[[ B A N G I N H O ]]
The second book of "Kingdom"
A book written with @Bang_Youngmi's pure idea
NO PLAGIARISM!! REMAKE DAN TRANSLATE DIPERBOLEHKAN SETELAH MINTA IZIN PADA AUTHOR MELALUI DM
Bang_Youngmi's 4rd project
"Kamu yakin tidak mau diperiksa dokter Baekhyun, sayang?"
"Yakin Chaan! Kamu sudah bertanya 15 kali hari ini! Tidakkah kamu pikir itu berlebihan?!" sahut Minho jengah.
"Aku hanya khawatir, aku tidak mau kamu jatuh sakit sayang" Minho memutar bola matanya malas.
"Khawatir boleh, bertanya berlebihan jangan!"
"Oh iya, kamu tidak pakai parfum yang kamu pakai kemarin lagi kan?!" sambung Minho sambil menujuk Chan dan menatap tajam suaminya itu.
"Tidak, kenapa kau jadi aneh? Aku selama ini hanya memakai parfum yang kamu pilihkan. Tidak pernah pakai yang lain sejak menikah denganmu. Masa kamu sendiri yang pilih kamu sendiri yang mual?"
"Bukan mauku! Jangan pernah pakai parfum itu lagi, memikirkan baunya saja sudah membuatku merasa mual" Minho kembali memfokuskan pandangannya ke buku di pegangannya.
Minho dan Chan sedang berada dalam perpustakaan istana, seperti biasa Minho mencari buku untuk dibaca sementara Chan hanya menemani Minho. Raja itu menyenderkan bahu kirinya di rak buku, kedua maniknya tidak pernah terlepas dari wajah manis istrinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mi-"
'Ckleck'
"Kak Chan, kak Minho"
"Jeno? Ada apa?" tanya Chan saat adik iparnya itu datang menghampiri.
"Hanya ingin laporan sedikit, Minjun dan Danny bertengkar. Minjun sudah berniat minta maaf, tapi Danny masih merajuk dan menolak menerima permintaan maaf Minjun. Katanya dia mau kak Minho"
"Tumben sekali mereka berdua bertengkar, apa yang mereka ributkan?"
"Itu, Danny mengajak bermain di luar tapi Minjun tidak mau dan-- kak Minho baik-baik saja?" Chan kembali menoleh ke Minho, wajah Minho sudah pucat dan tangan kanannya terangkat memegang dahinya.
"Minho?" Chan mengambil langkah mendekat ke Minho, baru dua langkah dan tubuh Minho sudah hampir jatuh ke lantai. Untungnya Chan dengan sigap langsung melebarkan langkahnya dan menangkap Minho, membawa yang berparas manis ke dalam dekapannya.
"Minho?! Kamu baik-baik saja?!" Minho mengangguk pelan, "Hanya sedikit pusing"
"Tidak bisa, kamu benar-benar harus diperiksa dokter" Chan langsung menyelipkan kedua tangannya, satu di belakang lutut Minho, satu lagi di bawah lengan Minho.
"Tidak usah, Chan. Bawa saja aku ke Danny. Please?" pinta Minho sambil melingkarkan kedua lengannya di leher Chan.
"Kak, bawa saja ke kamarmu. Danny dan Minjun sedang berada di sana dengan Mikyung karena Danny berlari ke sana mencari kak Minho. Sementara itu akan aku panggilkan dokter Baekhyun" bisik Jeno pelan agar tidak terdengar oleh Minho.
"Baiklah" jawab Chan yang entah menjawab ucapan Jeno atau Minho, atau mungkin keduanya?
"BUNDAAAAA!"
"Danny.." saat sampai di kamar, Chan dengan perlahan menurunkan Minho di atas kasur. Membiarkan permaisuri itu duduk dengan nyaman. "Kakak baik-baik saja? Kakak kelihatannya pucat" tanya Mikyung dengan raut khawatir.
"Kakak baik-baik saja Mikyung, terima kasih sudah menjaga Danny" sahut Minho sambil tersenyum tipis.
"Dann-ah...aw, AKH!!" Minho mengerang dan meremat perutnya, membuat semua orang yang berada di dalam kamar itu membulatkan mata mereka terkejut.
"MINHO?! KENAPA?!" Chan langsung menghampiri Minho dan menahan punggung Minho dengan melingkarkan sebelah lengannya di sana, Minho masih meremat perutnya sambil mengerang kesakitan.
"BUNDA!! BUNDA KENAPA?! BUNDAAAA!!" Daniel langsung berlari mendekat dengan kedua kaki munggilnya, berusaha sekuat tenaga memanjat kasur milik orang tuanya lalu berlutut di sebelah Minho dengan khawatir.
"Sak-it Chan, sakit.." lirih Minho tercekat, sebelah tangannya meremat pakaian Chan sementara sebelah lagi masih meremat perutnya. "MIKYUNG! MANA JENO?!" Mikyung menggeleng,
"Dia belum ke sini" jawab sang adik.
'Ckleck'
Pintu terbuka, menampilkan Jeno yang masuk dengan dokter Baekhyun. Tapi karena semua terlalu panik dan ribut, tidak ada yang menyadari kehadiran mereka.
"Minho! Tahan sebentar lagi ya? Akan segeraku panggilan dokter!!"
"Sakit..." rematan Minho pada pakaian Chan perlahan mengendur, kedua manik kucing itu juga mulai menyanyu lalu menutup. Wajah Minho masih sama pucatnya dengan tadi.
"BUNDAAA!!" Daniel sudah menangis keras, baru kali ini dia melihat bundanya seperti ini.
"Ada apa ini? Apa yang terjadi?" tanya Jeno sambil menghampiri sang istri, "JENO! KENAPA LAMA SEKALI?!" sahut Mikyung. "Apa yang terjadi yang mulia?!" Baekhyun terkejut melihat pemandangan di depannya.
"Tidak usaha banyak tanya! Cepat periksa keadaan permaisuri!!!" titah Chan dengan tegas dan cepat. "Baiklah, tapi mohon semuanya keluar!" pinta Baekhyun, Jeno langsung menggendong Minjun dan membawa putranya yang shock itu keluar.
Mikyung juga langsung mengambil Daniel dan membawa keponakkannya itu keluar diikuti Chan. Pintu tertutup dengan rapat meninggalkan Baekhyun dan Minho berdua saja di dalam.
"B-bundaaaa, bundaaaa! Danny mau bundaaaa!! Bi-bi, bun-da baik baik saja kan?" Daniel menangis sampai sesengukkan, membuat Mikyung menatapnya tidak tega.
"Tentu saja sayang, bunda pasti akan baik-baik saja. Bunda kan kuat? Danny percaya pada bunda kan?" jawab Mikyung sambil mengelus surai Daniel.
"Uuh huk..huk..hueeeee"
"Mikyung, kemarikan biar aku saja" ujar Chan sambil mengambil alih sang putra ke dalam gendongannya.
"Ayaah, apa-bunda sakit karena Da-nny nakal?" tanya Daniel di sela-sela tangisnya.
"Tidak, ini bukan salah siapa-siapa mengerti? Berhentilah menangis, bunda tidak akan suka kalau Danny menangis. Danny janji akan menjadi anak yang kuat kan?"
"Da-nny tidak nangis" Daniel langsung mengusap air mata dengan kasar menggunakan kedua tangannya. "Masa sih tidak menangis? Lalu yang keluar dari mata Danny itu tadi apa? Hayo, jangan bohong. Berhenti nangis yang benar dulu"
"Sudah tidak, Danny udah tidak nangis" Chan tersenyum tipis, dia bisa lihat jelas Daniel dengan sekuat tenaga menahan tangisnya. Matanya saja berkaca-kaca karena air mata menggenang di pelupuk matanya.
"Anak pintar, bunda akan baik-baik saja. Jangan khawatir, masih ada ayah di sini" Chan memeluk Daniel kemudian, membiarkan putra semata wayangnya itu menumpukan dagunya di pundak lebarnya. Danielpun hanya memeluk leher ayahnya, setetes air mata yang keluar dari matanya langsung dia hapus.
"Chan! Ayah dengar Minho jatuh pingsan?!"
Sebuah suara mengalihkan mereka yang menunggu di depan pintu, ternyata Wendy dan Hendry juga sudah dengar. Chan mengangguk kecil membenarkan, "Jangan khawatir, dokter Baekhyun sedang berada di dalam memeriksanya"
MAAPKAN SAYA, SAYA TERAKHIR KALI KAGAK ADA MAKSUD NIPU, ISENG SEGALA MACEM. TAPI TERAKHIR KALI TOMBOL PUBLISHNYA KEPENCET ಥ‿ಥ, aku mau pencet save malah tombol publish yang kepencet.
Aku sendiri juga kaget, langsung buru-buru aku unpub lagi. MAAP YEEEE!!! ಥ‿ಥ KAGAK ADA MAKSUD SAMA SEKALI SERIUS!