ORGANISASI yang Sira diami sekarang merupakan bagian dari pengurus dan keluarga mafia. Jika kalian menganggap bahwa "keluarga" ini merupakan "keluarga" betulan, maka kalian salah.
Keluarga ini diisi oleh anggota yang disaring dan dicari langsung oleh sang pemilik organisasi, yakni Bapak. Bapak sebagai "penyelamat", memilih orang-orang yang memang pantas untuk diselamatkan dan orang itu termasuk Sira.
Sebagaimana keluarga mafia pada umumnya, Bapak mengantongi banyak data sesuai dengan keperluan. Tak usah bertanya dari mana Bapak mendapatkan data tersebut, karena pasti data itu berasal dari link Bapak dan urusannya dengan orang banyak.
Sira baru mengetahui kenyataan itu ketika berusia duabelas tahun. Usia dimana ketika kalian mulai mempertanyakan segala hal karena perubahan hormon. Sira yang mulai mempertanyakan mengapa ia harus melakukan berbagai aktivitas yang membuatnya terus-menerus berpikir tanpa jeda, akhirnya mendapatkan jawaban.
Ya, tepat sekali. Ia harus membayar utang. Tidak, tidak dengan uang, namun pencapaian. Pencapaian untuk terus berprestasi sepanjang waktu sebagai jaminan bahwa kelak ketika ia dewasa, ia akan mampu meneruskan organisasi ini dan melebarkan sayapnya ke berbagai sektor industri di Indonesia.
Keluarga Sira merupakan keluarga pembangun Shadow Economy. Keluarganya bergerak di bawah tanah dan jauh dari pemberitaan media manapun. Total harta kekayaan dari keluarga ini juga tak terbendung. Kekayaan tertaksir diduga senilai ratusan triliun, melingkupi usaha sektor riil maupun materiil. Dan tentu saja sebagai keluarga mafia, data terkait total kekayaan mereka tidak terdaftar pada khalayak umum.
Anggota keluarga ini memiliki jutaan anggota di berbagai pelosok di Indonesia. Dan dengan anggota yang beragam, orang-orang yang bekerja untuk keluarga ini pun juga beragam.
Sira tidak ditemukan secara sengaja. Bapak sudah mengatur pertemuan itu. Ia tahu bahwa anak sekecil Sira tak akan mampu bertahan di lingkungan keras nan buruk tersebut. Bapak hanya butuh waktu untuk menggiring anak itu keluar dari rumahnya. Lebih tepatnya, "menyelamatkannya."
Bapak tidak mengambil Sira begitu saja. Ia hanya mengambil orang-orang yang berbakat. Meski bertubuh lemah, Sira merupakan anak yang jenius. Buktinya, ia mampu memenangkan olimpiade Matematika skala internasional dan lomba keolahragaan skala nasional hanya dengan hitungan beberapa tahun setelah ditemukan.
Namanya juga berubah ketika ia memutuskan untuk menjadi anggota keluarga itu. Aisha merupakan panggilan untuk orang terdekatnya. Perubahan nama menandakan jikalau ia sudah diterima secara resmi untuk bergabung dengan keluarga itu. Pembuktian seperti memajukan salah satu lini perusahaan milik organisasi ini merupakan syarat yang diajukan oleh Bapak pada Sira. Tes yang diujikan pada Sira juga lumayan sulit karena Sira merupakan salah satu kandidat menjanjikan yang dimaksud untuk menjadi penerus inti organisasi ini.
Sekarang tepat pukul 07.30 dimana ia sudah tiba di sekolah barunya saat ini. Sepasang mata dan bibir yang membicarakannya dengan penuh rasa iri bersambut di kedua telinga gadis itu. Setelan jas warna maroon dan rok selutut bercorak garis cokelat, ditambah kaus kaki berwarna kulit, melengkapi penampilan Sira yang begitu rupawan nan sangar tersebut. Tak lupa, ia juga menyematkan pin nama berwarna hitam yang bertuliskan "Sira Lavienna," senada dengan rambut warna hitam sebahunya.
Ia memasuki kelas dengan langkah tegap nan pasti. Meskipun murid baru, Sira sudah terkenal jauh sebelum itu. Namanya kian santer terdengar karena dia berhasil memenangkan olimpiade matematika kelas dunia dan olahraga silat skala nasional.
Sudah pintar, cantik, kaya pula. Siapa yang tidak mengenal namanya? Namun, dari banyak gossip yang beredar, Sira irit sekali berbicara. Ia bahkan tak segan-segan mematahkan lengan kakak kelas yang berani mengganggunya. Akibatnya, baik anak laki-laki maupun perempuan tak ada yang berani mendekat untuk menjadi temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Novela JuvenilAisha, gadis miskin yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung memiliki berjuta mimpi. Awalnya ia tidak pernah bermimpi, toh... apa gunanya bermimpi baginya? Tapi karena pengalaman hidup yang pahit dan ia terus dituntut untuk hidup. Ia memutuskan harus...