Ignored - 2

3K 285 85
                                    

03.55 AM

Lisa terbangun dari tidurnya karena merasa pergerakannya terbatas seperti ada sesuatu yang memenuhi sofanya selain dirinya, ternyata kekasihnya lah yang tidur di sampingnya. Lisa tersenyum lalu terkekeh melihat kekasihnya yang tengah tertidur sambil memeluknya dan menjadikan lengannya sebagai bantalan kepalanya.

Lisa merasa hangat di dalam pelukan Jennie, seperti aliran cinta yang mengalir begitu nyaman di dalam dadanya. Dia tidak bisa menahan senyum saat melihat kekasihnya yang terlihat begitu tenang saat tidur. Jennie benar-benar sumber kebahagiaan baginya.

"Kau begitu indah, sayang" bisik Lisa pelan, tanpa ingin membangunkan kekasihnya. "Aku tidak pernah berpikir bisa mencintai seseorang sekuat ini".

Dia memandangi wajah Jennie dengan penuh kasih, mengenang momen-momen manis yang mereka lewati bersama. Lisa tersenyum saat mengingat bagaimana mereka bertemu, bagaimana perlahan-lahan mereka saling mengenal, dan bagaimana akhirnya cinta itu tumbuh di antara mereka.

Lisa mencium lembut kening Jennie, mengingat betapa banyak perasaan yang dia miliki untuk wanita itu. Dia mencintai Jennie dengan seluruh hatinya, dengan setiap detak jantungnya. Dan meskipun ada tantangan dan cobaan di depan mereka, dia tahu bahwa cinta mereka akan selalu mengatasi segalanya.

Lisa memejamkan matanya dan mencium bibir Jennie dengan lembut, mencurahkan seluruh perasaannya melalui kecupan itu. Dia merasa begitu bahagia, begitu lengkap, memiliki Jennie di sisinya. Dan dia berdoa, semoga cinta mereka akan tetap abadi, melewati setiap badai dan memberikan mereka kebahagiaan yang tak terhingga.

Jennie menggeliatkan badannya "Ennghhh" Jennie membalikkan tubuhnya dan membelakangi Lisa lalu menarik tangan Lisa untuk memeluk dirinya "Ck Lisaaa peluukk!" Racau Jennie.

Lisa tersenyum "I love you" ucap Lisa perlahan-lahan memeluk Jennie lebih erat, mencium lembut rambut gelapnya. Dia berusaha menghentikan waktu, ingin menikmati setiap momen ini. Di dalam pelukan Jennie, Lisa merasa aman, seperti tidak ada yang bisa mengganggu ketenangan dan kedamaian mereka.

|
|
|

08.30 AM

Suasana pagi itu cerah dan segar, cahaya matahari menyinari ruangan apartemen Jennie. Para sahabatnya, Rose, Seulgi, dan Nayeon duduk di meja makan sambil menikmati sarapan yang telah mereka siapkan. Namun, tatapan mereka sesekali teralihkan pada pintu apartemen yang tetap tertutup.

"Ck kemana dia! Dia bilang akan datang pagi ini tapi sudah jam begini, dia belum juga menampakkan batang hidungnya" ucap Nayeon.

Seulgi mengangguk "Ya, dia yang menyuruh kita menginap dia juga yang tidak ada di sini. Maybe dia sedang melakukan morning sex dengan Lisa haha" ucap Seulgi sambil terkekeh.

Rose memutar bola matanya "Guys, please! Bisa tidak, tak usah membahas tentang sex, omg. Kita sedang makan!" Ucap Rose sebal.

Nayeon terkekeh "Seulgi yang memulainya Chaeng-ah. Aku sudah mencoba menghubunginya tapi tidak ada jawaban darinya, dia masih tidur mungkin" ucap Nayeon.

"Sudahlah, biarkan saja mereka menikmati waktu mereka bersama. Bukankah lebih baik begitu, semoga saja mereka sudah berbaikan setelah ini" ucap Seulgi.

Ceklek

Mata mereka semua tertuju pada pintu apartemen Jennie, di sana sahabatnya itu baru saja datang sambil menenteng sekantong plastik yang entah apa isinya.

Jennie menaruhnya di atas meja makannya "Guyss maaf oke! Aku pergi membeli sarapan pagi dulu tapi ternyata kalian sedang sarapan saat ini" ucap Jennie lalu mendudukkan dirinya di samping Rose.

Where Is My Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang