Bab 9 - Insomnia Akut

2 0 0
                                    

SEPULANG dari sasana, Sira membersihkan dirinya karena berkeringat banyak hari ini. Selesai mandi, dia menatap layar ponselnya agak lama.

Tak ada notifikasi dari Kieva.

Apa gadis itu harus menegaskan perihal hubungannya dengan Kieva? Ia jadi mempertanyakan dirinya sendiri. Mengapa hanya dengan Kieva ia merasa tidak enak jika berkonfrontasi dengannya? Tapi sikap Kieva mengganggu sekali.

Inilah alasan mengapa gadis itu lama menjomblo.

Tentu saja ia tahu alasan Kieva mengapa begitu. Anak laki-laki itu terlalu merindukannya dan anak sekecil itu pasti tidak mengetahui bagaimana caranya menyikapi rasa kehilangan. Pasti jadi trauma tersendiri.

Sira juga mengalami banyak hal buruk, apalagi sebelum dia diangkat jadi anak oleh Bapak. Gizi buruk, penyakit kulit, penyakit pencernaan, belum lagi trauma psikis. Rendahnya minat baginya untuk bersosialisasi pun berpengaruh karena sampai saat ini saja dia masih minder bila disandingkan dengan orang-orang yang lebih berprestasi darinya.

Kadang, ada perasaan takut di lubuk hati Sira. Takut jika masa lalunya terbongkar. Namun, apa pengaruh orang-orang jika mereka nyatanya tahu perihal masa lalu Sira? Toh Sira tidak makan dari orang itu.

Gadis itu juga berpikir, kok ada orang yang sebaik Bapak, ya? Mau menampung orang semacamnya. Setahunya, orang-orang tidak akan peduli sampai mereka melihat orang itu mati di hadapannya.

Kebanyakan orang-orang akan merasa kehilangan jika kita telah tiada. Orang-orang banyak mengesampingkan bahwa penderitaan orang lain hanya berlaku untuk orang itu. Memang benar, sih. Akan tetapi, yang Sira tahu, tidak ada orang yang benar-benar peduli. Contoh saja kekerasan yang dialaminya.

Para tetangganya, atau katakanlah sepanjang mata memandang—akan mengabaikan segala penglihatan mereka karena kau bukan siapa-siapanya. Sebelum mereka mati atau isi perutmu terburai, mereka akan tetap menganggapmu baik-baik saja.

Anak adalah milik orangtuanya—klise sekali. Hei, perhatikanlah. Betapa banyak anak yang menderita karena orangtuanya? Hanya karena sanggup membuahi, bukan berarti sanggup mendidik. Tidak semua orang pantas menjadi orangtua—Sira setuju akan hal ini. Dan, tidak ada anak yang mau dilahirkan jika tahu kehidupan dunia akan bajingan seperti ini.

Persetanlah dengan komunitas komunal yang menganggap bahwa keluarga adalah salah satu bagian yang penting dalam hidup—jika kau tak memiliki keluarga, kau akan mudah diburu karena kau adalah santapan empuk para pemangsa—hidup penuh hawa kebinatangan sehingga menganggap keluarga adalah bagian terpenting. Untungnya manusia memiliki akal.

Ya, Sira juga tahu kalau urusan birahi adalah urusan yang darurat—memenuhi unsur kebinatanganmu akan pentingnya melampiaskan nafsu karena kalau tidak dipenuhi manusia akan menggila—dan menciptakan monster lain yang mampu menyakiti sesama manusia. Naasnya, siklusnya akan berulang sampai ada manusia waras yang bisa menghentikannya.

Tujuan keluarga adalah memberikan rasa aman—persetan dengan itu. Bagaimana bisa menciptakan rasa aman jikalau keluarga adalah orang pertama yang mengkhianati tujuan itu? Alih-alih rasa aman, seonggok manusia akan mati karena diperbudak oleh rasa aman.

Tujuan lainnya yang diberikan oleh keluarga—pernyataan yang dangkal dan terkesan retorik—adanya keluarga bisa memberikan cinta kasih, dukungan, dan kerangka nilai. Cinta kasih yang seperti apa jika manusia seperti ayahnya tidak memiliki kasih seperti yang harusnya keluarga mampu berikan? Dukungan seperti apa? Dukungan seperti, "Ayah akan memukulmu jika kau melawan." Harus dipenuhi karena ego lemahnya? Hanya karena dia orangtua?

Katanya keluarga adalah pemberi dukungan nomor satu, sialnya... Sira tidak mendapatkan satu hal pun dari pernyataan yang tertera di atas.

Dan kerangka nilai? Kerangka nilai seperti hal kau wajib beragama hanya karena kau diwariskan agama tertentu dan ketika kau salah kau akan disiksa di neraka? Begitu?

Keparatnya, Sira pun telah lama meninggalkan tuhannya.

Lama bergumul dengan otaknya, Sira memutuskan untuk merebahkan sebentar tubuhnya yang kelelahan sehabis menyelesaikan latihan rutinnya.

Kini ia tengah menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan gamang. Ia menyadari kalau beberapa waktu belakangan gadis itu sulit sekali untuk tertidur di malam hari. Ia baru bisa tidur ketika waktu menunjukkan jam satu malam.

Entah bagaimana dengan hari ini, akankah ia bisa tidur tepat waktu?

Setelah sekitar satu setengah jam hanya memandangi langit-langit kamarnya, akhirnya ia memutuskan untuk ke dapur rumahnya karena ia lapar.

Ternyata melamun membutuhkan banyak tenaga.

"Riney, do you have some bread?" tanya Sira. Gadis yang tengah memeriksa kulkas itu bertanya pada Riney yang berada di ruang tengah. Tak jauh dari dapur.

"Di laci atas, sudah diperiksa?" jawab Riney sambil menghampiri gadis itu. Sira pun mengambil roti yang berada di laci atas.

Riney yang sudah memastikan Sira menemukan rotinya pun kembali ke ruang tengah dan melanjutkan kegiatannya. Wanita itu tengah menonton ragam acara kesukaannya.

Setelah mengoleskan selai cokelat dan kacang kesukaannya, ia pun kembali ke kamar dengan membawa sepiring roti.

Ia memakan roti berisikan lapis selai cokelat dan kacang itu dengan menonton acara youtube kesukaannya. Di tengah-tengah acara saat ia menonton, ia kepikiran sesuatu.

"Apa beli obat tidur aja, ya?" pikirnya. Tapi, bukankah obat tidur harus dikonsumsi berdasarkan resep dokter, ya?

Ia menghentikan sejenak layar handphonenya dan berpikir agak lama. Kemudian ia menggeleng.

"Enggak, enggak. Enggak boleh. Nanti ketergantungan." Batinnya berupaya memberontak.

Sejam.

Dua jam kemudian.

Sekarang sudah tepat pukul jam duabelas malam. Besok ia masih harus sekolah. Tontonan acara YouTubenya sudah ia habis tonton, ia sekarang tengah menonton drama di aplikasi kesukaannya. Tinggal beberapa menit lagi acara itu akan habis.

Seusai acara itu selesai, Sira menghentikan kegiatannya dan mulai menulis di secarik kertas. Ia berharap dengan cara ini ia akan segera tertidur.

Sayup-sayup kedua kelopak mata Sira mulai menutup. Rupanya, cara ini berhasil.

Segera ia merapikan meja belajarnya dan terlelap seketika. Akhirnya gadis itu berhasil melawan insomnianya dan beristirahat untuk mempersiapkan hari esok.

.

.

.

Sorry for late update, hope you enjoy it!

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang