14. That man

31 26 0
                                    

"kamu begitu lelah, jangan melakukan semua hal dengan keterpaksaan. Aku takut jika kamu sakit."

- Jung Jiya -

- Jung Jiya -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🤍🌈🦜

Semilir angin sedikit lebih kencang dari atas rooftop. Aku menepati janji untuk menemui Jeno, meski dengan hati setengah karena memang tidak niat untuk melihat wajahnya yang semakin hari semakin songong itu.

Terdengar suara langkah seseorang dari belakangku, saat hendak berbalik tiba-tiba saja sebuah tangan kekar memeluk pinggangku begitu erat seperti tidak ingin melepaskan. Lalu dagu yang ikut mendarat pada bahu kanan ku.

Apa, aku tidak mengerti?

Lee Jeno.

Maksud pria itu sebenarnya apa?

"Ku mohon tetap seperti ini untuk sebentar. Aku merindukanmu. Sangat merindukan." Lirihnya.

Aku dapat mendengar deru napas Jeno yang terdengar berat. Jujur berada diposisi ini benar-benar membuatku deja vu. Begitu banyak kenangan yang harus dilupakan dengan terpaksa setelah kejadian waktu itu. Jik saja Jeno tiaak selingkuh, mungkin hubungan kami akan selalu damai, sejahtera.

"Jen?"

Dia berdehem.

"Lepas." Tanganku mencoba untuk melepaskan kedua tangannya yang melingkar di pinggang ku, meski itu nihil. Pria itu sama sekali tak menggubris permintaan ku.

"Sakit, Jiya.. sangat sakit..."

Aku diam membeku mendengar lirihan kecil dari pria itu. Ekor mataku melirik nya, mata pria itu tertutup masih dengan deru napas yang berat.

Tanganku perlahan naik lalu menempel pada dahinya. Huh! Mengapa tiba-tiba suhu tubuhnya sepanas itu? Apa yang sebelumnya terjadi padanya?

"Jen, kamu sakit?" Tanyaku.

Dia menggeleng.

"Ini kamu demam, Jen." ujarku. "Aku panggil Karina ya? Biar dia obatin kamu."

Dia kembali menggeleng. "Tidak, aku tidak ingin bersama dia."

"Mengapa?"

Jeno diam. Tak ada suara sama sekali setelahnya.

Helaan napas pasrah ku hembuskan. "Padahal aku siap dengar cerita kamu, kamu nya malah sakit. Gimana sih." dumelku.

"Maaf, tapi aku benar-benar tidak enak badan."

Manik mataku mendelisik raut wajah pucat pria itu. Seperti benar ada sesuatu yang dia sembunyikan, tapi apa?!

"Kamu bohong kan? Tadi suruh aku kesini karena kamu memang nggak enak badan, biar aku antar pulang terus kamu ambil kesempatan dekatin aku lagi, kan?" tebakku.

ABOUT J | love and hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang