22 : [𝐁𝐚𝐛𝐲 𝐁𝐥𝐮𝐞𝐬]

494 58 40
                                    

Stress

Hanya itu yang bisa Minho bilang, tapi pada dirinya sendiri. Sejak ketiga buah hatinya lahir ke dunia semuanya kembali berubah, Minho kembali ke masa-masa awal pasca melahirkan yang sama seperti saat Daniel baru lahir.

Sejak 2 bulan yang lalu Minho harus bangun ditengah malam, menyusui ketiga buah hatinya setiap 2 jam sekali. Kali ini lebih banyak tantangannya. Ada tiga bayi sekaligus yang harus dia urus. Selain itu juga masih ada Daniel yang masih membutuhkan kasih sayang dan perhatiannya.

Tak jarang Minho kewalahan sendiri saat Youngmin, Myungki dan Miyoung menangis bersamaan karena lapar.

Minho mudah lelah, gelisah dan mulai sulit berkonsentrasi. Hal itu tentu saja disadari juga oleh anggota keluarga lainnya. Minho sering kali hanya bengong sambil menggendong Miyoung, Myungki atau Youngmin, sering menghela nafas dan tak jarang tertidur dengan posisi tak nyaman.

"Bunda! Bunda!!" Panggilan sang putra sulung membuyarkan lamunannya seketika. Minho kembali tersadar dari bengongnya.

"Bunda! Sesak bunda!" Daniel berusaha melepaskan tali kalung yang melingkar di lehernya, "Kak Minho! Sadar kak!!" Mikyung yang melihat kejadian itu langsung menghampiri mereka.

Minho langsung menjauhkan tangannya dengan terburu-buru. Daniel langsung melepaskan kalung itu dan bernafas dengan lega. Tadi dia meminta Minho memasangkan kalung di lehernya, namun di luar dugaannya Minho bengong sembari memasangkan kalung itu pada Daniel. Tali kalung itu menekan leher depan Daniel karena Minho belum mengaitkannya tapi terus mendorongnya.

"Bunda..."

"M-maaf Danny, maaf sayang, maaf. Maafkan bunda, bunda tidak sengaja, sungguh. Bunda tidak bermaksud mencekikmu dengan kalung itu tidak, tidak tidak. Kenapa, ada apa denganku?! Maafkan bunda Danny, maaf" racau Minho, permaisuri itu langsung memeluk putra sulungnya dan menangis.

Mikyung tau, Minho harus istirahat dia harus mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Semua orang sudah mencoba membujuk Minho untuk beristirahat, tapi tidak ada yang berhasil.

.
.
.

Malamnya, suara tangisan Youngmin, Myungki dan Miyoung memenuhi istana. Membangunkan seluruh anggota keluarga dan membuat mereka masuk ke dalam kamar Minho dan Chan untuk mencari tau apa yang terjadi.

Saat mereka masuk, mereka melihat Chan sedang menggendong Youngmin yang menangis dengan satu tangan. Sementara satu tangan lainnya mengusap-usap lengan atas sang istri. Miyoung yang berada di gendongan Minho juga menangis, Minho terlihat sedang menangis dan Myungki tengah menangis di tempat tidur bayi yang terletak tak jauh dari kasur Chan dan Minho.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi?" tanya Wendy khawatir sembari duduk di tepi kasur.

"Air susu Minho tidak keluar, Youngmin, Myungki dan Miyoung terus menangis karena lapar" jawab Chan tanpa berhenti mengusap lengan atas dan bahu Minho berusaha menenangkan sang istri.

"Bagaimana bisa?!"

"Kami juga tidak tau ibunda" Chan menggelengkan kepalanya, sementara Minho dia tarik mendekat dan dibiarkan menangis di pundaknya, "Sayang, aku tau kamu ingin membesarkan Myungki, Miyoung dan Youngmin dengan ASI. Tapi sekarang kita tidak punya pilihan lain, kita berikan mereka susu formula ya?" bujuk Chan lembut.

"Tapi di mana kita akan mendapatkan susu formula ditengah malam begini Chan?! Kau tega membangunkan rakyat yang sudah terlelap?!" Minho menjauhkan wajahnya dan menatap lurus mata Chan.

The Second Verse of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang