam dan menonton, Mark benar, dia dan Mark tak akan bisa memukul Jeno, tapi sejujurnya, Taeyong ingin sekali memukul adiknya itu saat ini.
"Taeyong, kau mempermalukan appa di sana! Apalagi di depan Hwan dan Yohan!" Taeyong menoleh pada sang ayah dan hanya menatapnya datar.
"Appa minta uang pengobatan kan? Apa appa lupa apa yang kemarin dikatakan Jeno? Dia memaksa Renna menggugurkan bayinya, yang harusnya mendapatkan biaya pengobatan mental dan fisik itu Renna, bukan Jeno." Balas Taeyong.
Keadaan rumah jadi memanas, hanya karena perbuatan si bungsu, satu keluarga harus kena batunya.
"Jeno," semua memandang ke arah Mark yang memanggil nama Jeno dengan nada yang tidak semeledak tadi, namun justru Mark yang seperti ini yang Jeno takuti.
"Ne hyung?" balas Jeno.
"Kesalahanmu atas tindakan pada Renna dan Hyena belum selesai dan kau menambah masalah dengan keluarga Haera, kau tahu sekarang jika aku sudah tak akan bisa punya muka lagi di depan kedua orang tuanya? Hubunganku dan Haera akan mendapatkan kesulitan akibat perbuatanmu hari ini." Jeno benar-benar merasa bersalah, dia tak berpikir sejauh itu, dia marah karena merasa Haera memberitahukan masalah hubungannya pada keluarganya.
"Aku yang bertanya pada Haera, aku yang meminta Haera mengawasimu dan Renna, tapi apa yang aku dapat? Kau dan Renna yang sudah sangat intim, bahkan sampai memiliki anak yang justru kau gugurkan. Lalu, kau yang ternyata juga mengikat pertunangan dengan keluarga Im. Kalau kau mau marah, marahlah padaku." Jeno mana bisa marah pada kakaknya, dan dia baru tahu jika Marklah yang meminta Haera selalu ada di sekitarnya dan Renna.
"Karena kau sudah mendapatkan hukuman skorsing dua minggu, maka selama dua minggu renungkan kesalahanmu dan cari penyelesaian atas semua perbuatanmu! Jangan membuatku dan Taeyong hyung makin terbebani karenamu! Urusan perusahaan saja sudah membuat pusing apalagi ditambah dengan masalahmu. Masuk kamarmu dan jangan pernah memiliki niat untuk keluar dari rumah." Hukuman telah Mark berikan, Jeno pun hanya bisa menurut dan langsung pamit ke kamar.
"Dia akan mencari cara untuk bisa keluar menemui Hyena jika gadis itu memintanya keluar." Ujar Taeyong tepat saat Jeno sudah masuk ke kamar,
"Akan aku patahkan kakinya jika dia benar-benar pergi menemui gadis tidak tahu diri itu." Mark melemparkan ke atas meja beberapa foto yang didapatkan oleh orang yang sudah ia mintai tolong.
![](https://img.wattpad.com/cover/341113946-288-k265125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[YONGJAEM/WINYU/GS] OUR SISTERS
FanfictionKisah Seo Yuki dan Seo Nana, dua gadis kesayangan keluarga Seo. Start : 05/05/2023 End. : -