18. Istri Revan

5.7K 251 47
                                    

Terlihat ruang tamu rumah Revan dan Gaby di penuhi oleh empat orang dewasa disana. Dimana terdapat Refi dan Papahnya, serta Revan dan Gaby.

Revan menatap dua lelaki di hadapannya secara bergantian "Kenapa kamu bicara tidak sopan pada istri saya Galih?" Tanya Revan pada Papah Refi.

Galih yang mulanya menunduk kini mengangkat wajahnya dan menatap sang bos yang terus menatap ke arahnya dengan wajah yang sulit di artikan.

"M-maaf Pak, saya gak tau kalau Gaby itu istri bapak" Jelas Galih gugup. Sedangkan Refi hanya terus menatap Revan bingung, ia bingung sebab dirinya tak tahu jika bos Papahnya adalah Om Revan yang ia ketahui sebelumnya adalah tetangga Gaby.

Revan berdecak "Tidak sopan kamu panggil istri saya dengan sebutan nama, dia itu istri atasan kamu" Tegur Revan.

Lelaki itu sengaja mengintimidasi dua lelaki di hadapannya. Ia tak terima sang istri dikatai seperti tadi, walaupun Revan hanya mendengar beberapa kalimat saja sebab lelaki itu yang berada di dalam rumah.

"Panggil dia ibu Gaby" Tekan Revan lagi.

"M-maaf Pak, saya belum terbiasa saja, lain kali tidak akan terulang"

"Oke saya maafkan kamu" Balas Revan. "Tapi ingat, perkataan kamu tadi sudah tidak bisa saya maklumi" Lanjutnya.

"Saya minta maaf Pak, saya salah, saya gak tau kalau Bu Gaby itu istri bapak" Jelas Galih.

"Andaikan Gaby memang bukan istri saya, apa wajar jika kamu menuduhnya seperti itu? Tanpa mendengar penjelasan dia tapi kamu sudah ambil kesimpulan buruk" Revan bersedekap dada memandang sang bawahan. Ini bukanlah sikap asli Revan, ia tak pernah se kurang ajar ini pada orang yang berumur jauh di atas nya walaupun itu bawahan dia sekalipun. Namun kali ini Galih sudah sangat keterlaluan, ia akan memberikan pelajaran pada orang seperti Galih agar tak merendahkan orang lain, ia akan membuktikan pepatah di atas langit masih ada langit.

"Karena kamu sudah seperti itu pada istri saya, jadi saya minta mulai sekarang kamu berhenti bekerja di perusahaan saya" Tegas Revan lagi.

Refi dan Galih yang awal mulanya menunduk, kini langsung mengangkat wajahnya memandang Revan yang notabenenya adalah bos Galih.

"Saya benar benar minta maaf Pak, tolong jangan pecat saya" Mohon Galih memandang Revan.

"M-maaf Om, tolong jangan pecat Papah saya" Mohon Refi ikutan.

Revan menatap lekat-lekat Refi. Anak itu adalah pemuda yang pernah mengatai istrinya murahan. Kejadian saat ia dan Gaby makan di Resto. Tenyata mulut Bapak dan Anak sama saja.

"Om jangan pecat Papahnya Refi, kasian dia" Bisik Gaby di telinga Revan.

Lelaki itu memandang sang istri yang berada di dekatnya. Ia tak menyangka jika Gaby mudah memaafkan seperti ini, padahal Papah Refi sudah mengatakan hal yang merendahkan dirinya.

"Tapi say-"

"Please.. Ya? Jangan pecat Papahnya Kak Refi" Mohon Gaby berbisik dan memegang telapak tangan Revan.

Jelas saja Revan yang melihatnya tak tega. Lelaki itu langsung berbalik ke arah Galih dan Refi, dimana kedua orang itu tengah menatapnya.

"Oke, saya tidak akan pecat kamu, tapi kamu akan saya turunkan jabatan" Ucap Revan.

"M-makasih Pak" Balas Galih. Tak apa ia turun jabatan, asal tidak di pecat. Jujur saja, sekarang cari kerja di ibu kota sangat susah apalagi dirinya pernah terlibat masalah di kantor Revan. Galih pernah korupsi dan saat Revan mengetahuinya, lelaki itu langsung berkata jujur bahwa ia melakukan semuanya karena di paksa oleh keadaan ekonominya yang tidak stabil. Di tambah sang anak yang kuliah di kampus mahal, dan dengan kebaikan hati Revan akhirnya Galih tidak jadi ia pecat.

Revan beralih menatap Refi yang sedari tadi menatap tak suka ke arahnya "Kenapa? Apa ada yang salah?" Tanya Revan.

"Sejak kapan Om nikah sama pac-" Refi menghentikan ucapannya, ia tersadar bahwa di hadapannya sekarang adalah atasan sang Papah.

"Maksud saya, sejak kapan bapak nikah sama Bu Gaby?" Tanya Refi akhirnya.

"Silahkan liat foto pernikahan kami" Ucap Revan sambil melirik foto yang terpajang di dinding ruang tamu mereka.

Refi berbalik ke arah belakang. Terlihat foto Gaby dan Revan yang terpajang di dinding ruang tamu di belakang tempat ia duduk. Tertera tanggal 12-02-22 disana. Itu adalah tanggal pernikahan mereka.

"Tanggal dua belas februari?" Beo Refi berbalik menatap Revan dan Gaby lagi.

"Kenapa?" Tanya Revan menaikkan satu alisnya.

"Jadi waktu kamu pacaran sama aku, kamu udah nikah sama dia?" Tanya Refi menatap Gaby.

"Iya" Balas Gaby.

"Jadi kamu mainin aku? Iya!?" Tanya Refi emosi.

"Jaga nada bicara kamu!" Sentak Revan.

"Maaf Pak, saya tau dia istri anda, tapi tidak sepantasnya anda membela istri anda saat dia buat salah" Ujar Refi.

"Maaf kak, tapi waktu itu aku masih bingung mau milih hubungan yang mana, aku gak tau sama hati aku sendiri, kemarin sebelum aku putusin Kak Refi aku sempat bimbang soalnya hubungan kita udah lama berjalan, tapi setelah aku liat kejadian di Resto kemarin, aku gak ragu lagi mau lanjutin hubungan yang mana, aku sadar ternyata kebimbangan hati aku buat milih yang mana itu karena aku udah sayang sama suamiku, kalau aku gak sayang sama dia pasti aku gak bakal bimbang nentuin dan bakal pilih kakak kan?" Ucap Gaby memandang Refi.

"Kenapa kamu bingung? Kalau kamu emang perempuan baik baik, gak mungkin kamu jalin hubungan lain saat kamu udah ada suami Gaby.." Tekan Refi.

"Istri saya perempuan baik, dia sudah jelaskan kenapa dia jalin hubungan sama kamu saat sudah nikah dama saya, jadi saya minta kamu jangan sembarangan katai dia seperti itu" Balas Revan.

"Maaf Pak, tapi saya tidak terima selama ini saya di duakan"

Revan berdecak mendengar ucapan Refi "Apa kabar kamu yang jalan sama tante tante?, asal kamu tau saja kalau Gaby nikah sama saya itu karena di jodohkan jadi kamu tidak bisa menyalahkan dia seperti itu, sedangkan kamu? Kamu sudah jelas menduakan dia, dengan tante tante kamu itu kan?" Tanya Revan tersenyum remeh.

"Jaga bicara anda! Saya tau kalau anda atasan Papah saya, tapi saya tidak terima jika anda menjelakkan saya seperti itu" Balas Refi memandang Revan emosi.

Galih yang sedari tadi hanya diam kini memandang anaknya nyalang. Jangan sampai anaknya membuat kesalahan dan dia yang menanggung akibatnya. Bisa-bisa dirinya di pecat oleh Revan.

"Udah, kamu jangan lawan atasan Papah" Bisik Galih pada Refi.

"Maafkan anak saya Pak" Ucap Galih tersenyum ke arah Revan.

"Saya maafkan, tapi maaf saya tidak bisa terima dia magang di kantor saya" Ucap Revan. Ia akan memberikan pelajaran sekali-kali pada mantan pacar sang istri yang bermulut comberan ini.

"Tidak masalah Pak, kalau gitu kita permisi" Ucap Galih mengajak Refi berdiri. Ia tak bisa berlama lama di rumah Revan. Niatnya tadi ingin mendatangi sang bos ke rumahnya langsung, karena ia tahu bahwa Revan izin hari ini tidak masuk. Maka dari itu ia mendatangi langsung ke rumahnya, agar terlihat sopan. Namun semuanya tak sesuai ekspektasi nya.

Dua orang tadi berpamitan kepada tuan rumah dan berjalan meninggalkan ruang tamu. Revan dan Gaby mengantar hingga depan rumah mereka tamu yang tak tahu diri ini.

"Ingat Refi, jangan pernah ganggu Gaby lagi, sekarang kamu sudah tau kalau Gaby Gentari itu istri Revan Wijaya" Bisik Revan di telinga Refi saat lelaki itu yang hendak berjalan meninggalkan teras rumah.

Refi hanya diam dan menyusul sang Papah yang menunggu di mobil.



*
*
*
Tbc

My Crazy Neighbor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang