"𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒉𝒂𝒍 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊"
________
Pintu berwarna coklat itu ia masuki. Lalu mendapatkan sosok gadis yang lagi lagi sedang bergekut debgan soal soal di buku tebal.
Genan mulai meletakan tasnya di kursinya, kemudian menatap lekat lekat gadis di sampingnya itu.
"Kakak lo nyariin tadi, udah ketemu?"
"Udah" jawabnya lirihhh.
"Genan?"
"Eum"
"Jangan terlalu deket sama nara ya, nara nggak suka jadi pusat perhatian gara gara nara berangkat sama genan!"
"Maafin gue ya ra, eumm boleh pinjem buku catatan biologi?"
Nara menggorek isi tasnya mencari buku catatan biologi miliknya.
"Thanks ra!"
Nara hanya menganggukan kepalanya pelan. Entah darimana susu coklat kotak sudah ada di depannya. Nara kembali memandangi genan penuh tanda tanya.
"Di minum, rotinya juga jangan lupa di makan"
Senyum yang terpancar di wajahnya begitu lebar. Nara masih menatapi sudut sudut bibir itu yang melengkung sempurna. Sampai genan akhirnya pergi dari kelas itu.
Sekarang yang bisa ia pandangi hanya susu kotak yang sekarang tepat berada di atas mejanya.
Segerombolan anak mulai memasuki ruang kelas yang masih terlihat sepi itu. Memandangi nara dengan segala bisikan yang keluar dari mukut mereka.
"Si bisu, kenapa berangkat sama genan?"
"Iya ngapain juga genan mau sama cowok yang kena mental kaya gitu!"
Bisikan demi bisikan mulai meracuni pikirannya kali ini. Dadanya mulai terasa sesak, entah kenapa detak jantungnya berpacu lebih ceoat dari biasanya.
"Apapun yang mereka lihat tentang nara nggak semestinya bener, nara juga nggak suka tatapan dari mereka yang liatin nara rendah, seakan akan nara berada di bawah kaki mereka, nara nggak suka" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARARYA || END✔️
Teen Fiction"Genan semesta itu jahat untuk orang seperti kita, mereka tidak bisa memberikan kita rasa baik baik saja, semesta terlalu jahat untuk kita yang menganggap semua orang baik genan" "Tapi gue tetep bersyukur karena semesta mengizinkan lo untuk di sampi...