16. Confusing story

36 28 0
                                    

"Aku tidak cemburu, itu kenyataannya. Hanya saja aku tidak suka kamu harus menanyakan hal tentang dia. Apakah itu juga disebut cemburu?"

~Na Jaemin~

~Na Jaemin~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍄🐹🥑

"Apa yang anda sembunyikan?"

"Anda tidak seharusnya ikut campur dalam urusan rumah tangga saya."

"Apakah saya harus mengulangi jika saya adalah kakak kandung istri anda?!"

Pria bersurai rambut hitam itu memandang lawan bicaranya dengan begitu santai seperti manusia yang sama sekali tak pernah berbuat dosa. Laki-laki berusia 41 tahun itu kembali meneguk kopi hitam tanpa gula yang terasa begitu pekat namun melegakan.

Sedangkan lawan bicaranya sedang menatapnya dengan begitu tajam, serta emosi yang bisa meledak kapan saja.

"Sudahlah, minum dulu kopi mu, nanti dingin." ujar Donghae dengan dagu yang mengidik ke kopi didepan Jung Jae-hyun yang nampak masih penuh.

"Saya datang kesini bukan untuk santai-santai seperti mu. Jadi saya harap untuk menjawab pertanyaan saya tadi!" Baiklah sepertinya dia harus menahan emosi untuk beberapa saat lagi. Tapi sangat susah, Lee Donghae ini sangat menyebalkan, padahal dahulu dia tidak seperti ini.

"Tentang apa?" Tanyanya kemudian.

Oh ayolah, kakek tua dimohon untuk tidak memancing emosi ayah kesayangan Jiya.

Donghae tersenyum, bukan, bukan senyuman manis lebih tepatnya senyum mengerikan. Psikopat, ah aku lupa memberi tahu satu kebenaran ini, bahwa kakek tua kita merupakan mantan buronan dahulu, jauh sebelum beliau mengenal Kim Seulgi. Lebih tepatnya diusia 14 tahun hingga ia menginjak usia 20 tahun. Iya, setelah mengenal Seulgi pun dia masih menjadi pembunuh bayaran sekaligus buronan polisi, tapi hal itu tidak diketahui Seulgi, sama sekali tidak hingga wanita itu meninggal.

"Apa maksud mu menikahi adikku? Apakah semua nya dilatarbelakangi oleh harta? Ketenaran? Atau kekuasaan?"

Lee Donghae berdecih pelan. "Saya tidak sebodoh itu, Jung Jae-hyun. Jika semuanya hanya untuk harta dan ketenaran, saya juga telah memilikinya sejak dahulu, bahkan sebelum mengenal adikmu."

"Lalu?"

"Apakah saya perlu bersyair? Mengatakan jika takdir yang membawa kami bertemu lalu bersatu?" Pria itu lalu tertawa remeh lalu kembali menyeruput minumannya. "Jika niatmu hanya untuk menjauhkan ku dari Irene, silahkan saja. Kita lihat siapa yang ditinggalkan dan siapa yang akan meninggalkan."

"Baiklah kita lihat siapa yang akan ditinggalkan."

Bukan, bukan diantara keduanya yang berbicara namun, seseorang yang barusaja hadir disana. Kedua pria itu menoleh secara bersamaan.

Mark Lee, remaja dengan setelan baju kotak-kotak dipadukan celana jeans yang memang model bagian lututnya robek itu, membuatnya tampak sangat keren. Tanpa ada rasa takut sama sekali, dia menghampiri kedua pria lanjut usia itu. Dan mengambil tempat duduk disamping Jung Jae-hyun.

ABOUT J | love and hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang