[Uniform]

1.3K 116 107
                                    


- Jangan lupakan kode dariku, semua yang kau lihat bisa menjadi isyarat dariku -


•○•


Ice terdiam lama, mencoba memproses perkataan kakaknya.

'Apapun' ulang Ice dalam hatinya.

Kesal dengan keterdiaman Ice, Gempa kembali memainkan kedua telinga Ice dengan kencang.

Berkat tindakan Gempa, kesadaran Ice kembali fokus. Ia langsung menggenggam kedua tangan kakaknya, menghentikan tingkah brutal Gempa.

"Hey hentikan itu, nanti Ice makan baru tahu rasa" gertak Ice yang kini menatap belahan bibir Gempa yang lembut.

Tak paham dengan ucapan adiknya, tanpa ia sadari telah memiringkan kepalanya.

"Makan? Ice lapar? Mau Gem masakkin sesuatu?" ucap Gempa tanpa henti.

Ia lalu melepaskan pegangan tangan Ice pada pergelangan tangannya, ingin memasak sesuatu untuk dimakan.

Lagipula ia mulai lapar, secangkir teh dan roti panggang cukup membuat perutnya kenyang.

Ice mendecakkan lidahnya, kepolosan kakaknya lebih parah ketimbang Thorn.

"Ice, lepasin tangan gemgem. Katanya lapar, Gem mau buat cemilan" Gempa berusaha melepaskan genggaman kedua tangan adiknya.

Tak mendengarkan permintaan kakaknya, Ice menarik pinggang Gempa hingga membuatnya jatuh menimpa dirinya.

Gempa berteriak pelan, terkejut dengan tindakan tiba - tiba adiknya. "Bisa biasa aja engga Ice?",

Ice mencebirkan bibirnya, ia semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Gempa.

"Lagipula, jarak ke dapur itu jauh. Gem berani pergi jalan malam - malam sendirian?",

Gempa tersadar, ia lupa ini bukan kamarnya yang memiliki dapur pribadi khusus.

Gempa terkekeh pelan, menertawakan kebodohannya. "Hehehe, kan ada Ice yang nemenin Gem ke dapur",

Ice memutar bola matanya lelah, jika punggungnya sudah bertemu dengan kasur kesayangannya, maka jangan harap bisa membangunkan dia.

"Jadi gimana Ice, setuju engga sama kesepakatan dari Gem?" Gempa mengulangi pertanyaannya

Ia menumpu dagunya dengan telapak tangannya. Kedua lengannya berada di atas dada adiknya.

Sejak kemarin, kakaknya ini selalu menggoda batas kesabarannya. Ice menghela nafasnya kuat, "Janji harus diturutin ya Gem",

Gempa mengangguk kuat, ia juga mengacungkan jari kelingkingnya dengan semangat. "Pastinya, sini pinky promise dulu sebagai bukti",

Kedua bersaudara itu akhirnya saling menautkan jari kelingking, Gempa tersenyum lebar.

Akhirnya ia tak harus melawan adiknya dalam lomba memanah, ia bukannya tak bisa memanah. 

Ia nalah sering ikut serta dalam berburu bersama Halilintar dan Blaze, sesekali ia akan membantu keduanya dengan panah pemberian ayahnya.

Namun, jika bertarung dengan ahlinya pemanah seperti adiknya ini.

Dipastikan, ia akan kalah telak.

Tanpa Gempa sadari, senyuman adiknya terlihat berbeda. Sorot pandangnya menggelap, entah apa yang dipikirkan oleh pangeran kelima kerajaan empror saat ini.

𝑩𝒆𝒏𝒕𝒂𝒍𝒂 | 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang