OUR SISTERS 23

1.4K 265 8
                                    

♠️♣️23♦️♥️

"Woah, siapa ini? Gadis baru lagi, eh?" Nana mengernyit saat mendengar nada suara pria yang baru saja datang.

"Pergilah, kau mengganggu." Usir Mingyu.

"Dia ad-" perkataan Jihyo terhenti oleh tangan Nana yang terbalut sarung tangan.

"Oppa siapa?" Tanya Nana dengan lugunya.

"Na, tak usah diladeni orang begituan, itu minum saja minumanmu." Ujar Bambam, tak mau membuat adik Jaehyun terlibat masalah dengan anak dosen kampusnya.

Pria itu, Park Yeongjun adalah anak dari dosen Park, salah satu dosen yang paling sulit untuk diajak bernegosiasi, dosen paling tegas, tapi anaknya begitu suka membully, merasa dia dapat perlindungan karena ayahnya adalah dosen sini.

Semua mahasiswa menghormati dosen Park, sehingga mereka semua rata-rata mencari aman dan tidak terlibat apapun dengan anaknya.

"Park Yeongjun, aku anak dosen di kampus ini, wae?" Pria itu dan dua temannya menatap Nana dengan pandangan penuh nafsu, manik safir Nana melihat itu semua.

"Anak dosen? Oh, jadi karena orang tuamu dosen sini, kau bebas bersikap sengak seperti itu?" Penuturan Nana membuat semua teman Jaehyun yang ada di sana kaget, kecuali Mingyu, dia sudah melihat sendiri bagaimana Nana membuat Tuan Lee Saejin terdiam. Sekelas CEO saja dibuat bungkam, apalagi ini yang hanya anak dosen?

"Apa maksud perkataanmu itu, hah? Jaga ucapanmu!" Park Yeongjun menarik rambut Nana.

"HEY!"

"YAK!"

SRET

WOOSHH

BRUAKKK

Nana baru saja membanting tubuh Park Yeongjun ke atas meja dimana di sana banyak minum dan piring.

"Astaga!" Semua orang yang ada di kantin tentu saja kaget, baru kali ini ada yang tidak ada takutnya dengan Park Yeongjun.

"NANA!" si cantik bungsu Seo itu menoleh saat melihat Jaehyun berteriak memanggil namanya, wajahnya menunjukkan ekspresi horror.

"Aku benci saat rambutku disentuh, sialan!" Desis Nana pada Yeongjun, semua yang melihat kejadian tadi, terutama teman-teman Jaehyun menatap tak percaya, jika anak yang terlihat lemah dan lugu ternyata punya tenaga begitu kuat dan mulut yang tajam.

Para teman Jaehyun bahkan sampai menyingkir saat Yeongjun dibanting ke atas meja.

Dua teman Yeongjun bergetar di tempat mereka dan terduduk.

"Hey, apa yang kau lakukan?!" Jaehyun mendekati sang adik, dia melihat Yeongjun yang meringis.

"Kau- membantingnya?" Nana mengangguk.

"Dia menarik rambutku! Jangan mentang-mentang kau anak dosen dan seorang pria kah bisa berbuat seenaknya." Nana mendekat dan tangan terbalut sarung tangan putih itu meraih kepala Park Yeongjun. Semua menatap ngeri pada sosok Nana.

"Aku tegaskan padamu, bajingan, jangan pernah berbuat seenaknya, kau pikir aku tak melihatmu sebelum kau melangkah ke sini? Kau membuat para wanita tak nyaman. Tatapan cabul dan penuh nafsu, apa kau pikir dengan ayahmu yang seorang dosen aku tak mampu membuatmu babak belur?" Yeongjun bersumpah ia melihat kilat bengis dari mata safir tersebut.

"Aku tidak pandang bulu dalam menghukum seseorang. Terakhir kali aku menghajar adalah menghajar habis Lee Jeno, putra bungsu kesayangan Lee Saejin yang katanya digadang sebagai pewaris Lee." Semua orang di sana membulatkan mata mereka kecuali Jaehyun dan Mingyu.

"Sampai aku tahu kau berbuat bejat lagi, aku pastikan kau kehilangan dua tanganmu yang berharga itu. Apa jadinya seorang dokter tak punya tangan?" Tanpa sadar tubuh Yeongjun bergetar, dia terkejut saat gadis itu mengetahui identitasnya.

"ARKH!" Yeongjun berteriak saat rambutnya dijambak lebih kuat.

"Ini kedua kalinya seseorang menjambak rambutku. Dan keduanya sama-sama pembully menyedihkan." Nana menghempas kuat kepala itu lalu menatap sarung tangannya.

"Oppa, sarung tangan yang lain." Pinta Nana pada sang kakak, Jaehyun mendekati Nana dan mengeluarkan sarung tangan yang baru, Nana menggantinya dengan balik badan, begitu cepat sampai seseorang tak mampu melihat tatto di punggung tangannya.

"Siapa yang melakukan hal mengerikan ini pada putraku?!" Dosen Park, yang dihubungi oleh seorang mahasiswa datang dengan tergopoh.

"Saya, ada masalah?" Tanya Nana balik.

"Berani sekali- BERANI SEKALI PEREMPUAN RENDAHAN SEPERTIMU MELUKAI PUTRAKU?!" tentu hal itu membuat semua mahasiswa yang ada di sana terkejut.

Nana bersidekap menatap pria tersebut yang kini panik menatap putranya.

"Tidak heran, ternyata ayahnya saja mulutnya macam sampah. Orang berpendidikan tapi mulutnya tidak sama dengan gelar yang didapat." Sinis Nana.

"Dosen Park Anda baru saja membuat kesalahan besar." Semua menatap ke arah sumber suara. Di sana berdiri Lee Taeyong, Mark Lee, dan-

"APPA?!" kaget Jaehyun dan Nana bersamaan.

"A-Appa?" Kaget dosen Park dan putranya saat mendengar gadis itu memanggil Seo Yohan dengan panggilan "appa".

"Aku sejak tadi ada di sana bersama Taeyong dan Mark, aku datang ke kampus ini untuk mencari calon-calon pegawai atau pembisnis muda yang kompeten. Sejak tadi, sejak putramu masuk ke kantin, aku melihat bagaimana tingkahnya, aku mendengar dari bisikan dari para mahasiswa yang tidak nyaman dengan tingkah putramu." Yohan melangkah mendekati Dosen Park.

"Aku juga melihat, dia dan dua temannya menatap putri bungsuku dengan rendah dan penuh nafsu. Tapi sayang, yang kalian lawan adalah seorang kelinci kecil ganas yang saat ini tengah kena skorsing karena menghajar habis pewaris Lee putra Lee Saejin. Sekelas anak CEO saja dihajar apalagi anak dosen yang hanya tahu nafsu di kepalanya?" Yohan mengangkat sebelah alisnya.

"S-Saya..." Yohan mendengus, dia mendekati putrinya dan mengusap surai kelabu halus si bungsu.

"Sakit?" Nana menggeleng.

"Bukannya tadi keluar dengan Jaehyun?" Tanya Yohan.

"Tadinya, tapi aku ada temu dengan dosen, jadilah aku bawa dia sekalian." Jelas Jaehyun.

"Mau pergi lagi?" Jaehyun dan Nana mengangguk.

"Sudah sana, di sini biar jadi urusan appa." Nana memeluk sang ayah dan berjinjit untuk mendaratkan sebuah ciuman.

"Sayang appa, sampai bertemu di rumah, dan sampai jumpa lagi Taeyong oppa dan oppa kekasih Haechan!" Jaehyun geleng kepala dengan tingkah unik adiknya.

Jungkook melongo lalu menatap Mingyu di sampingnya, "Dia ternyata ganas."

Mingyu terkekeh mendengarnya, "Kalau kau tahu saja bagaimana babak belurnya wajah Lee Jeno, yang ini tidak ada apa-apanya." Tutur Mingyu.

Taeyong tersenyum kecil, "Dia anak manis selama kau tidak mengusiknya."

♠️♣️23♦️♥️

[YONGJAEM/WINYU/GS] OUR SISTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang