OUR SISTERS 14

1.5K 246 35
                                    

♠♣14♦♥

"Bagaimana oppa mengenaliku dengan baik sebagai adik dari Johnny oppa dan Yuki-nee?" tanya Nana, dia dan Taeyong saat ini sedang duduk di taman dekat taman kanak-kanak sekitar sana.

Nana keluar tanpa menggunakan penyamaran sama sekali, dia biarkan surai kelabu yang terikat tinggi dan manik safirnya terlihat. Dia berbeda dengan Yuki yang akan selalu mengenakan wig untuk menutup rambut coklat keemasannya.

"Aku sahabat Johnny dari kecil, aku mengenalmu dan Yuki dengan baik, aku tahu rambut juga warna mata aslimu juga Yuki. Kau mungkin tidak ingat, tapi aku selalu datang main ke kediaman Seo dulu, meski appa selalu melarang." Taeyong mengendikkan bahunya tak peduli.

"Kalau begitu oppa tahu tentang kejadian itu?" Taeyong mengangguk, Nana diam kemudian.

"Bukankah itu musibah? Sesuatu yang terjadi di luar kehendak kalian?" tanya Taeyong, Nana langsung menoleh pada pria tampan tersebut.

"Oppa... menganggapnya begitu?" tanya Nana pelan, Taeyong mengernyit.

"Tentu saja aku menganggapnya begitu, memang harus bagaimana lagi?" tanya Taeyong balik.

"Semua orang akan menghina kami, menyalahkan kami karena kami berbeda." Jawab Nana.

"Bodoh berarti." Nana mengerjap mendengarnya.

"Aku besar bersama Johnny, aku tahu seberapa bangganya dia padamu dan Yuki. Aku bisa merasakan apa yang Johnny rasakan saat setelah kejadian itu terjadi pada kalian, karena aku membayangkan sendiri bagaimana jika aku ada di posisinya saat itu? atau bagaimana jika itu justru menimpa keluargaku? Kedua adikku memang laki-laki, tapi tak menutup kemungkinan pelecehan pada seorang laki-laki, bukan begitu?" Nana mengangguk.

"Aku sebenarnya sempat heran di ruang pertemuan itu, rambutmu hitam, namun saat melihat bulu matamu yang berwarna kelabu meski sudah coba kau timpa, aku sadar kau menutupi itu." Nana mengangguk paham.

"Lalu mengapa oppa seperti tak mengenaliku dengan baik? Oppa tak tahu namaku?" tanya Nana.

"Kau anak pemalu, setiap aku datang ke kediamanmu, kau selalu bersembunyi dan tak akan keluar, tentu aku tak mengenalmu, Johnny juga enggan mengenalkan adik cantiknya pada temannya, dia menyembunyikan adiknya dengan baik. Aku hanya tahu Yuki, tapi aku tahu ada sosok sepertimu di kediaman Seo. Dan lagi, semenjak kejadian yang menimpamu juga Yuki, kau menutup diri, kita tidak berinteraksi dengan baik." Nana mengangguk paham.

"Oppa, maaf sebelumnya," Taeyong mengangkat sebelah alisnya.

"Apa Jeno memang dibesarkan seperti itu oleh kedua orang tua oppa? Tapi melihat bagaimana oppa bersikap di ruang pertemuan hari itu, sepertinya kalian dididik secara berbeda ya?" Taeyong tersenyum kecil.

"Menurutmu bagaimana? Kalian sama-sama anak bungsu, bukankah sama dididiknya?" Nana merengut, dia tak mau disamakan dengan si pengecut Jeno.

"Beda! Jangan samakan aku dengan dia!" Taeyong terkekeh, terlihat sekali kok perbedaan Jeno dan Nana.

"Lagipula aku besar bersama paman, bukan dengan appa dan eomma." Jawab Nana.

"Mereka membesarkan kami dengan cara berbeda, bahkan mungkin aku dan Johnny meski sama-sama anak sulung, kami dididik secara berbeda juga." Nana mengangguk paham.

"Mark oppa, aku belum bertemu dengannya secara langsung, hanya tahu jika dia kekasih Haera, apa dia diabaikan?" tanya Nana.

"Benar, namun meski begitu Mark tetap menurut pada apa semua yang appa dan eomma minta, dia kembali dari kuliahnya di Kanada hanya untuk mengawasi Jeno atas permintaan appa. Aku menyesal karena saat appa melakukan itu aku sedang tidak ada di sekitar mereka." Taeyong menunduk, dia menautkan jemarinya, rasa sesal menyelimutinya terhadap adik pertamanya.

[YONGJAEM/WINYU/GS] OUR SISTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang