Season II : 1

399 37 41
                                    

Kedua kaki panjangnya yang terbalut celana panjang putih dia langkahkan terus, matanya melirik ke kiri dan kanan seolah-olah sedang mencari seseorang. Terkadang dia akan berhenti dan bertanya kepada dayang-dayang yang lewat.

Tapi dia tidak menemukan jawaban karena semua dayang sekarang tengah disibukan dengan persiapan sebuah pesta. Helaan nafas kasar keluar dari mulutnya, 'Ada di mana dia?' gerutu pemuda rupawan itu dalam hati.

Sebelah tangannya terangkat, menyibak rambut hitamnya yang tertata rapi ke belakang saking merasa frustasinya.

"Ah, kendur.." gumam pemuda itu saat memperhatikan tangannya, tangan, jari-jari panjangnya terbalut dengan sarung tangan berwarna putih yang turut menjadi pakaian hari ini sesuai pilihan sang bunda tercinta.

Pemuda itu membetulkan kembali sarung tangan putihnya, kemudian ada suara akrab yang menyapa telinganya.

"Kak Minjun!"

Sang pemilik nama menoleh ke kiri lalu tersenyum dengan lembut, bahkan matanya juga turut memancarkan kelembutan dalam dirinya.

"Areah" sebut Minjun dengan amat sangat lembut. Gadis itu, Areah, adalah adik bungsunya, gadis yang memiliki kecantikan turunan dari paras Mikyung itu lemah lembut dan ceria.

"Apa yang sedang kakak lakukan?" tanya Areah sambil menyembunyikan kedua tangannya di balik punggungnya.

"Hm? Apa lagi, kakak sedang mencari kakak sepupumu yang nakal itu" jawab Minjun mengusak surai sang adik. "Eh? Kak Danny? Kak Danny menghilang lagi?" ucap Areah sambil membetulkan tatanan rambutnya yang menjadi sedikit berantakan karena ulah sang kakak.

Minjun menghela nafas lalu memijat pangkal hidungnya, "Begitulah, bisa-bisanya dia menghilang saat ada pesta hari ini"

"Hahahaha, memang hanya kakak yang bisa mengontrol kak Danny! Kak Danny lebih sering mendengarkan perkataan kakak dibandingkan yang lainnya!" sahut Areah sambil tertawa dan menepuk bahu kakaknya.

"Itu dia, merepotkan" decih Minjun kesal sambil melipat tangannya di depan dada membuat Areah semakin tertawa lagi.

"Areah" suara seorang pemuda menyapa indra pendengar keduanya, membuat Minjun dan Areah menoleh ke arah sumber suara.

"Jaehyuk"

"Di sini kau rupanya, aku mencarimu ke mana-mana. Ayo, kau harus bersiap-siap untuk pesta nanti sekarang. Ada banyak hal yang harus disiapkan dan waktu semakin menipis" Jaehyuk mengulurkan tangannya pada Areah dan Areah tentu saja menyambut uluran tangan kembarannya itu.

"Kami duluan, kak Minjun" pamit Jaehyuk pada sang kakak, Minjun hanya mengangguk lalu membalas dengan lambaian dan senyuman tipis. Sedetik kemudian, senyuman itu langsung hilang dari wajah rupawannya.

Ekspresi wajahnya terganti menjadi wajah datar yang menyeramkan, 'Sial, ucapan Jaehyuk benar. Waktu semakin menipis dan putra mahkota satu itu pasti belum siap-siap!!' runtuk Minjun.

Pangeran itu kemudian kembali melangkahkan kakinya mencari keberadaan sepupunya yang nakal itu. 'Lihat saja nanti kau Daniel, setelah ku temukan kau akan habis ditanganku!'

Yah, singkat cerita 'Pawang' Daniel adalah Minjun. Yang bisa membujuk Daniel saat sedang merajuk dan mengurung diri hanya Minjun, yang bisa mengetahui apa yang Daniel pikirkan, rasakan, tau suasana hatinya hanya dengan lirikan singkat adalah Minjun.

Kata-kata yang akan didengarkan sepenuhnya oleh Daniel hanya kata-kata dari mulut Minjun dan Minho. Tapi terkadang kata-kata Minjun lebih didengarkan oleh Daniel dan lebih efektif.





K I N G D O M





Di sisi lain, Daniel tengah merebahkan dirinya di atas rumput dengan mata terpejam. Menikmati suasana yang tenang dan hembusan angin lembut yang menerpa tubuh dan wajahnya. Tempat ini cukup tersembunyi, jarang ada yang datang ataupun lewat.

The Second Verse of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang