25. Feeling guilty

45 32 0
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・*

Langkahku perlahan memasuki ruangan serba putih dengan aroma obat-obatan yang mendominasi. Ku lihat seorang pria terbaring di atas bangsal dengan mata yang terpejam, wajahnya terlihat begitu damai dalam tidur. Entah sampai kapan dia akan tertidur, dia benar-benar beristirahat kini. Ku harap masa istirahat nya tidak selama itu...

Tertidur dengan segala macam alat yang berada ditubuhnya. Ventilator yang terpasang, menutupi bibir yang selalu melukiskan senyuman paling indah.

Aku merindukannya...

"Na, aku bawa kertas katanya kamu kita bakal buat wishlist bersama, kan?" Aku beralih mengambil secarik kertas dan pena didalam tas kecil yang ku bawa. "Ayo bangun, kita buat bersama.."

Tak terasa air mataku menyeluruh begitu saja. Menahan dada yang terasa sesak, rasanya begitu abstrak untuk mendeskripsikan semuanya.

"Na, wishlist pertama kita adalah bermain hujan. Bagaimana menurutmu?"

Senyap.

Hanya ada suara monitor di samping bangsal yang sedari tadi berbunyi. Aku masih menatap wajah itu, wajah yang tenang dalam tidurnya.

Kepalaku menunduk dalam, menahan tangisan yang akan pecah mengakibatkan kedua bahuku bergetar. "Na, ayo bangun.."

"Na, katanya kamu nggak suka aku sedih, tapi kenapa kamu buat aku sedih? Na ayo, ayo berbahagia lagi, aku butuh kamu.."

Ku raih tangan itu, tangan yang kurus, pucat dan sangat dingin. Tekstur nya masih sama, kasar. Tangan yang dua kali lebih besar dari tanganku. Aku merindukannya, merindukan genggaman itu.

Netraku masih menatap lekat wajah Na Jaemin. Bahkan disaat seperti ini, bayangan tentang kejadian 8 tahun silam masih terus menghantui pikiranku. Seperti ada sesuatu dengan kejadian itu, atau bahkan sebelumnya.

Perasaanku terus mengatakan bahwa ada sebuah rahasia yang belum terkuak hingga saat ini. Tentang masa lalu Lee Donghae. Aku masih bingung mengapa hal ini bisa terpikirkan olehku, rasanya seperti banyak sekali kejanggalan. Terlebih paman Donghae sama sekali tidak memunculkan batang hidung dari kemarin, saat Jaemin dioperasi.

"Ayah kamu jahat banget ya? Dimasa depan, saat kita sudah menikah aku mau kita tinggal jauh dari Ayah kamu. Takut nanti dia ngusik kehidupan kita." Monolog ku dengan bahu yang mencelos.

"Punten mamang..!"

Seseorang baru saja memasuki ruangan tersebut, membuatku tersentak dan refleks menghempaskan genggaman ku ditangan Jaemin, syukurnya tidak sekasar itu.

Dengan kesalnya aku menoleh sarkas menatap seorang pria bertubuh jangkung dengan jaket kulit hitam dan celana jeans nya, berdiri dengan songong memegangi kacamata hitam yang ia gunakan.

ABOUT J | love and hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang