09. Feud?

45 29 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Happy Reading]

Didalam ruangan yang berdebu dan cahaya yang minim, Jaemin terduduk lemah disebuah bangku dan terikat. Pria malang itu hanya bisa pasrah diperlakukan kasar oleh manusia-manusia biadab. Siapa lagi kalau bukan, Jeno, Guanlin, Karina, Lisa dan Felix. Lima manusia anti Jaemin club.

"Mau diapakan dia?" tanya Guanlin.

"Mutilasi nggak sih?" sahut Lisa.

"Dasar kanibal." beo Felix.

"Gue cuma bilang mutilasi bukan dimakan, sialan!" balas Lisa dengan tatapan tajamnya.

BUGH!

Satu tinjuan berhasil Jeno layangkan pada rahang Jaemin, membuat pria itu meringis.

"Ya Tuhan, Jen. Kasih aba-aba dong kita kan kaget jadinya." celetuk Lisa sambil mengusap dadanya.

Tangan Jeno beralih menarik kerah baju Jaemin, tatapan tajam dan penuh kebencian sangat terlihat. Urat leher pria itu menonjol, dia benar-benar sangat emosi saat ini.

"Harus berapa kali gue ngasih peringatan buat lo jauhi Jiya, brengsek!"

BUGH!

Lagi, pria itu kembali melayangkan tinjuan nya dan tepat mengenai rahang milik Jaemin.

Pria malang itu, Na Jaemin, hanya dapat meringis menahan rasa sakit yang kini menjalar ditubuhnya.

Yang menjadi pertanyaan, apakah salah jika dirinya berteman dengan Jiya? Hanya sebatas teman, hanya itu dan mengapa Jeno sangat mempermasalahkan semuanya?

BYURR!!

Tanpa mengatakan apapun, Karina menumpahkan seember air cucian pel pada Jaemin.

Bau yang sangat menyengat kini menyeruak diruangan itu.

"Huekk, itu air apa coba bau banget!" seloroh Lisa sambil menutup hidungnya.

"Lo aja yang cuma cium baunya udah mau pingsan, apa lagi anak itu. Yang tersiram airnya langsung." sahut Guanlin.

"Sebagai tanda dimulainya permainan." ujar Karina dengan smriknya.

Jeno menatap Karina lalu merangkul pundak gadis itu. "Good gril, setelah ini gue yakin gadis polos itu akan datang dan mengamuk."

"Ngga asik dong, kan gue belum mukul Nana-nya Jiya." celetuk Guanlin.

"Nana?" Jeno sepertinya kebingungan atas ucapan Guanlin.

Guanlin mengangguk meyakinkan ucapannya tadi. "Nana-kan nama panggilan kesayangan buat Jaemin dari Jiya."

"Sotoy banget si bangs*at," beo Lisa.

Jeno tertawa pelan, nyaris tak terdengar. Dia menghampiri Jaemin lalu, "sudah sejauh mana hubungan kalian?" tanyanya.

Jaemin hanya diam, tubuhnya semakin melemah, rasa nyeri dan kedinginan membuatnya ingin pingsan. Mengingat dirinya tadi pagi juga belum sempat sarapan.

ABOUT J | love and hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang