[FOLLOW SEBELUM BACA!!]
PART LENGKAP
"Apakah kamu tau kisah tentang senja dan malam? Tentang cinta mereka yang bertentangan, mereka ditakdirkan untuk saling melengkapi namun tidak untuk memiliki. Seperti kisah kalian."
"Lantas, jika kami tidak dapat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada banyak sekali plot twist disini." - Lee Haechan -
🤑💋🤙🏼 {emot barudak Haechan}
°°°°°°°
"AAAAA!!!"
"BANCI SIALAN!!" pekik Haechan yang terus berlari sekuat tenaga.
"WOI TUNGGU-IN!!" teriak Yoshi.
"EOMMAAA!!" pekikkan Jihoon tak kalah menggelegar nya. Mungkin efek jaraknya dengan banci yang kejar mereka cukup dekat.
"Jauh-jauh kau banci sialan! Dasar bedebah kampret! Najis bangsat!!" celoteh Jihoon sambil terus berlari sekuat tenaganya.
"HEI KAMU JANGAN LARI! SINI SAMA AKU SAJA.." seru banci itu.
"NAJIS SIALAN!!" pekik Jihoon.
"Kamu ganteng-ganteng hobi ngebentak sama cewek, ih nggak suka aku."
"LO LAKI BANGSAT!!" sahut Yoshi
"Jahat ih kalian!!" Banci itu terus saja mengejar ketiganya meski kadang berhenti sebab high heels yang dia gunakan cukup tinggi.
"MAU LARI KEMANA KITA? KAKI GUE UDAH MAU LEPAS INI!" seru Yoshi.
"LARI AJA, DIDEPAN SANA SUDAH SEKOLAH KITA!" balas Haechan.
Ketiga pria itu berlari dengan kencang hingga mereka sampai digerbang sekolah. Cukup jauh juga pelarian mereka dari seorang banci yang terus mengejar.
"Loh? Kok kalian ngos-ngosan gitu? Habis dikejar setan?" tanyaku, kebetulan aku sedang berdiri disamping pos satpam hendak menunggu Yunjin dan Winter datang.
Ketiga pria itu bersamaan duduk dikursi yang tersedia dipos satpam, berusaha mengatur nafasnya.
"Lebih seram dari hantu." balas Haechan.
Kening ku mengerut. "Apa tuh?"
"Banci digang sana." beo Yoshi.
"Who? Jadi kalian dikejar Sakura lagi?" gelakku.
"Namanya Sakura?" tanya Jihoon.
Aku mengangguk. " Banci yang kejar kalian pake high heels warna merah kan? Terus bajunya dress ketat, sama make up nya tebal kan? Nama banci itu Sakura. Kata dia, dia cocok dipanggil Sakura karena dia cantik dan menawan seperti bunga Sakura."
Haechan menatap ngeri padaku.
"Gue heran sama kalian, biasanya naik bus kalau nggak ada motor kok ini malah jalan?" tanyaku.
"Kita terlambat, pas sampai dihalte busnya sudah jalan." jawab Jihoon.
