07 : [𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦]

646 71 10
                                    

"..kyung...Mikyung... ELLEANOR ELAINA MIKYUNG AGATHA ADELARD!!"

Mikyung tersentak terkejut dan langsung mendongak, membalas tatapan Chan yang memandangnya dengan tatapan heran.

"Y-ya? Ada apa kak?" sahut Mikyung.

"Kamu yang ada apa, daritadi kakak sudah bicara tidak kamu catat? Padahal tadi kamu yang bersikeras ingin membantu"

"H-hah?" Mikyung kini beralih menunduk, menatap kertas kosong dan pulpen bulu dipegangannya.

"A-ah, maaf kak. Aku... sedang ada pikiran tadi. Bisa diulang?" pinta Mikyung setelah menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

"Kamu ini, dengarkan baik-baik. Ayo fokus" Chan menjitak pelan kepala adik perempuan satu-satunya itu yang hanya dibalas dengan anggukan pelan dari sang adik, membuat Chan semakin bingung dengan adiknya yang satu ini.

Biasanya jika Chan melakukan ini pada Mikyung, sang adik pasti akan langsung protes lantaran tiara yang dia gunakan bisa bergeser dan berakhir merusak tatanan rambutnya. Tapi kali ini Mikyung hanya diam mengangguk seolah tidak peduli dengan apa yang dia lakukan barusan.





K I N G D O M





"Ah? Mikyung jadi aneh akhir-akhir ini?" Minho mengerjap-ngerjapkan matanya bingung. Sementara Jeno dan Chan mengangguk. Entah kenapa tadi saat sedang main di kamar bersama dengan Daniel tiba-tiba Chan masuk dengan Jeno.

Keduanya kemudian langsung duduk di hadapan Minho lalu saat Minho bertanya ada apa mereka bertanya apa Minho tau sesuatu mengenai Mikyung yang tentu saja dijawab dengan gelengan polos dari Minho.

"Danny, tangan bunda jangan di makan. Maksud kalian aneh bagaimana?" tanya Minho kembali setelah menegur sang putra yang berada di pangkuannya.

"Yaa..aneh seperti... nah! Seperti itu!!" jawab Chan sambil menunjuk ke arah jendela.

Jeno dan Minho pun menoleh ke arah jendela yang Chan tunjuk. Bisa mereka lihat ada Mikyung di sana, sedang berjalan tapi seperti sedang setengah melamun di halaman belakang istana. Langkah Mikyung kemudian berhenti tepat di depan kumpulan bunga mawar merah yang begitu indah.

Tatapannya kosong menatap kumpulan bunga yang menghiasi halaman istana itu, entah apa yang dipikirkannya.

"Kenapa dia menatap bunga-bunga mawar itu seperti itu?" tanya Chan dengan bingung.

"...ah!"

"Apa? kenapa?"

"Bunga-bunga itu... aku dan Mikyung yang menanamnya. Untuk mengenang anak sulung kami... yang gugur hari itu, Byul"

"...a-anak sulung kalian?"

Jeno mengangguk, membuat Chan dan Minho semakin terdiam. Apa alasan Mikyung jadi aneh itu...

"J-jeno, apa ada hal lain lagi yang aneh dari Mikyung?" tanya Minho dengan ragu.

Jeno mengangguk, "Mikyung akhir-akhir ini nafsu makannya menurun, dia hanya memakan beberapa suap dan tidak pernah habis. Selain itu, Mikyung sering bengong dan melamun"

"Kapan terakhir kali dia makan?!"

"Aku tidak begitu ingat karena akhir-akhir ini aku sibuk bekerja diluar istana, terakhir kali aku lihat dia hanya makan 3-4 suap waktu sarapan kemarin" jawab Jeno dengan ragu.

"K-KEMARIN?!"

"KYAAAA!! YANG MULIA!!"

"TUAN PUTRI!!"

"YANG MULIA!!"

Teriakkan heboh di luar sana kembali membuat ketiganya menoleh ke jendela. Manik ketiganya langsung membuat saat melihat Mikyung yang sudah tiduran tak sadarkan diri di atas rumput dengan beberapa pelayan dan pengawal mengelilinginya.

The Second Verse of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang