[FOLLOW SEBELUM BACA!!]
PART LENGKAP
"Apakah kamu tau kisah tentang senja dan malam? Tentang cinta mereka yang bertentangan, mereka ditakdirkan untuk saling melengkapi namun tidak untuk memiliki. Seperti kisah kalian."
"Lantas, jika kami tidak dapat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"YA YA YA WINTERRR!!!"
"GUANJING MONYET!!"
"TTOPOKKI GUE!"
Baiklah sepertinya mengambil keputusan untuk masuk sekolah hari ini adalah keputusan yang sangat fatal. Ah, ya sudahlah manusia penghuni kelas ini memang tantrum untuk apa aku terus menyalahkan mereka.
Kedua tangan ku menumpuk diatas meja lalu dengan pelan kepala ku turun hendak menjadikan kedua tanganku sebagai bantalan untuk tidur. Mungkin tidurku akan sedikit terganggu dengan kebisingan teman-temanku, tapi biarlah.
Saat hendak menutup mata, tiba-tiba saja seseorang dari belakang mencolek pinggang ku. Aku hanya berdecak tanpa menoleh sedikitpun. Tak lama setelahnya orang tersebut merangkul pundakku lalu duduk di kursi yang berada disamping ku.
"Ceilah, nggak bersemangat banget lo kesekolah." celetuk Winter. Gadis itu datang dengan gaya petantang petenteng nya, tak lupa topi yang bertengger dikepalanya itu dimiringnya hingga salah satu matanya tak terlihat. Dia benar-benar sangat absurd.
"Kenapa lo? Senyum dikit napa?" Winter menarik pelan tubuhku hingga duduk dengan baik dan berhadapan dengannya. Kedua tangannya naik disudut bibirku lalu ditariknya pelan hingga senyumanku terukir.
"Yang bener lo senyumnya!" Gadis itu berdecak.
Aku hanya tertawa kecil lalu mulai kembali tersenyum. Sebentar.
"Karena Jaemin ya?" Raut wajah Winter berubah begitu saja setelah ia sadar.
Keningku mengerut lalu perlahan aku mengangguk.
Lantas gadis itu memelukku lalu menepuk pelan punggung ku. "udah engga perlu sedih, bentar lagi sadar kok. Jaemin mana tahan engga liat lo sehari doang?"
bugh!!
"Masalahnya ini udah 3 hari!" sungut ku, setelah memukul bahu gadis bermarga Kim tersebut.
