Season II : 14

133 10 0
                                    

Daniel membuka kedua maniknya perlahan, mengerjap-ngerjap pelan menyesuaikan dengan cahaya rembulan yang masuk melalui jendela kamarnya yang besar. Kenapa silau sekali? Apa dia lupa menutup tirai tapi? Tapi hari ini seharian dia tirai ada di kamar, siapa yang membuka tirai kamarnya?

Daniel perlahan membawa tubuhnya untuk duduk, setelah kesadarannya terkumpul akhirnya dia menyadari ada sosok yang berdiri didepan jendela yang tirainya terbuka.

'Ah, ternyata dia..' batin Daniel tersenyum tipis.

Daniel kemudian berdiri dan berjalan mendekati sosok tersebut secara perlahan lalu mameluk sosok tersebut dari belakang, tidak mempedulikan kondisinya yang baru saja tidur dalam keadaan telanjang dada.

"Tidak bisa tidur hm?" tanya Daniel dengan penuh afeksi dan lembut. Sosok tersebut hanya diam tidak menjawab. Merasa mengetahui apa yang mungkin dirasakan oleh sosok yang dipeluknya, Daniel tidak membuang waktu lagi dan langsung mengangkat sosok tersebut ke dalam gendongannya dengan gaya ala pengantin yang tentunya menuai protesan dari sosok tersebut. 

Daniel tidak menggubrisnya dan membawa sosok itu ke kasurnya, dia duduk di atas kasur memangku sang sosok dengan pose yang sama. Daniel hanya diam memeluk sosok tersebut, menyesap harum vanilla lembut dari leher sosok tersebut.

"Semua masalah tadi sudah selesai, Minjun" ucap Daniel memecah keheningan di antara keduanya. 

Minjun tetap diam, tapi terlihat bahwa dia mendengarkan kata-kata Daniel. Sebaliknya ia perlahan mengubah posisinya menyamankan diri masuk ke dalam pelukan Daniel dan balas memeluk dengan erat. 

"Got something on your mind hm?" tanya Daniel sekali lagi dengan lembut. 

"...apa semua masalah tadi benar-benar sudah selesai?" Minjun akhirnya bersuara dengan pelan. "Sudah Minjun, pelakunya sudah ditemukan dan sudah aku jatuhi hukuman. Semuanya aku lakukan dengan hati-hati jadi tidak akan sampai ke telinga ayah dan ibu. Tenang saja"

"Tapi bagaimana jika pelaku itu mempunyai anak?! atau saudara?! Bagaimana kalau mereka jadi dendam pada keluarga kerajaan dan melakukan serangan lagi?! Pelaku tadi pasti merupakan pembunuhan bayaran yang dikirim oleh seseorang. Sampai Areah dan Miyoung..."

"Tidak, aku sudah menyelidiki latar belakang pelaku. Dia memang pembunuh bayaran, tapi dia tidak memiliki keluarga atar siapapun. Kalaupun ada yang berani membalaskan dendam, ia tidak akan aku biarkan begitu saja" sorot mata Daniel berubah menjadi dingin. Membuat Minjun mengalihkan pandangannya.  

"Sekarang sudah tengah malam, ayo tidur" Daniel perlahan memindahkan posisi Minjun, merebahkan pangeran itu di atas kasur bersama dengan dirinya dan menutup tubuh mereka berdua dengan selimut sebelum kembali menarik Minjun ke dalam pelukannya. 


 K I N G D O M  


Minjun berjalan menyusuri istana, dia berniat mengunjungi adiknya Areah dan Miyoung untuk mengecek kondisi mereka setelah kejadian kemarin. Tapi langkahnya terhenti saat ia melewati daerah halaman istana.

Maniknya menangkap dua orang gads kecil sedang duduk bersama di ayunan dan tertawa bersama, "Areah! Miyoung!" panggil Minjun secara spontan dengan terkejut.

"Ah, kak Minjun!" panggil kedua gadis keil itu dengan ceria. Kedua gadis itu melompat turun dari ayunan dan berlari kecil menghampiri Minjun. 

"Apa yang kalian lakukan di sini? Harusnya kalian istirahat!" 

"Tapi kami bosan di kamar" Sahut Areah dan Miyoung cemberut, "Tetap sa-" 

"Areah, Miyoung" Omelan Minjun langsung terpotong oleh suara yang lebih berat dari Minjun. 

"Kak Danny!" Areah dan Miyoung berlari melewati Minjun, menghampiri Daniel yang telah berdiri tak dibelakang Minjun. Saat Minjun membalikan diri, kedua gadis itu sudah berada di gendongan Daniel, kiri dan kanan.

"How are you feeling today my little princesses?

"Kami sudah membaik! Kami boleh bermain kan kak?" jawab Miyoung. Daniel tersenyum, "Ya, selama kalian sudah tidak merasakan sakit atau tidak nyaman lagi. Tapi ingat, jangan memaksakan diri kalian" Daniel mencium pipi keduanya dengan lembut.

"Baik!" Danielpun menurunkan kedua gadis itu dan mereka berdua langsung pergi dari sana. Daniel kemudian menoleh dan disambut dengan tatapan menusuk dari Minjun. 

"Minjun-"

"Mereka seharusnya istirahat Danny! Kenapa kamu malah membiarkan mereka bermain dan barları seperti itu?!" omel Minjun dengan kesal. "Aku rasa tidak ada yang salah, selama meraka sudah terasa lebih baik. Mereka bukan kanak-kanak lagi Minjun" sahut Daniel tersenyum dan mendekat ke hadapan Minjun. 

"Atau mungkin kamu terasa cemburu karena tadi aku mencium pipi Areah dan Miyoung?" ujar Daniel iseng sebelum kemudian mencuri-curi kesempatan untuk mencium pipi Minjun lalu melarikan diri.

"AP- DANNY!" teriak Minjun dengan wajah yang perlahan merona merah sementara sang pelaku hanya tertawa puas dari kejauhan.



-------------------------------------------

Author's note : Haloo aku kembali setelah sekian rembulan hehe... maaf ya, writter block aku nggak ilang-ilang. Ini juga cuma cerita singkat dengan ide yang muncul tiba-tiba. Ini aja diketiknya di sekolah sambil nungguin temen-temen sekelas aku presentasi math minat soalnya aku udah selesai HEHEHEHE. Aku nggak proof read ini btw, kalau ada yang typo ya maaf. Auto correctnya emang suka cari ribut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Second Verse of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang