PART 46 | DONT WANNA CRY

7 0 0
                                    

"don't cry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"don't cry. Don't waste your tears crying for me, because I will be by your side forever"

_______

Dengan kondisi genan yang tidak memungkinkan untuk mengikuti ujian di sekolah. Ia memutuskan untuk mengikuti ujian di rumah sakit. Di temani bau obat dan suara mesin detak jantung. Sebenarnya ia tidak di perbolehkan oleh pihak rumasakit namun genan memaksa agar dirinya mengikuti ujian itu.

Semakin hari kondisinya semakin memburuk. Bahkan rambutnya saja sudah habis rontok.

Setelah mengikuti ujian nara pergi ke rumasakit menemani genan, namun ia kerap kali tak bisa menahan air matanya melihat kondisi genan. Kini ia menguatkan dirinya untuk membuka pintu ruangan itu. Pemandangan yang ia lihat pertama adalah lelaki lemah yang tersenyum kepadanya.

"Selamat datang kembali sayang"

Nara mengembangkan senyumannya.

"Gimana ada cerita hari ini? Gimana ujiannya lancar kan?"

"Lancar kok, genan gimana? Masih ada yang sakit?"

"Sakit semua dong ra"

Bahkan badan pria itu terlihat lebih kurus dan sedikit bungkuk. Bibirnya sangat pucat. Ia mengusap kepala genan yang tertutup dengan penutup kepala.

"Gue jelek ya ra?"

Nara langsung menangis begitu saja sambil menggelengkan kepalanya.

"Nggak kok, genan capek ya kayak gini terus?"

"Banget ra, padahal gue pengin ke pantai bareng lo"

Entahlah setiap perkataan yang keluar dari mulut genan itu menyayat hatinya begitu dalam.

"Nanti kalau genan udah sembuh kita ke pantai"

"Ujiannya tinggal dua hari lagi, belajar yang rajin biar bisa pertahanin rengking lo ya ra"

"Iya genannn"

"Graduation nanti kita bareng, pake toga"

"Pasti genann"

"Semangat terus, jangan nangis teruss, kalau mau nangis mending nggak usah tengokin gue deh, gue sebenernya mau ikut nangis ra, cuma gengsi aja karena gue udah jelek nanti kalo nangis tambah jelek"

Nara terkikik mendengar itu. Bukan nara yang menguatkan justru genan sendiri.

"Iya nggak, nara nggak nangis, tadi cuma kelilipan doang kok"

NARARYA || END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang