AL SHAKA [ON GOING]

AL SHAKA 18

Hallo welcome
🤍🤍🤍

"Bukan masalah benar atau salah. Masalahnya adalah kamu yang merasa paling benar sendiri".

Happy reading

"Gimana keadaan Alena nak?" Tanya Clarissa, dirinya mendadak kaget ketika sesak nafas Alena kambuh

"Al masih di tanganin dokter Bun"

"Gimana ceritanya kok bisa gini?" Tanya Elmira

"Cerita nya panjang ma"

"Al Shaka, apa Alena pernah bicara tentang trauma nya sama kamu?"

"Nggak Bun, bahkan Shaka nggak tau kalo Alena punya trauma"

"Dulu saat Alena berumur enam tahun, dia di culik dengan seorang yang ternyata musuh dari ayah Adhi, dan Alena di sekap di ruangan yang bisa di bilang cukup kecil"

"Ruangan itu cukup gelap dan membuat Alena trauma jika mengingat nya, nafas Alena akan terasa sesak ketika berada di ruangan gelap atau semacamnya"

"Alena juga tidak suka ketika tidur lampunya dimatikan"

"Maaf yah, Bun, Shaka nggak bisa jaga Alena"

"Ini semua bukan salah kamu nak" bicara Adhi menyakinkan Shaka

Setelah di Alena pindahkan diruangan nya, Al Shaka berniat masuk untuk melihat kondisi istrinya

Al Shaka berjalan menghampiri Alena, melihat wajah pucat istrinya, ia menyesal lantaran tidak bisa menjaga Alena

"Kenapa kamu nggak cerita kalo punya trauma sayang, gw nyesel Al nggak bisa jaga Lo dengan baik"

"Gw janji bakalan jaga Lo dari orang yang berniat nyakitin Lo, maafin gw karena gw Lo jadi kaya gini"

Alena perlahan membuka matanya, melihat sekeliling dan melihat suami nya yang sedang menunduk

"Ka kamu nangis?" Tanyanya pelan

"Kamu udah sadar sayang syukurlah, ada yang sakit biar aku panggilkan dokter"

Alena mencegah Shaka dengan tangannya "nggak usah ka, aku nggak pa-pa"

"Nafas kamu masih sesak hmm?"

"Udah nggak"

"Kenapa kamu nggak bilang soal trauma kamu sayang, kamu nggak anggap aku suami"

"Bukan gitu ka, aku nggak mau nambah beban pikiran kamu"

"Nggak ada yang direpotkan disini, aku itu suami kamu Al"

"Maafin aku ka, aku butuh waktu buat cerita"

"Ya udah sekarang kamu fokus untuk kesembuhan kamu"

"Ka aku mau tanya, kamu nggak bilang sama papa kan soal kejadian ini?"

"Papa berniat buat ngeluarin mereka"

"Tapi ka kasihan Raina bentar lagi kan ujian"

"Terlambat sayang kelakuan Raina dan teman temanya sudah keterlaluan, bisa dibilang papa akan tetep mengeluarkan Raina"