37. Trauma nya datang lagi

2.2K 112 4
                                    

Tepat jam tiga subuh, Revan sampai di indonesia dengan tangan yang menggunakan gips. Ya, Revan mengalami patah tulang akibat kecelakaan mobil itu. Sedangkan Andre, lelaki itu mendapatkan empat jahitan di kepala dan terpaksa di rawat di rumah sakit China oleh karyawan Revan yang lain.

Awalnya Revan merutuki kebodohan Andre dalam menyetir. Tetapi, kecelakaan itu ternyata bukti bahwa tuhan ingin dia hidup lebih lama lagi. Karena kecelakaan itu membuat Revan tak ikut lepas landas dalam pesawat yang sekarang kehilangan kontak.

Kini, lelaki itu menginjakkan kaki di rumah sakit tempat istrinya di rawat. Ia tak menyangka karena ke isengannya membuat Gaby shock dan berakibat fatal seperti ini. Revan lupa bahwa istrinya itu mudah panik dan susah mengatur emosi.

Bugh

Revan tersungkur di lantai saat sebuah pukulan mendarat di rahangnya.

"Kurang ajar kamu!, pergi!" Teriak Papah Gaby memandang sang menantu tak suka.

"Pah, maafin Revan kal-"

"JANGAN PANGGIL SAYA PAPAH KURANG AJAR!, GARA-GARA KAMU CUCU SAYA MENINGGAL!"

Deg

Tubuh Revan menegang. Jantung nya berdegup sangat cepat mendengar ucapan mertuanya. Tak ada satupun orang menyampaikan berita menyedihkan itu kepadanya. Termasuk Siska.

"Aku mau liat gaby" Ucap Revan berdiri dan hendak berjalan membuka pintu ruang rawat sang istri.

Bugh

"SAYA GAK IJININ KAMU TEMUI ANAK SAYA LAGI!, GARA-GARA KAMU ANAK SAYA SAMPE HISTERIS KEHILANGAN ANAKNYA!" Teriak Papah Gaby kembali melayang kan sebuah pukulan di pelipis Revan.

Bunda nya menangis tersedu melihat sang anak. Sedangkan Ayahnya hanya diam, memandang datar Revan. Siska dan Refi pulang mengambil keperluan untuk istri Bos nya. Kedua manusia itu tak istirahat semalaman sebab khawatir dengan kondisi sang Bos. Dan ternyata tenaga mereka dibutuhkan juga pada akhirnya, walaupun orang tua Gaby sempat memaki Siska.

"Pah hiks udah, ini rumah sakit" Tegur Mamah Gaby.

"Dia juga anak aku, aku juga terpukul denger kabar ini" Ucap Revan lirih.

"OMONG KOSONG!, KALAU KAMU TERPUKUL, KENAPA SAMPE MEMBODOHI ANAK SAYA DENGAN IDE KONYOL KAMU ITU!" Malik kembali memendang Revan dan berjalan memasuki ruangan Gaby di ikuti sang Istri. Tak ada lagi kelembutan diberikan mertuanya untuk nya. Kini hanya ada nada tegas dan kebencian di sorot mata keduanya.

"Bunda.." Lirih Revan.

"Bunda gak bisa nolong kamu" Ucap wanita itu dan pergi meninggalkan Revan keluar rumah sakit.

"Sekali pembunuh, tetap pembunuh, dasar pembawa sial!" Bisik sang ayah yang membuat tubuh Revan menegang.

Revan memandangi punggung tegap Sang Ayah yang semakin jauh "Aku bukan pembunuh" Ucapnya.

Bisikan itu. Kembali terdengar di telinganya. Trauma yang ia hilangkan kini kembali. Bisikan yang semakin membuat telinganya berdengung. Membuat kepala seakan ingin pecah.

"Dasar pembawa sial, kamu yang bunuh Ayah kamu, kakak saya meninggal karena kamu"

"Jessica meninggal karena kamu"

"Bunda kamu meninggal karena lahirin kamu!"

"GARA-GARA KAMU CUCU SAYA MENINGGAL!"

"Enggak!, Saya bukan pembunuh!" Teriak Revan menjambak rambutnya menggunakan satu tangan yang bebas dari penyangga.

"Arrgh, saya bukan pembunuh!" Teriaknya.

"Pak Revan!, Pak sadar!" Ucap Refi yang berjalan tergesah bersama Siska.

My Crazy Neighbor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang