29

5.1K 430 10
                                    

Happy Reading

"Lo boleh pergi," ucap Christy tanpa mau berlama lagi Dea pun pergi sembari memegangi pipi nya yang berdarah, jujur ia takut kepada Christy, ia tak menyangka jika anak itu bisa melakukan hal yang tadi.

"Sekarang giliran lo," ucap Christy beralih ke arah Vino.

_________________________________________
__________________

Christy mendekat ke arah Vino menatap laki-laki itu dengan tatapan tajam milik nya, sudut bibir nya terangkat sedikit kala ia membayangkan sesuatu yang menarik. Sesuatu yang akan dia lakukan terhadap Vino.

"Lo mau apa hah? Lepasin gue bangsat," teriak Vino sembari menjauhkan wajah nya kala Christy menodongkan pisau lipat tepat di mata nya.

"Kek nya seru deh kalau gue congkel salah satu mata lo deh, manatau dengan gue congkel mata lo, lo jadi sadar kalau seharus nya lo nggak pernah nyakitin hati kakak gue," ucap Christy di sertai dengan senyum smirk nya.

"Tapi nggak seru ah! kalau gue langsung congkel mata lo, minimal pemanasan dulu ya kan," tanya Christy sembari menjauhkan pisau nya tadi dari mata Vino, hal itu membuat Vino tersenyum lega.

Christy mengepalkan tangan nya lalu memukul sudut bibir Vino dengan kuat, yang membuat bibir laki-laki itu mengeluarkan darah.

"Awsh," rintih Vino kesakitan, ingin rasanya ia memegang sudut bibir nya namun tangan nya masih terikat.

"Gimana? sakit? mau lagi?" Tanya Christy menaikkan nada bicara nya.

"Asal lo tau ya, gue nggak pernah mukul kak Chika sekalipun dia buat salah sama gue, tapi lo dengan mudah nya mukul kak Chika dengan tangan busuk lo itu," ucap Christy penuh penekanan sembari mengelap darah yang ada di bibir Vino dengan jari telunjuk nya, lalu ia mengoleskan nya di pipi Vino.

"Lepasin gue bangsat! kalau lo berani ayo lawan gue, bukan dengan cara mengikat gue kek gini," sentak Vino ia berusaha memancing emosi Christy.

"Lo kira gue bodoh?" Tanya Christy menatap Vino dengan senyum miring.

"Ternyata benar ya yang gue katakan kalau lo itu banci," ucap Christy dirinya mulai melepaskan tali yang mengikat Vino, namun hanya satu tangan saja yang ia lepaskan.

"Lo jangan asal ngomong ya," marah Vino.

"Bukan asal ngomong tapi kenyataan nya begitu," balas Christy ia memegang tangan kanan Vino.

"Tangan lo boleh juga, gue patahin ya," ujar Christy tersenyum smrik lalu tanpa aba-aba ia mematahkan pergelangan tangan Vino yang membuat laki-laki itu berteriak kesakitan.


"Sakit anjing," rintih Vino memaki Christy.

"Opss! sory, tapi itu belum seberapa," balas Christy, ia membuka semua tali yang mengikat tubuh Vino, Vino mencoba berdiri namun baru saja ia berdiri dia terjatuh di karenakan Christy menendang perut nya dengan kuat.

Christy menginjak pergelangan tangan Vino yang ia patahkan tadi, memutar-mutar kaki nya. Vino mencoba memukul kaki Christy dengan tangan kiri nya, namun di karenakan kondisi nya yang kesakitan membuat pukulan nya tak terasa.

Setelah puas menginjak pergelangan tangan Vino, Christy menghentikan kegiatan nya. Vino langsung memegangi pergelangan tangan nya, sungguh ini sangat sakit. Vino mencoba untuk duduk namun Christy menahan nya, Christy menahan dada Vino dengan kaki nya.

what is this family name? {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang