Season II : 13

177 18 96
                                    

"Kalian yakin akan baik baik saja selama kami semua pergi?" Tanya Minho dengan khawatir.

"Yakiiin!" Sahut para anak anak sambil mengangkat tangan mereka ke udara, "Tapi...."

"Buna Minho tenang saja, aku dan Danny akan menjaga adik adik dengan baik" Minjun memegang kedua tangan Minho untuk meyakinkan permaisuri itu.

"...Danny, jangan banyak bertingkah dan dengarkan kata-kata Minjun. Mengerti?" Ucap Chan yang menatap tajam putra sulungnya, "Yaaaaa" sahut Daniel dengan nada datar.

Chan menghela nafas lalu merangkul lengan atas Minho, "Ayo Minho, kita harus pergi sekarang" ujar Chan dengan lembut. "Tapi... " sahut Minho dengan ragu, rasanya dia tidak tenang meninggalkan semua anak-anak sendirian di istana.

"Bunda jangan khawatir! Kami akan membantu kak Minjun menjaga kak Daniel agar dia tidak bisa macam-macam!" Miyoung menyahuti dengan cepat. "Hah? Kenapa aku pulak? Kamu yang masih kecil ya!" Balas Daniel tidak menerima.

"KAKAK!!" Protes Miyoung saat Daniel mengusak rambutnya, "KAKAK MERUSAK TATANAN RAMBUTKU!!" Omel Miyoung pada sang kakak sulung.

"Hei hei jangan bertengkar, nanti bunda semakin tidak tenang pergi meninggalkan kita!!" Lerai Myungki.

"Padahal yang merapikan rambutku hari ini kak Minjun" cemberut Miyoung memegang rambut panjang indahnya yang kini berantakan, "Nanti akan aku rapikan lagi. Sekarang ucapkan salam pada bunda dan ayah kalian dulu. Mereka harus segera berangkat" sahut Minjun dengan kalem.

"Baik kak" jawab Miyoung sambil cembetut. Selesai berpamitan akhirnya Chan dan Minho pergi juga, dan anak-anak kembali masuk ke dalam istana bersama dengan Minjun dan Daniel.

"Yang mulia, duke Leobotti datang menghadap" lapor pelayan pribadi milik Daniel. "Begitukah? Kalau begitu aku akan segera ke sana" sahut Daniel, tangannya otomatis bergerak sendiri merangkul pinggang Minjun. Minjun sendiri juga bergerak mendekat ke Daniel dan ikut merangkul pinggang Daniel.

"Kakak duluan ya, kalian jangan nakal. Mengerti?" Pamit Daniel yang diangguki para adik-adik. Putra mahkota itupun pergj meninggalkan para pangeran dan putri bersama Minjun.

"...kak Miyoung! Apa kakak mau minum teh bersama denganku?" Ajak Areah setelah kedua kakak itu pergi.

"Hm? Boleh saja, ayo" jawab Miyoung dengan senyuman lembutnya. "Asik!" Seru Areah dengan girang, "Apa kalian mau ikut?" Tawar Areah pada para pangeran.

"Dengan senang hati" jawab Jaehyuk dan Myungki dengan senyuman tipis mereka sementara Youngmin menggeleng. "Aku mau mengerjakan pekerjaan rumahku di perpustakaan. Guru Leo memberikan aku terlalu banyak pekerjaan rumah!" Keluh Miyoung.

"Semangat" ucap yang lainnya menepuk bahu Youngmin. Setelah itu Youngmin pun pergi duluan ke perpustakaan.

"Bagaimana kalau kalian pergi duluan saja ke kamar Areah untuk minum teh? Aku dan kak Myungki akan pergi ke dapur sebentar untuk meminta kue kering kesukaan kalian" usul Jaehyuk pada Miyoung dan Areah.

Areah dan Miyoung mengangguk setuju, merekapun berpisah menuju ke tujuan masing-masing. Areah kembali ke kamarnya bersama dengan Miyoung lalu meminta pelayan untuk menyajikan teh.

Tak lama kemudian seorang pelayan kembali membawa teko teh dan empat buah cangkir. Teh dituangkan dengan perlahan dan disajikan kepada kedua putri yang sudah duduk manis itu.

"Selamat menikmati"

Keduanya mengangkat cangkir mereka masing-masing dan meminum cairan coklat itu. Kemudian mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol dan bersenda gurau. Sampai tiba tiba Areah merasa ada yang menetes ke tangannya.

The Second Verse of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang