14 : [𝐖𝐡𝐚𝐭 𝐢𝐬 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠?]

546 70 76
                                    

"Danny, berhenti berlari nak!" tegur Minho pada putranya, namun sang putra tidak menghiraukannya. Dia terlalu semangat untuk bertemu dengan sang sepupu yang sudah sembuh total dan berjanji akan bermain bersama dengannya lagi.

"Ayo cepat bunda!" desak Daniel dengan begitu semangat.

"Baiklah, baiklah berhenti berlari dulu tapi sayang" Daniel kali ini menurut, dia memperlambat langkahnya meski sesekali dia akan menghentakkan kakinya tidak sabar bertemu dengan Minjun. Minho dan Daniel berjalan dengan tangan bertaut dan diikuti beberapa pengawal yang handal.

"Bunda, bunda. Apa Menurut bunda Minjun nanti mau menerima ucapan terima kasih dan maafku?" tanya Daniel melepaskan tautan tangannya dengan Minho lalu berjalan ke belakang sambil menatap Minho.

"Tentu sayang, kenapa tidak? Ayo jalan yang benar. Hadap ke depan, jangan berjalan menghadap bunda seperti itu, nanti kamu mena-"

'BRUK!'

"Ah!"

"Danny!" Minho dengan segera menghampiri putranya dan membantu pangeran kecil itu berdiri, "Kamu baik-baik saja?" tanya Minho khawatir yang dibalas dengan anggukan dari Daniel.

"Hei! Apa kamu tidak bisa berjalan dengan benar?! Apa kamu tidak memiliki mata?!" bentak seorang gadis. Minho kembali berdiri tegak dan memasang raut seriusnya menghadap gadis itu.

"Maafkan putra saya, apa anda baik-baik saja?"

Minho melihat penampilan gadis itu dari atas hingga bawah, dari penampilannya yang menggunakan gaun yang terbuat dari sutra mahal, beberapa perhiasan dari emas dan sebuah tiara membuat Minho yakin gadis di depannya ini adalah seorang putri. Entah dari kerajaan mana, Minho belum pernah melihatnya.

"Lihatlah apa yang terjadi karena anak kecil itu!! Hadiah untuk raja Adelard hancur berantakkan! Kamu harus bertanggung jawab!!" ucap hadis itu nyalang sambil menunjuk Minho.

"Beraninya kamu menunjuk ra-"

Ucapan seorang dayang langsung terpotong Karena Minho mengangkat tangannya menghentikan dayang dibelakangnya berkata lebih jauh.

"Saya minta maaf tuan putri, jangan khawatir. Saya akan bertanggung jawab dan menjelaskan semua yang terjadi pada raja"

"Hah, saya tidak yakin raja mau bertemu dengan orang seperti anda. Apa kalian tidak punya etika? Kalian sudah tau saya siapa, kenapa tidak membungkuk?! Tidak punya rasa hormat?!"

Minho mengepalkan tangannya, sudah berniat baik menyelesaikan semuanya baik-baik malah mendapatkan hinaan? Putri di depannya ini tidak tau saja siapa dia sebenarnya!

"Lancang sekali kamu berani memerintah-"

"Ada apa ini?! Kenapa lantai istana menjadi kotor dan berantakan seperti ini?" ucapan seorang dayang yang lain juga terpotong saat tiba-tiba Mikyung muncul dengan pakaian biasanya, pakaian yang tidak terlalu mewah dan berlebihan.

"Maaf. Ada sedikit kejadian, putra saya menabrak pelayan putri ini yang membawakan hadiah untuk raja" sahut Minho.

"Ya, tidak masalah. Hei kau, bersihkan semua ini cepat" titah Mikyung sambil menujuk putri itu tanpa menoleh.

"Apa? Beraninya kamu memerintahku?!" sahut putri itu tidak terima.

"Oh? Apa aku membuat kesalahan? Siapa kamu memangnya?"

"Aku seorang tuan putri kerajaan!!"

"Oh? Begitukah? Maaf, saya kira anda adalah seorang pelayan tadi yang mulia" ujar Mikyung dengan senyum sarkastiknya.

"P-PELAYAN?! PUTRI SECANTIK AKU KAU KIRA PELAYAN?! BERANI SEKALI PELAYAN RENDAHAN SEPERTIMU MENGIRA AKU SAMA DENGANMU?!" bentak putri itu.

"Mikyung-"

The Second Verse of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang