[ MAGNOLIA ]

1.8K 139 126
                                    


~ Pembawa aib yang beruntung dan dinobatkan sebagai Pangeran ~


Melihat saudara mereka terhuyung, serta darah yang mengalir dari hidungnya membuat mereka kalap.

"Ughh di-dia disana"

Cicit Gempa pelan, bahkan tak terdengar oleh semua saudaranya.

Ia berusaha dengan sisa tenaganya, menunjuk ke arah seseorang yang sedang tersenyum licik kearahnya.

Penglihatannya memburam, jantungnya berdegup sangat kencang tak seperti biasanya.

Dapat ia rasakan aliran darahnya mengalir sangat cepat, terutama di tengkuknya.

Kegelapan menyerbunya hingga tak sadarkan diri, nafasnya memburu dengan cepat.

Manik ke- enam Pangeran Emperor berpendar dengan kuat, aura yang sesuai dengan warna manik mereka pun menguar kuat.

Memenuhi seluruh aula ruang utama, Halilintar langsung menggendong tubuh lemah Gempa dengan kedua lengannya.

Taufan melepaskan jubahnya untuk menutupi adiknya, menghindari adiknya dilihat oleh semua undangan.

Ia sempat mengikuti arah tangan Gempa yang menujuk sesuatu, aura birunya seketika menajam.

Amato langsung menghampiri kesemua anaknya, memerintahkan semua pengawal untuk memeriksa keadaan.

Aura angin yang diperintah Taufan pun memberontak dengan mana seseorang, keadaan aula utama mulai ricuh.

Aula itu dipenuhi dengan benturan aura angin milik Taufan dengan mana gelap milik penyusup.

Para tamu undangan mulai berlari dan menyelamatkan diri masing - masing,

"Ada apa dengan Pangeran Ketiga?!" pekik pelayan pribadi Gempa ketika baru sampai.

Halilintar menggelengkan kepalanya pelan, karna dia sendiri juga tak tahu apa penyebabnya.

Hang Kasa menatap wajah Gempa dengan khawatir, memantapkan hatinya ia langsung berbalik menghampiri sang Raja sebelum pergi.

Amato mengagguk kearah Hang Kasa, seakan mengerti apa yang akan dilakukan oleh pelayan pribadi anaknya

Taufan terus memperkuat anginnya, berusaha menekan seseorang yang berani masuk dan menyerang mereka.

Manik Solar menilik sekeliling, manik platinum nya tak sengaja bertembung dengan seseorang di atas jendela.

"Disana!"

Mendengar teriakan Solar membuat Blaze langsung berlari, memanggil Liony untuk membantunya.

Mengejar seseorang yang berlari dengan cepat, meninggalkan ruang utama yang ricuh, Thorn pun menyusul Blaze.

Beberapa sulur akar disekitarnya mulai bergerak, sesuai dengan perintah tuannya.

Para tamu undangan yang terjebak diantara mereka hanya bisa berlindung dinaungan sang Raja, banyak puing - puing plafon mulai berjatuhan.

Manik biru Ice menatap tajam tengkuk Gempa, dengan tangannya yang terbalut es, ia mengambil jarum tipis yang tertanam dalam.

"Solar, cepat periksa ini" Ice memberikan jarum itu ke arah Solar.

Saat ia ingin berbalik, sebuah jarum melesat ke arahnya.

Dengan cepat, Ice menangkap jarum itu dengan tangan es nya. Mencengkramnya kuat, hingga remuk tak berbentuk.

Ia langsung melepaskan seluruh auranya, emosinya telah dipuncak.

"Panah Ice!"

Tanpa aba - aba, Ice langsung memanah secara sembarang.

𝑩𝒆𝒏𝒕𝒂𝒍𝒂 | 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang