🦋🦋🦋
.
.
.
.
.Selama satu minggu ini semua berjalan dengan baik, Jungkook sudah menyelesaikan seluruh kegiatan promosinya di luar negeri dan Aera juga sudah menghadiri peluncuran film barunya.
Aera baru saja pulang ke hotel dimana Jungkook sedang menunggunya disana. Wajah pria itu terus tertekuk dan dia diam saja sejak tadi karena sudah menonton film baru Aera yang sudah resmi tayang di bioskop dan aplikasi menonton film berbayar lainnya.
Aera memang tak berciuman di film itu tapi ada scene dia sedang di kejar hantu lalu ia terjatuh dan hantu tersebut menarik kakinya lalu menindih tubuhnya untuk menancapkan tangan besi yang ujungnya tajam dan runcing seperti mata pisau pada wajah Aera.
"Kau marah?" Tanya Aera.
Jungkook menggeleng namun wajahnya terlihat begitu kesal. Yang dia rasakan saat ini adalah dia cemburu walaupun dia tau jika Aera hanya bekerja dengan profesional. Lagi pula adegan itu bukan adegan panas melainkan adegan pembunuhan dan genre horror.
Namun Jungkook adalah Jungkook. Pria posesif dan pencemburu. Dia tidak suka orang lain bertindih-tindihan seperti itu dengan Aera. Apalagi tadi dia membaca jika Fredy, hantu tanpa kepala itu yang memerankannya adalah seorang laki-laki.
Jadi jika sampai ia menindih Aera seperti itu sudah pasti tubuh mereka menempel, kan? Semakin Jungkook memikirkannya semakin dia frustasi sendiri.
"Sayang.."
Aera mendekat lalu duduk di samping Jungkook. Ia masih menggunakan gaunnya ketika menghadiri peluncuran filmnya tadi karena dia memang baru saja sampai.
"Aku tidak marah, sayang. Sungguh. Aku tau kau pekerja seni dan bekerja dengan profesional. Aku tau. Tapi aku tetap cemburu. Rasanya aku ingin sekali memukul si Fredy Fredy itu sampai kepalanya putus sungguhan." Jungkook berucap dengan ekspresi wajah yang begitu serius jika ia memang ingin memukul hantu Fredy.
"Sayang ih.."
Aera tertawa lalu ia menegakkan tubuhnya menghadap Jungkook. Pria itu masih memasang wajah kesal bukan main tapi justru malah terlihat lucu dan menggemaskan sekali bagi Aera.
"Jika kau masih ingin main film boleh tidak aku minta tolong tolak adegan-adegan yang bisa membuat darahku mendidih seperti tadi?"
Aera masih terkekeh namun ia menganggukkan kepalanya.
"Aku bersungguh-sungguh, Ara. Aku cemburu. Kita menikah disini sekarang saja boleh tidak sih?"
"Kau ingin menikah karena sedang merasa cemburu bukan karena kau memang ingin dan sudah siap menikah?"
Jungkook menoleh dan bertemu tatap dengan Aera. Ingin sekali rasanya Jungkook menyumpal mulut pacarnya itu dengan sesuatu yang bisa membuatnya tersedak supaya Aera tak banyak bicara.
"Yang kau katakan itu benar semua. Aku memang sedang cemburu tapi aku memang ingin dan sudah siap menikah denganmu. Aku sudah melamarmu ya, jangan macam-macam kalau tidak mau ku hamili."
"Apa sih?"
Aera kembali terbahak sampai ia mengeluarkan air mata di sudut matanya namun tidak dengan Jungkook, pria itu terus menatap kesal pada perempuan yang telah ia lamar ini karena rasa cemburunya yang amat besar.