OUR SISTERS 21

1.2K 221 3
                                    

♠♣21♦♥

"Nana, kita pergi beli es krim yuk! Nee-chan yang traktir, tadi nee-chan dapat uang saku lebih dari eomma." Ajak Yuki kecil pada sang adik yang baru berusia delapan tahun, selisih empat tahun darinya.

Kedua gadis cilik itu tengah bermain di taman bersama kedua saudara lelaki mereka. Johnny yang berusia tiga belas tahun mengawasi ketiga adiknya bermain, Jaehyun yang masih sebelas tahun main sepak bola dengan anak-anak lelaki lainnya yang juga ada di sana/

"Oppa, Nana aku ajak pergi beli es krim ya?" izin Yuki pada sang kakak tertua.

"Tidak boleh, biar oppa saja yang belikan, ne?" namun gelengan kepala didapati oleh Johnny, kedua adik manisnya memasang wajah cemberut yang lucu nan menggemaskan.

"Kita mau beli sendiri, oh, oppa mau titip? Tadi Yuki dikasih uang jajan lebih sama eomma." Mencoba menawar, Yuki bertanya pada sang kakak yang menghela nafas.

"Yuki, kau dan Nana kan masih kecil, biar oppa saja yang beli, kalian berdua di sini temani Jaehyun." Ujar Johnny memberi pengertian.

"Ish, aku kan juga sudah besar, aku hanya selisih satu tahun lebih muda darimu." Ujar Yuki, Johnny mencubit gemas hidung adik kecilnya.

"Sudah biar oppa saja, kau ingin yang rasa apa?" tanya Johnny, dengan berat hati Yuki dan Nana pun mengatakan pada sang kakak rasa es krim yang mereka mau. Johnny meraih uang yang diberikan oleh Yuki, tak lupa ia juga bertanya pada adik lelakinya, sekalian membelikannya.

"Johnny oppa ish! Padahal kan aku sudah besar!" dumel Yuki kesal, sedangkan Nana hanya diam saja, urusannya bisa panjang kalau ditanggapi. Nana berbalik hendak kembali main dengan pasir taman.

"Paman siapa?" Nana berbalik saat mendengar suara Yuki yang bertanya pada seorang pria asing.

"Paman teman appamu, kami berteman baik, ah benar, apa kau ingin permen?" Yuki tentu menggeleng, dia tak suka permen dari orang asing.

"Nee-chan!" panggil Nana, Yuki langsung membungkuk dan pamit pergi, namun tubuh kecilnya malah diangkat oleh pria asing tersebut.

"Kyaaaaaa!! Jaehyunnnn!!! Nanaaaa!!!" Jaehyun menoleh cepat saat suara sang kakak terdengar, sedangkan Nana langsung berlari mendekati paman itu, dia ingin menarik sang kakak.

"Turunkan kakakku!!!"

"Nana! Noona!"

Pria asing itu kesulitan membawa Yuki yang terus memberontak, ia pun membawa Nana sekalian dan pergi lari dari sana, tepat saat itu Johnny baru kembali.

"OPPPAAAAAAA!!! OPPPAAAAA!!!"

"YUKI! NANA!!"

"NOONAA!! NANA!!"

♠♣21♦♥

"Hiks hiks lepasss hiks sakitt sakitt..." Yuki terisak, tubuhnya terikat dan matanya menatap ke arah sang adik yang berteriak kesakitan, pria asing itu melakukan hal yang tidak ia mengerti, pria asing itu memasukkan sesuatu yang besar ke dalam tubuhnya, membuat tubuhnya terasa sangat sakit.

"Sakitt paman berhenti hiks sakittt...." Tangisan Nana terdengar menyedihkan dan menambah rasa sakit pada Yuki.

BUAGHHH

PLAKK

PLAKKK

Tubuh kecil Nana mendapatkan pukulan dan tamparan keras, suaranya sudah hampir habis, namun tak ada satupun yang datang menolongnya dan kakak perempuannya.

"Ahhh~ benar-benar perawan itu sangat memuaskan." Pria asing itu mengeluarkan semua sperma miliknya ke dalam tubuh Nana, hal yang sama tadi baru saja ia lakukan pada Yuki.

BRUAKKKK

"ANGKAT TANGANN!!!"

"NANA!!"

"YUKII!!!"

♠♣21♦♥

"Noona?" Yuki membuka mata dan menemukan wajah Winwin yang penuh dengan kekhawatiran.

"Winwin..." panggilnya lirih, Winwin mengulas senyum kecil.

"Noona gwaenchana? Sejak tadi noona terisak dan merintih, aku cemas.." Yuki tersenyum kecil.

"Ah benar, mau minum?" Winwin meraih botol air minum dan membukanya, ia menyodorkan botol air yang sempat ia beli tadi pada Yuki.

"Terimakasih, kapan kau membelinya?" tanya Yuki sembari meminum air dari botol tersebut.

"Tadi sembari menunggu noona bangun, kita sudah sampai pantai, mau keluar sekarang?" tanya Winwin.

"Maaf aku tertidur selama dua jam perjalanan." Winwin terkekeh dan menggeleng.

"Tak masalah, ayo keluar!" Yuki mengangguk, Winwin meraih botol air tersebut dari tangan Yuki dan menutupnya kembali.

"Kajja!"

♠♣21♦♥

"Apa udaranya cocok denganmu, noona?" Yuki mengangguk, ia menenteng alas kakinya, membiarkan kaki telanjangnya terkena pasir dan air pantai.

"Apa mimpimu sangat buruk noona?" Yuki tidak menjawab, ia memilih duduk sedikit jauh dari tepi pantai.

"Bisa dikatakan itu masa kelam dalam hidupku." Jawab Yuki, Winwin mengambil tempat tepat di sampingnya.

"Apa maksudmu masa 'itu'?" Yuki tersenyum kecil.

"Mm, aku lupa kau sahabat Jaehyun yang lain selain Eunwoo dan Mingyu, aku lupa kau selalu ada untuk menanyakan kabarku melalui Jaehyun." Winwin menghela nafas pelan dan menatap ke arah pantai.

"Aku mendengar berita itu dan melihat sendiri bagaimana Jaehyun begitu frustasi, aku bisa membayangkan sekacau apa keadaan rumah kalian." Yuki tersenyum kecil.

"Mm, eomma selalu menangis dan appa selalu merasa bersalah, Johnny oppa dan Jaehyunnie juga merasakan apa yang appa rasakan, mereka frustasi melihat kami yang begitu menyedihkan." Yuki menunduk dan tanpa aba-aba ia merasakan usapan di kepalanya.

"Tapi noona hebat, noona mampu bertahan dan melawan itu semua." Ujar Winwin menghibur, Yuki tersenyum.

"Mm, yang membuatku tidak mengakhiri hidup adalah keluargaku itu sendiri." Lirih Yuki, keheningan kemudian melanda keduanya, mereka menikmati semilir angin pantai.

"Noona, percaya tidak jika aku mengatakan jika aku mencintai noona?" tanya Winwin tiba-tiba.

"Alasannya? Kau tidak mungkin mencintai orang yang rusak sepertiku." Ujar Yuki, Winwin menggeleng.

"Apa aku harus punya alasan untuk mencintai seseorang? Aku tidak tahu mengapa hatiku berlabuh padamu, aku tidak tahu mengapa harus kau yang selalu aku pikirkan, dan aku juga tidak tahu mengapa harus noona yang aku cintai? Aku tidak tahu, yang aku rasakan, semua itu terasa cocok dan pas." Ujar Winwin. Yuki menunduk sebelum mengangkat kepalanya menatap Winwin.

"Winwin, aku tidak sempurna, jangan cintai aku."

♠♣21♦♥

[YONGJAEM/WINYU/GS] OUR SISTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang