Bab 17 - Sira Menang

5 1 0
                                    

WAKTU istirahat merupakan waktu yang paling ditunggu oleh para siswa Raffles Internasional Boulevard School. Pada siang hari, seperti biasa Kieva menjemput Sira di kelasnya.

Kieva menunggu Sira di depan balkon kelasnya dengan sepenuh hati. Ketika Sira menemuinya di luar kelas, Kieva senang bukan kepalang.

"Hai." sapa Sira.

"H-hai juga." jawab Kieva membalas sapaan Sira.

"Sorry agak lama aku kelarnya. Soalnya tadi beresin alat tulis dulu." jelas Sira menjelaskan alasannya mengapa lama keluar kelas.

Atmosfir antara keduanya menjadi semakin canggung. Kieva menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sontak, Kieva langsung mengambil tangan Sira dan menggenggamnya erat.

"Yuk ke kantin." ajak Kieva. Sira menurut saja dengan ajakan Kieva tanpa memperhatikan raut wajah anak-anak kelasnya yang mulai heboh.

"Wi... ada yang pacaran, nih." seru Nabil, teman sekelas Sira sekaligus ketua kelasnya. Sira yang mendengar kalimat itu diam saja karena Nabil agak menyebalkan menurutnya.

Kieva yang memerhatikan raut wajah Sira pun tersenyum. Dengan senyuman manis Kieva, lantas anak lelaki itu juga ikut menumbuhkan senyumnya.

Perjalanan menuju kantin disambut dengan sambutan heboh teman-teman seantero kelasnya. Mereka yang biasanya tidak pernah berpegangan tangan kini menunjukkan secara jelas hubungan keduanya.

Hubungan mereka pasca pendekatan memang terlihat jelas kalau ada sesuatu di antaranya, namun dengan adanya perilaku seperti ini, semakin jelas bukan kalau mereka memiliki hubungan?

Anak lelakinya takjub jikalau ternyata Sira 'menyukai' lelaki juga, sementara anak perempuannya tak bisa melakukan apa-apa jikalau 'crush' mereka memliki wanita impian yang naasnya juga mereka idolakan.

Antara benci namun tidak sanggup membenci, antara memuja namun tidak sudi untuk memuja.

Jika membenci, siapa yang sanggup mengkonfrontasi Sira? Anak perempuan itu saja dijuluki 'ice queen' oleh anak perempuan di sekolahnya.

"Beruntung sekali hidup anak perempuan itu." ucap mereka yang sama sekali tidak tahu bagaimana kehidupan Sira.

Mereka pun sampai di kantin. Kieva mengambilkan nampan untuk Sira sementara Sira antri untuk mengambil makanan keduanya.

Sira mengambilkan lauk kesukaan Kieva tanpa banyak cakap. Kieva yang memperhatikan betul sikap Sira, dibuat meleleh karenanya.

Jadi selama ini Sira memperhatikan apa yang ia suka, ya?

Ia jadi terhura. Eh, terharu.

Begitu selesai, Kieva mencari tempat yang tidak begitu jauh dari pintu keluar kantin. Karena begitu ramai, Kieva meminta maaf pada Sira.

"Pasti kamu enggak suka tempat yang terlalu rame, ya? Maaf ya tempatnya cuma ada yang ini." ujar Kieva meminta maaf. Sira yang kini sudah duduk di bangku pun menggeleng.

"Enggak apa-apa. Kantin kan emang selalu rame. Yang penting dapet tempat duduk." jelas Sira sambil mengelus lembut tangan Kieva yang ada di hadapannya.

Beberapa orang yang ada di samping mereka menaikkan alis karena terkejut dengan perkataan Sira yang begitu manis. Selain perkataannya yang begitu lembut, sikapnya juga tak kalah manis.

Sira pun memulai makan siangnya, begitu pula dengan Kieva. Di tengah makan siang, selesai Sira menyeruput kuah supnya, ia mengatakan sesuatu pada Kieva.

"Tadi kamu perhatiin enggak anak-anak pada rame?" tanyanya. Kieva mengangguk. Jelas ia merasa, pelaku yang menyebabkan keramaian itu sendiri 'kan dirinya.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang