31. Batal kan?

3.2K 176 13
                                    

Gaby, Revan, serta Refi berjalan keluar dari kantor polisi. Galih sudah di tahan, atas kesaksian Refi dan bukti cctv dari kantor milik Revan. Kasus Galih cukup banyak, lelaki itu akan di tahan sampai waktu persidangan tiba dan hukuman Galih di tentukan.

"Kak Refi kok diem aja?" Tanya Gaby yang menatap Refi.

"Aku cuma mikirin Mamah aja, dulu aku rela dipukuli Galih demi Mamah, sekarang aku gak tau gimana caranya beli obat Mamah dan bawa dia berobat, semua aset kita juga udah disita" Jelas Refi.

Lelaki itu enggan menatap Revan yang sedari tadi menatapnya juga. Ia merasa malu dengan Revan jika mengingat tempo hari ia menatap Revan dengan tatapan tak sukanya, namun sekarang lelaki itu lah yang menolongnya.

"Kamu bisa kerja jadi staff di kantor saya" Ucap Revan tiba tiba.

Refi akhirnya mendongak dan memberanikan diri menatap ke arah Revan.

"M-maksud Pak Revan? Saya bisa kerja di kantor bapak?" Tanya Refi.

Revan mengangguk dan tersenyum "Dengan catatan jangan deket deket sama istri saya" Revan langsung merangkul bahu Gaby dengan posesif membuat wanita itu mendengus geli.

"Siap Pak!" Ucap Refi. Ia belum melupakan Gaby sama sekali, tapi ia akan mencoba menganggap Gaby sebagai istri atasannya dan mengenang Gaby sebagai pelajaran hidupnya.

"Kalau gitu besok kamu datang ke kantor saya, bawa berkas lamaran kerja kamu, dan untuk sekarang kamu gak usah bingung mau tinggal dimana" Jelas Revan.

Revan melempar sebuah kunci kepada Refi dan dengan sigap lelaki itu menangkapnya.

"Ini kunci apartemen saya, kamu bisa ajak Mamah kamu tinggal disana, supir kantor saya bakal anter kamu" Jelas Revan lagi.

Refi sungguh sangat bersyukur di pertemukan oleh manusia seperti Revan. Ia memeluk Revan dan kembali melepasnya. Ia menatap lelaki itu sembari tersenyum.

"Makasih Pak, saya gak tau kalau bapak gak ada mungkin saya bisa stress dan mati di tangan Galih" Ucap Refi yang setia memegang telapak tangan Revan.

Dengan perasaan kesal, Revan melepas genggaman tangan Revan "Sama-sama, kamu jangan peluk saya kayak tadi, cuma istri saya yang boleh" Ucap Revan membuat Gaby mendengus.

"Iya Pak, maaf" Balas Refi.

"Kalau gitu kita duluan ya Kak?" Tanya Gaby membuat Refi mengangguk.

"Makasih ya Gab"

"Iya" Balas Wanita itu dan berlalu dari hadapan Refi dengan menggandeng tangan Revan.

***

Berjalan dengan percaya dirinya sembari membawa rantang berisi makanan untuk sang suami. Gaby tersenyum ketika bertemu dengan sebagian karyawan, walaupun karyawan di kantor sang suami tidak mengenal nya sebagai istri bos mereka, sebab pernikahan keduanya yang tertutup tetapi Gaby tetap tersenyum.

"Cari siapa Mbak?" Tanya Resepsionis tersebut.

"Pak Revan nya ada?" Tanya Gaby sumringah.

"Ada di ruangan Mbak, anda sudah buat janji?"

"Sudah"

Resepsionis itu akhirnya memberikan petunjuk letak ruangan Revan kepada Gaby. Dengan masih memasang senyum nya Gaby berjalan memasuki ruangan di lantai tujuh dengan sebelumnya ia menaiki lift untuk sampai di ruangan tersebut.

Kantor suami gue gede banget kayak anunya. Batin Gaby, seakan tersadar dari pikirannya, Gaby pun menggeleng dan memukul pelan kepalanya.

My Crazy Neighbor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang