21. Dawn and Dusk

44 30 0
                                    

"Jika perumpamaan nya adalah Sang fajar dan Sang senja, maka kita adalah dua insan yang saling melengkapi dan akan saling mencintai, namun apakah kenyataan Sang fajar dan Sang senja yang tak dapat menyatu, pada hubungan kita akan sebaliknya?"

Jung Jiya—


»»——✥——««

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»——✥——««

"Jauhkan tangan kotor anda dari gadis ini."

Jung Jiya dan juga Lee Donghae menoleh secara bersamaan ketika seseorang dengan segera mencekal tangan Donghae saat hendak menampar gadis itu.

Lee Taeyang. Inspektur itu datang tepat waktu. Wajahnya yang lempeng seperti tak memiliki semangat hidup sama sekali, dengan tatapan tajam dan menusuk menatap Lee Donghae.

Donghae menghentakkan tangannya hingga cengkraman Inspektur itu terlepas.

"Anda sepertinya tidak mengenal buluk, bahkan perempuan pun anda bisa main tangan." Inspektur itu berdecih.

"Jangan ikut campur." Lee Donghae berujar dengan alis yang kini menukik tajam dan tak lupa tatapan yang seperti mengisyaratkan jika Inspektur tampan itu bisa mati kapan saja jika kembali berbicara.

Seringaian muncul dari sudut bibir Taeyang. "Seharusnya, anda yang tidak perlu memasukkan gadis ini kedalam masalah."

"Apakah setelah ini kau akan mencuci otaknya? Menyuruhnya kembali bersama Lee Jeno dan menjauhi Na Jaemin?" Inspektur itu lantas mendengus remeh.

"Mau sekeras apapun kau berusaha memisahkan kedua remaja ini, itu akan nihil. Karena mereka telah ditakdirkan, di dunia ataupun dikehidupan selanjutnya nanti."

Jung Jiya, gadis itu menggerjap matanya beberapa kali setelah mendengar pernyataan Inspektur tersebut. Apa maksudnya? Takdir? Apakah semua itu benar adanya? Dia butuh kejelasan atas semua pertanyaan yang bermunculan di benaknya.

Lee Donghae menggertakkan giginya, diam-diam. Kedua tangannya terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. "Lantas, jika takdir mereka bersama, haruskah saya memberi sanjungan? Di dunia ini tidak ada yang bisa dilakukan, termasuk mengubah takdir." Kalimat itu sempat membuat Lee Taeyang tercekat, seperdetik kemudian terdengar suara guntur.

Jung Jiya yang terhenyak dalam perbincangan yang sepertinya dapat menjawab semua pertanyannya, pun dikejutkan oleh suara itu. Ah, sepertinya akan hujan.

Atau mungkin, teguran?

"Apakah kau baru saja meragukan kekuasaan Tuhan? Dengarlah, bahwa takdir yang telah digariskan oleh Tuhan itu artinya tidak dapat diganggu gugat lagi. Siapapun dia, bahkan manusia yang hanya ciptaan pun tidak bisa merubahnya." Balas Taeyang, dia mungkin sadar jika apa yang dia ucapkan baru saja tidak akan didengar oleh pria dihadapanya itu. Persetan dengan semua itu, dia benar-benar membenci perbincangan seperti ini, terlebih Jung Jiya ada diantara keduanya.

ABOUT J | love and hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang