Epilog

6K 203 29
                                    

🎶 •Pesan Terakhir- Lyodra ginting


***

Hanya pindah tempat. Itu tujuan Revan menjauhi pasutri tersebut. Dan disinilah ia berada. Di gazebo yang tak jauh dari pantai.

Kancing kemeja pantai yang mulanya tak terbuka semua. Kini Revan buka keseluruhan dan melepaskan kemeja tersebut. Kulit yang awalnya putih bak aktor drama korea. Kini terlihat cokelat eksotis akibat seringnya berjemur di pantai, Revan suguhkan dengan cuma-cuma kepada pengunjung lain. Ya!, Revan bertelanjang dada sembari menghisap sebatang nikotin di jarinya.

Revan terkekeh mengingat pertemuannya dengan Gaby barusan. Ia menghembuskan asap rokoknya ke udara. Jika dulu Revan bukan seorang perokok aktif. Tapi sekarang ia berubah, semenjak memutuskan hidup sendiri, Revan lebih sering menghabiskan waktunya dengan batang nikotin itu.

"Crazy.." Ucap nya kembali terkekeh dan mematikan api rokok miliknya sebelum menaruhnya di asbak.

Memutuskan untuk masuk ke dalam pavilium di belakang hotel. Revan menyugar rambutnya sembari berjalan. Semua pergerakannya tak luput dari tatapan para betina yang tengah berada di sekitar menatapnya penuh damba.

***

Gaby memilin jarinya sembari bernapas gusar. Pertemuannya dengan Revan sungguh tak terduga. Ia tak tahu jika hotel Wija's yang ia tempati menginap ternyata milik Revan.

"Turunin ego nya!, kapan selesainya kalau gini" Monolog Gaby keluar dari kamar hotel menuju resepsionis.

"Selamat malam Bu, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Resepsionis wanita tersebut.

"Saya mau nanya Mbak, pemilik hotel ini namanya Revan wijaya?"

"Iya benar, kenapa ya Bu?"

"Saya mau bertemu dengan beliau Mbak, bisa minta tolong hubungi Pak Revan?" Tanya Gaby sedikit was-was.

"Maaf Bu, ada keperluan apa? Kalau ingin membooking kamar, atau menyewa ruangan lainnya bisa langsung dengan saya atau Pak manager"

"Maaf Mbak, tapi ini masalah pribadi"

Resepsionis tersebut tersenyum. Ia sudah menebak dari awal jika ini bukan masalah hotel. Tak jarang para wanita meneror nya hanya untuk melakukan pendekatan kepada sang Bos.

Resepsionis tersebut akhirnya menelpon Sang Bos melalui telepon hotel. Beberapa menit kemudian telepon tersambung membuat suara bariton di seberang sana terdengar.

"Halo Pak, maaf saya mengganggu, tapi ada tamu hotel yang ingin berbicara dengan bapak"

"Siapa?"

"Cewek Pak, namanya..." Resepsionis tersebut menatap Gaby mengkode wanita tersebut.

Paham akan maksud sang Resepsionis, Gaby langsung buka suara "Gaby"

"Namanya Bu' Gaby, Pak"

Sejenak terjadi kehengingan. Revan tak menjawabnya.

"Halo Pak?"

Terdengar deheman dari lelaki di seberang "Suruh ke rumah belakang".

My Crazy Neighbor (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang